All Chapters of My Boss: Chapter 41 - Chapter 50
66 Chapters
Bab 41
"Mas Jimmy? Asisten Evan?" gumam Erika pelan sambil menelan ludahnya dengan susah payah. Erika tidak menyangka kalau pemilik J entertainment adalah Jimmy, yang tidak lain suaminya sendiri. Selama ini identitas pemilik J entertainment sangat misterius, walau perusahaan tersebut sudah bertaraf internasional. Setiap melakukan kerjasama, hanya memperlihatkan orang kepercayaan Jimmy, bukan dia yang turun langsung ke lapangan. Karena Jimmy fokus dengan perusahaan Adinata Group.'Kenapa jadi begini? Zack tidak pernah bilang kalau pemilik J entertainment itu mas Jimmy.' batin Erika masih tidak bisa mempercayai penglihatannya sendiri."Pak Jimmy. Silahkan pak, rapat juga belum benar-benar di mulai." ucap sutradara ramah. "Semuanya, perkenalkan beliau ini adalah pemilik J entertainment. Pak Jimmy. Aku rasa kalian semua pasti sudah tahu siapa beliau, mengingat nama besar beliau sangat terkenal di Indonesia atau pun luar Indonesia." lanjut sutradara mempe
Read more
Bab 42
"M-mas, eh ... Pak Jimmy?" Erika membelalakkan matanya terkejut melihat siapa yang ada di belakangnya.Jimmy tersenyum misterius penuh makna saat menatap wajah cantik Erika. Sedangkan Erika mengerjapkan matanya beberapa kali, karena tidak menyangka jika Jimmy akan seberani itu menarik tubuhnya ke dalam pelukannya.Tanpa menunggu persetujuan dari Erika, kini Jimmy yang telah berada tepat di depan Erika mencium bibirnya dengan rakus. Melumat pelan penuh cinta sambil sebelah tangannya memegang tengkuk Erika untuk memperdalam ciumannya. Dan sebelah tangan yang lain merengkuh pinggang Erika posesif untuk mengikis jarak diantara mereka.Hal itu tentu saja membuat Erika sangat terkejut, matanya terbelalak lebar seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. Dengan segera Erika berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Jimmy. Namun bukan keberhasilan yang dia dapat, tapi Jimmy semakin mengeratkan pelukannya tanpa memperdulikan perlawanan dari Erika.Jantung Erika seperti
Read more
Bab 43
Saat sedang serius dengan pekerjaannya di depan laptop, Jimmy mendengar suara aneh yang membuatnya menoleh kearah ranjang. Penasaran dengan apa yang terjadi, Jimmy berjalan mendekati ranjang untuk memastikan. "Kamu mimpi apa, Hem?" Jimmy mengecup kening Erika yang sepertinya sedang mengigau.Jimmy mengulas senyum tipis di sudut bibirnya, Erika terlihat sangat imut di kala sedang tidur seperti ini. Rasanya melihat wajah cantik dari wanita yang dicintainya, membuat Jimmy seakan malas beranjak dari tempat itu. "Kamu benar-benar seperti magnet. Selalu membuatku ingin terus berada di sampingmu, menarikku semakin kuat sehingga aku tidak kuasa untuk menolaknya." gumam Jimmy. Sekali lagi Jimmy mengecup kening Erika sedikit lebih lama dari sebelumnya. Kemudian dia membenahi selimut untuk menutupi tubuh Erika agar tidak kedinginan karena air conditioner (AC) yang sedang menyala.Jimmy mengerutkan keningnya saat melihat Erika tersenyum sambil memejamkan mata. 'Apa mu
Read more
Bab 44
Pagi ini Erika terbangun dari tidurnya tanpa adanya Jimmy. Padahal Erika ingat betul tadi malam suaminya itu ada di sampingnya, tapi kenapa sepagi ini sudah tidak ada? Kemana perginya laki-laki itu? Erika mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling kamar, pandangan matanya jatuh kearah meja kecil tak jauh dari ranjangnya. Senyum tipis mengembang dari sudut bibir Erika. Lalu dia menyingkap selimut yang masih menutupi tubuhnya kemudian dia beringsut ke tepi ranjang dan beranjak mendekati meja kecil tersebut. 'Pagi ini aku harus segera pergi dinas ke luar negeri, mungkin sekitar 2 Minggu. Jaga dirimu baik-baik, sayang. Selama aku tidak ada di samping kamu. Love you so much.''Oh ya, jangan lupa di makan sarapannya sebelum menuju ke lokasi syuting.'Sebuah kertas bertuliskan pesan dari Jimmy. Erika membaca pesan singkat tersebut yang berada di atas meja. Erika tersenyum bahagia. "Ternyata mas Jimmy benar-benar sudah berubah. Semoga ini tidak bersi
Read more
Bab 45
'Apa ini ada hubungannya dengan gosip yang pernah beredar beberapa waktu lalu? Apa mungkin mbak Monika tahu, kalau yang ada di berita itu adalah aku?' batin Erika.Tentu saja Erika merasa takut, karena yang Erika pikirkan bahwa Monika adalah kekasih Jimmy. Walau Jimmy bersikeras membantahnya, namun kemesraan dan juga kebersamaan yang mereka tunjukkan selama Erika bekerja di kantor pusat Adinata Group membuat Erika tidak begitu saja percaya dengan perkataan Jimmy.Kini mereka berdua telah sampai di cafe. Keduanya memilih tempat yang sedikit jauh dari pengunjung yang lain, agar pembicaraan mereka jadi lebih santai dan nyaman. Perasaan tidak nyaman menghinggapi Erika. Apapun yang akan terjadi nanti, sepertinya bukanlah hal yang baik untuknya. Apakah dia akan siap jika ada hal buruk yang akan di sampaikan Monika? Entahlah, yang jelas saat ini Erika terlihat gugup dan berdebar tidak karuan.Dengan santainya Monika menarik kursi lalu mendudukinya. Kemudia
Read more
Bab 46
"Seperti apa yang kamu lihat. Aku tidak perlu menjelaskan lebih detail lagi kan? Aku yakin kamu sudah tahu betul apa maksud dari isi didalam kertas itu." jawab Monika yang kemudian menyesap minumannya yang masih tersisa di cangkirnya.Bagai tertimpa beban berat di atas kepalanya, sehingga membuat kepala Erika terasa berdenyut sakit seiring dengan semakin bertambah sesak didalam dadanya saat ini. Rasanya seperti tertusuk ribuan pisau disana. Tubuhnya lemas seakan tak bertenaga lagi, tangannya gemetar memegang kertas yang ada ditangannya kini."J-jadi ... M-mbak Monika sekarang sedang hamil?" tanya Erika memberanikan diri. Dia begitu terkejut dengan apa yang baru saja di ketahuinya hari ini. Hari ini benar-benar begitu banyak kejutan yang diterima Erika. Dia tidak menyangka bahwa hubungan Jimmy dan Monika sudah sejauh itu. Bahkan dengan begitu mudahnya Jimmy berbagi kehangatan di atas ranjang dengan wanita lain selain dengan dia sebagai istrinya.Keny
Read more
Bab 47
Evan mengerutkan keningnya. "Sepertinya ada yang tidak beres." ujar Evan curiga sambil menatap punggung Erika yang sudah berada didepan pintu kamarnya. "Apa benar semua berjalan baik?"Setelah memastikan bahwa Erika sudah masuk kedalam kamarnya, kini Evan mengambil ponsel dari saku jasnya untuk melaporkan apa yang terjadi di lokasi syuting kepada sang boss yang tidak lain adalah Jimmy. Karena Evan merasa curiga dengan gelagat Erika yang tidak biasa saat bertemu dengannya."Hmm, bagaimana? Apa yang kamu temukan di sana?" tanya Jimmy saat menerima telepon dari Evan di dering pertama. Pertanda jika Jimmy memang menantikan kabar darinya."Sepertinya semua berjalan dengan baik, Pak Jimmy. Hanya saja Erika saat ini sedang sibuk. Mungkin karena syuting akan segera berakhir, sehingga kesibukan Erika jadi bertambah." ucap Evan."Hm, kamu pantau terus apa yang ada di sana. Aku akan kembali dalam 2 hari lagi. Dan pastikan kondisi Erika baik-baik saja sampai aku tiba
Read more
Bab 48
Dengan berlinang air mata, Erika pun mengirim lokasi dimana dia sekarang berada. "Jangan kemana-mana, tunggu aku. Aku akan segera sampai kesana." ucap Zack yang kemudian menutup panggilan teleponnya. Tak ada jawaban dari Erika selain 'Hm' kemudian dia memasukkan ponselnya ke dalam tas. Tak lama terlihat Erika mengusap air mata di kedua pipinya dengan punggung tangannya.  Erika yang mendengar ucapan Zack sebelum menutup panggilan telepon itu pun hanya bisa menuruti perkataannya, lalu dia berjalan keluar dan mencari tempat duduk di halte yang tidak jauh dari restoran tersebut menunggu kedatangan Zack. Erika menghela napas berat ketika teringat apa yang dilihatnya di restoran tadi, "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" ujarnya pelan dengan kepala tertunduk. Tangannya perlahan mengelus perutnya yang mulai terlihat membuncit. "Haruskah aku pergi menjauh dari mas Jimmy seperti yang di katakan mbak Monica?" Air mata Erika kembali mengalir dikedua pipin
Read more
Bab 49
"Aku kemari bukan karena lapar, jadi sebaiknya jangan membuatku semakin merasa muak denganmu, Monica." desis Jimmy dengan sorot mata tajam seperti ingin membunuh orang di depannya itu. "Sekarang katakan apa maksudmu mengirimkan foto itu padaku?"Senyum sinis Monica terlihat jelas di raut wajahnya, sepertinya dia merasa puas membayangkan jika semua rencananya akan berhasil sesuai yang dia inginkan. "Kamu sangat mengetahui apa yang aku inginkan, Jimmy. Ayolah jangan berlagak tidak mengetahuinya." ujar Monica dengan tangannya yang mulai membelai dada bidang Jimmy yang masih tertutup jas serta kemeja.Dengan kasar Jimmy menepis tangan Monica, lalu dia menatap wanita itu dengan tatapan tak kalah sinis dari yang Monica berikan. "Kamu pikir kamu siapa berani negosiasi denganku?" ujar Jimmy lalu dia menarik sebuah kursi dan mendudukinya."Semakin kamu mengulur waktu, maka semakin habis kesempatan yang aku berikan padamu. Waktuku cukup terbatas, jadi jangan bertele-tele.
Read more
Bab 50
Mata Jimmy terbelalak melihat isi dari dalam amplop tersebut. "Apa ini alasan kamu mengabaikanku?"Setelah membaca apa isi yang ada didalam amplop, Jimmy mengeraskan rahangnya pertanda sedang marah. Kemudian dia meremas kertas yang baru saja ia baca. "Kali ini kamu sudah melampaui batas kesabaranku, Monika. Jangan salahkan aku, jika aku bersikap kejam padamu." geram Jimmy. "Tunggu setelah aku menemui istriku, setelah itu giliranmu mendapatkan balasan atas semua yang sudah kamu lakukan."Jimmy kemudian kembali menghubungi Erika dan berharap akan ada keajaiban jika Erika mengangkat panggilan telepon darinya. "Kenapa aku bisa sampai kecolongan begini, Monika sudah mengacaukan semuanya." geramnya.Seperti tidak mengenal lelah, Jimmy terus mencoba menghubungi Erika. Walau dengan jelas Jimmy mendengar jika panggilannya tersambung, namun Erika tidak pernah sekali pun mengangkatnya.Wajah Jimmy mulai cemas, bercampur menahan amarah. Cemas karena tidak tahu bagaim
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status