Lahat ng Kabanata ng BET ON ME (INDONESIA): Kabanata 11 - Kabanata 20
61 Kabanata
11. Secepat ini ?
Ketika sudah sampai di ruang kamar Hotel, Esme langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Esme menghabiskan banyak waktu berada di dalam kamar mandi dengan berendam dirinya di dalam bathup hotel bintang lima, sampai tiba tiba kegiatannya harus terhenti akibat bunyi bel pintu kamarnya yang berbunyi. Mau tidak mau, Esme harus keluar dari dalam bathup untuk membuka pintu dan mengetahui orang yang sudah menekan bel pintu kamarnya. Dan ketika sudah dibuka ternyata yang muncul di depan Esme sudah ada TJ yang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.   "Kenapa lama sekali ?" tanya TJ yang langsung nyelonong masuk begitu saja ke dalam ruangan Esme   Esme langsung menutup pintu dan langsung duduk di sebuah sofa yang sedikit berjauhan dengan TJ yang sudah lebih dulu duduk disana.   "Ada apa datang kemari ?" tanya Esme langsung tanpa basa basi lagi   "Bagaimana bisa kau mel
Magbasa pa
12. Aku akan memilihnya
Esme langsung dibawa pergi oleh Charles entah kemana pagi pagi seperti ini, awalnya Esme mengira kalau orang bermain judi adalah di malam hari tetapi tidak disangka mereka berjudi di pagi hari. Esme yang sama sekali tidak bertanya atau berencana ingin mencari tau ia akan dibawa kemana setelah ini, Esme hanya diam saja di kursi penumpang disaat Charles begitu focus dengan jalanan yang ada di depannya.   "Kenapa ya ? kau itu begitu berbeda dengan wanita yang akan selalu aku bawa ketika ingin ke Sixth Sense." ucap Charles memulai obrolan   "Apa maksudmu aku berbeda ?" tanya Esme bingung   "Aku tidak akan pernah melakukan hal ini sebelumnya kepada perempuan one night standku." ucap Charles   'Yak dia menganggapku wanita one night stand. Tidak salah juga sih perkataannya,' batin Esme merasa janggal ketika dirinya dianggap wanita one night stand   "Kalau begitu, aku dengan rasa yang sa
Magbasa pa
13. Malam ini, Kau bermain denganku.
Esme memandangi pemandangan luar dan dapat melihat Gedung Venetian Macau yang tidak akan lama lagi mereka akan sampai di dalam sana. Charles langsung menaruh kembali alat vape yang sempat ia gunakan sejak awal berangkat ke salah satu meja kecil yang ada di mobil limosin tersebut. Ia sedikit merapikan jasnya baru turun dari mobil limosin miliknya dan membuka pintu Esme untuk menyambutnya. Esme menerima uluran tangan Charles dan langsung masuk ke dalam Gedung Venetian Macau.   Malam ini suasana begitu ramai dan begitu padat dengan banyak orang orang yang asik bermain banyak permainan judi di dalamnya. Tetapi Esme tidak diajak ke tempat yang ramai tersebut melainkan mereka malah berbelok ke arah kiri dan memasuki sebuah lorong yang begitu gelap hingga diujung dapat Esme lihat terdapat sebuah lift yang begitu menyilaukan mata karena lift tersebut begitu kekar dan dilapisi oleh warna emas yang terang berderang dicampur emas gelap. Tentu saja dijaga dengan penjagaan y
Magbasa pa
14. Dia adalah Tunanganku, Sekarang !
Akhirnya permainanya pun dimulai, berhubung urutan Esme adalah yang terakhir sehingga Esme dapat melihat lebih dulu mengenai permainan yang mereka semua mainkan di ruangan ini. Waktu terus berjalan dengan begitu cepat bagi Charles dan giliran akan terus berputar dan terus berjalan, Esme terus mendapati para wanita malam yang sudah dibawa harus dilepas dan diberikan kepada lawan mereka masing masing. Tapi dari wajah mereka semua, sama sekali tidak terlihat seperti wajah yang sedih, kesal ataupun wajah mesemnya. Tetapi berbeda dengan Charles yang terus menunjukkan wajah mesam, tajam dan terlebih ekspresi kesalnya. Yang lain sama sekali biasa saja dan tidak mempermasalahkan mereka menang atau kalah tetapi kenapa Charles harus menunjukkan ekspresi wajah yang seperti itu ?   Setelah menunggu sekian lama akhirnya yang dinanti nanti oleh banyak orang pun tiba. Sekarang giliran Charles dan juga Four yang bermain, Esme sempat melirik ke arah Four dan juga Charles secara
Magbasa pa
15. Apakah kamu masih Perawan ?
Esme berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Four tetapi Four sama sekali tidak memberinya celah sedikitpun untuk melepaskan tautan tangan mereka. Sebenarnya Esme bisa saja melepaskan tautan tangan mereka dengan cara yang lebih kasar, tapi apa boleh buat karena sebelum Esme ingin melakukan hal tersebut tiba tiba seorang pelayan yang berpakaian cukup rapi dan sepertinya sudah cukup umur datang menghampiri mereka berdua. Esme hanya menampilkan senyum kakunya ketika pelayan tersebut sedang melihat ke arahnya dnegan tatapan yang sayu.   “Buenas noches, señor Austin. La señora está en el comedor.” Ucap Pelayan itu memberi salam kepada Esme dan Four (Selamat malam Tuan Austin. Madame berada di ruang makan saat ini)   Tapi detik selanjutnya Four sama sekali tidak membalas ucapan pelayan tersebut, Esme yang berada di sampingnya merasa shock sama sekali karena tidak mengira kalau ternyata bukan hanya sifat brengsek nya saja tetapi juga tid
Magbasa pa
16. Kelemahannya
"Jika kau berbicara denganku jangan sekali skali menggunakan bahasa Spain karena kau tau sendiri aku tidak mengerti banyak dengan Bahasa Spain, Jika ingin bertanya langsung saja katakan tidak perlu di tutupi begitu. Pengecut sekali." balas Esme sambil mendorong pelan badan Austin agar sedikit menjauh darinya   "Apa kau tipikal perempuan yang menunggu saat menikah ?" tanya Austin cukup tergoda   "Itu bukan urusanmu." jawab Esme sudah lelah   "Aahh Hahaha sangat lugu sekali." balas Austin yang sepertinya sudah bisa menebak   Esme segera menyudahi pembicaraan walaupun ia sangat ingin menimpali ucapan Austin dengan sangat tajam. Dan apa yang Austin bilang barusan ? Perempuan yang menjaga kehormatannya dibilang lugu ? Sungguh laki laki ini tidak tau diri sekali. Bahkan bagi Esme ia begitu bangga bisa menjaga kehormatannya agar tidak jatuh ke tangan orang yang salah apalagi sampai jatuh ke tangan Austin Ri
Magbasa pa
17. Lepaskan, Tuan Austin !
Esok pagi, Esme terbangun karena mendengar suara kicauan burung yang berada di luar ruangan serta sinar matahari yang mulai masuk menyusuri seluruh ruangan ini menjadikan ruangan ini lebih terang dari sebelumnya. Esme merasa tidurnya kali ini sangatlah nyenyak perihal tadi malam, ia bahkan bermimpi sedang berpesta pesta dengan temannya saking senang dan bangganya akan dirinya sendiri. Mungkin pesta merayakan perbuatan yang Esme lakukan tadi malam, bahkan ketika mengingatnya Esme jadi geli sendiri.   Esme berbalik badan dan membuka matanya dengan perlahan tetapi yang ia lihat pertama kali adalah wajah kesal beserta lelahnya wajah Austin. Matanya terlihat cukup merah dan sangat sayu, Mungkin benar seperti dugaan Esme. Ia tidak tidur kemarin malam karena sibuk mengurusi anaknya yang tidak kunjung tidur ...   "“Buenos días, señor Austin.”  sapa Esme ceria dan menampilkan senyum indahnya (Selamat pagi, Tuan Austin)  
Magbasa pa
18. Dia sungguh menggoda
"Kau mau lepaskan atau tidak aku akan --" ucap Esme terpotong dengan wajah kesalnya   "Akan apa ? Menendangku ? Cobalah kalau kau memang berani." balas Austin tidak takut   "Kau belum tahu rasa tendanganku yah. Kalau begitu rasakan saja jika memang kau penasaran." balas Esme terpancing masuk ke dalam perangkap Austin   Sebelum Esme ingin meluncurkan aksinya ia sudah terlebih dahulu di gendong oleh Austin. Esme bagaikan butiran kapas bagi Austin, Esme hampir saja menjerit karena tiba tiba Austin langsung menggendongnya dengan sangat cepat dan sangat mudah. Hanya dengan menarik dan mengangkat tubuhnya, sekarang Esme sudah berada tepat di gendongan Austin.   "Gunakan akal sehatmu Austin. Lepaskan Aku !!" ucap Esme terus bergeliat seperti cacin kepanasan saat digendong oleh Austin   "Tidak." balas Austin singkat, jelas dan juga padat. Bahkan Austin sama sekali tidak merasa terkecoh a
Magbasa pa
19. Aku ingin disiksa olehmu
Saat sampai di São Paulo International Airport Brazil tidak ada satupun dari Esme maupun Austin yang juga memulai perbincangan di antara mereka berdua. Dan sebenarnya Esme juga tidak mempermasalahkan Austin akan terus berdiam diri sampai satu minggu kedepan tetapi karena yang sedang Esme hadapi adalah untuk kelangsungan project yang ia kerjakan. Maka mau tidak mau ia tetap harus membuat Austin terus menginginkannya. Ketika sudah turun dari pesawat pribadi milik Austin, diluar pesawat sudah terdapat mobil sport yang sudah menjemput mereka. "Kita akan kemana sekarang ?" tanya Esme ketika sudah berada di dalam mobil berduaan dengan Austin "Bukan urusanmu." jawab Austin yang terlihat masih menyimpang kekesalannya 'Yasudah kalau memang tidak ingin berbicara denganku, toh aku juga tidak peduli' batin Esme berucap dalam hatinya "Kau diamlah di rumah dan jangan kemana mana ..." ucap Austin mengingatka
Magbasa pa
20. Mulai tergoda olehnya
Esme langsung menyipitkan matanya dan langsung melihat ke salah bentuk tatto yang begitu ia ingat dan kenal dengan orang tersebut. Ia adalah Joseph Busto, salah satu mantan agent CIA bagian IT. Jangan ditanya mengenai kemampuannya ia adalah orang paling handal dalam memecahkan sebuah masalah yang berhubungan dengan IT. Ia sempat menjadi kepala utama di bagian IT tapi sayangnya entah ada angin dari mana, Esme langsung mendapat kabar kalau ia mengundurkan diri. "‘Está borracho. Confías en este tipo que está tan borracho" ucap Austin ketika melihat Joseph masuk dengan keadaan yang hampir jatuh(Dia mabuk. Kau percayakan semua ini kepada orang yang Alcoholic seperti dia ?"  "Créeme, cuando veas sus habilidades. No tiene rival." ucap laki laki yang berpakaian trendy itu(Percayalah padaku bro, jika kau sudah melihat keahliannya maka kau akan tau kalau dia tiada tandingannya.) 
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status