All Chapters of Melinda: Chapter 51 - Chapter 60
66 Chapters
Bab 51
"Perkenalkan saya Nona muda... Saya mbok Darmi.. saya dulu bekerja dengan almarhum kakeknya Nona, kalau tidak salah 5  tahun menjelang nenek Anda meninggal saya sudah bekerja di sana..  Dan sewaktu ayahmu lahir dan juga adiknya yang bernama Lisa.. mbok yang jadi pengasuh mereka, sampai akhirnya nenek anda meninggal karena sakit kanker…  Lalu datanglah si perempuan iblis itu, yang pura-pura baik mau menggantikan nenekmu, padahal di balik itu sedang merencanakan sesuatu. Buktinya dia memperlakukan anak-anak Tuan besar yang masih pada kecil-kecil secara tidak manusiawi, dan waktu saya coba membela dan melindungi ayah dan tante nonamuda, saya malah dipecat dan diusir begitu saja bahkan saya diancam kalau berani ngadu ke Tuan saya akan celaka.
Read more
Bab52
Walau di rumah almarhum Tante Lisa tidak semewah di banding kediaman keluarga kaya pada umumnya, namun Melinda merasa bahagia tinggal di sana. Banyak kenangan bersama Tante Lisa disini sewaktu beliau masih hidup, itulah sebabnya Melinda merasa berat meninggalkan rumah ini sesuai permintaan orang-orang yang kini sedang mendukungnya. Kedua pengacara senior ditambah Pak Herman dan Pak Hasan juga mbok Darmi, mereka mengusulkan kepada Melinda agar segera menempati Mansion peninggalan dari almarhum kakeknya. Pak Hendra yang hadir malam itu di acara jamuan makan malam bersama yang tadinya hanya diam, namun melihat keraguan di wajah calon CEO perusahaan Pratama grup ini jadi ikut angkat bicara. "Maaf Ibu Melinda, bukannya s
Read more
Bab 53
"Untuk kesekian kalinya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dukungan bapak bapak semua dan juga mbok Darmi,serta tidak ketinggalan kehadiran suami ku tercinta Ryan, karena saya merasa tidak akan sanggup menerima ini sendiri. Kedepannya mohon bimbingannya, Karena tanpa kalian semua aku bukanlah siapa-siapa."ucap Melinda sambil menyapu pandangan ke seluruh orang yang hadir di perjamuan malam itu. Setelah itu Melinda menyusul mbok Darmi dan kedua stafnya di dapur, yang lagi sibuk membersihkan sisa-sisa peralatan makan. Sementara kedua pengacara sedang sibuk berkoordinasi dengan Pak Hasan dan Pak Herman, Ryan mendekati Pak Hendra dan istri yang sedang bersiap-siap untuk pulang. "Kenapa terb
Read more
Bab 54
"Tuan muda Ryan, masalah identitas anda sebaiknya dirahasiakan dulu, sekarang kita fokus dulu di pelantikan Melinda besok hari, karena saya khawatir jika istri anda mengetahui identitas Anda saat ini pikirannya akan terganggu." Ucap pak Hendra berbisik ke telinga Ryan, ada rasa khawatir dipikiran Pak Hendra saat ini jika Melinda mengetahui bahwasanya Ryan adalah cucu dari ibu farah. Orang yang selama ini telah menyingkirkan keluarganya, dengan mengambil alih semua harta kekayaan peninggalan almarhum kakeknya. "Tapi om, sampai kapan saya akan merahasiakan ini? karena saat ini atau nanti istriku pasti akan tahu juga siapa sebenarnya Aku ini." Jawab Ryan dengan wajah yang sangat suram, karena dia tidak ingin merahasiak
Read more
Bab 55
Ryan hanya termenung melihat kepergian Pak Hendra dan istrinya, masih terasa nyaring terdengar di telinganyaperkataan Pak Hendra barusan yang menyebutkan bahwa Ayahnya bahagia mendengar tentang apa yang terjadi di sini. Ryan merasa apa yang dipikirkan Ayahnya saat ini sama dengan yang ada di pikirannya. Walau Ibu farah adalah neneknya atau Ibu dari ayahnya,yang saat ini sedang berurusan dengan kepolisian, mereka tidak merasa prihatin sama sekali. Menurutnya apa yang telah dilakukan ibu farah adalah hal yang diluar batas yang harus mendapat hukuman yang setimpal. Dalam hati dan pikirannya saat ini,ada perasaan senang bercampur emosional bila mengingat siapa orang di bali
Read more
Bab 56
"Apa yang mbok Darmi tahu tentang penyakit nenek saya waktu itu, karena yang saya ketahui nenek saya meninggal tidak lama sebelum melahirkan tante Lisa.. yang berarti waktu itu nenek saya belum terlalu tua umurnya." Sambil terus bersih-bersih piring, Melinda tidak henti-hentinya bertanya kepada Mbok Darmi tentang apa saja yang diketahui tentang neneknya. Mbok Darmi yang tadinya tidak ingin Melinda bekerja, jadi terbawa suasana karena mengingat kejadian waktu lalu bekerja dengan nenek dannya Melinda. 
Read more
Bab 57
"Apa dijebak?... bagaimana ceritanya mbok, kenapa almarhum kakek bisa kena jebakan wanita yang bernama ibu farah itu?"Melinda jadi sangat penasaran. "iya Nona muda, tidak sengaja waktu itu saya mempergoki wanita itu memasukkan sesuatu ke dalam minuman tuan Arya.. Waktu itu hari sudah agak larut malam, ketika mobil yang membawa tuan Arya yang baru pulang dari kantor. Sewaktu saya membukakan pintu untuk Tuan Arya, selain Pak Herman sebagai sopirnya di situ saya melihat ada wanita itu ikut bersama Tuan Arya masuk ke dalam kediaman. Saya melihat tuan Arya kelelahan, sehingga waktu berjalan pun dipapah oleh Pak Herman masuk ke dalam kamarnya, tidak seperti biasanya kalau Tuan pulang pasti melihat dulu ke kamar anak-anakn
Read more
Bab 58
Riyan kembali ke ruang tamu dimana di di sana sedang berkumpul bapak-bapak pengacara, Pak Herman juga Pak Hasan .Mereka sedang mendiskusikan suatu hal yang sangat penting untuk persiapan pelantikan Melinda besok pagi. Sejenak Ryan menghampiri mereka,tapi karena merasa kehadirannya tidak terlalu penting di situ dia segera pamit ke dapur mencari istrinya Melinda. Sebelum langkah kakinya sampai dekat ruangan dapur, Ryan mendengar Mbok Darmi sedang bercerita tentang almarhum Bapak Arya Pratomo dan istrinya kepada Melinda. Ryan menghentikan langkahnya di sudut ruangan yang tidak terlihat oleh Mbok Darmi serta Melinda dan juga kedua pembantu Mbok Darmi di situ, karena kebetulan terhalang oleh sebuah lemari es. 
Read more
Bab 59
"Lalu apa yang terjadi setelah itu mbok?" Melinda jadi sangat penasaran. "Kedua pengacara Ibu farah terus memberi tekanan kepada bapak Arya, agar bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Ibu Farah. Mereka mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum, jika Tuan Arya tidak segera menikahi Ibu Farah." Saya melihat tuan Arya saat itu sangat tertekan, beliau seperti makan buah simalakama. Di satu sisi dia masih sangat setia kepada almarhum istrinya dan berjanji tidak akan menikah lagi setelah beliau tiada, di sisi lain dia sudah terlanjur berbuat zinah kepada ibu farah dan harus bertanggung jawab. Akhirnya dengan berat hati, Tuan Arya bersedia menikahi Ibu Farah. Sepertinya beliau saat itu tidak ingin namanya dan pe
Read more
Bab 60
Mbok Darmi mengusap air matanya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ceritanya, sambil melihat ke atas  dia coba ingat-ingat kejadian sehari sesudah majikannya menikah dengan Ibu farah. "Di hari-hari pertama mereka sesudah menikah, Tuan Arya tidak memperlakukan istimewa kepada ibu farah... Yang saya ketahui waktu itu mereka tidak tidur satu kamar. Sepertinya Tuan Arya, memang tidak mencintai dan tidak mau membawa Ibu farrah ke dalam kamar pribadi milik peninggalan beliau dan mendiang istrinya, kecuali saat terjadi kecelakaan waktu itu. Walau tinggal satu rumah, tapi mereka beda kamar tidur. Tuan arya tetap di kamar pribadinya yang bersebelahan dengan kamar putra dan putrinya di lantai 2 Mansion tersebut, sedangkan ibu farah menempati kamar di lantai pertama bersama putra
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status