Semua Bab Stupid Love With Crazy Bad Boy: Bab 41 - Bab 50
82 Bab
Chapter 40
Dalam hidup pasti terdapat beberapa hal dan kejadian yang mau tidak mau harus kita terima secara ikhlas dan berlapang dada. Pada saat sedang  menghadapinya, hal tersebut memang sering kali terasa berat dan tidak tertahankan. Namun, sebagai manusia kita harus berusaha untuk menjalaninya, ketimbang terpuruk dan menjadi hidup tidak terarah.Dhilla sendiri tidak menyangka, hubungan dengan Abimanyu akan berakhir dengan dirinya hamil, mengandung dan melahirkan bayi kembar. Meski dirinya selalu baik-baik saja, atau pun mencoba baik-baik saja, namun tidak dipungkiri bahwa kadang kala, rasa belum bisa menerima kenyataan dan selalu merasa terpuruk pun kerap kali menghampiri. Setelah Dhilla hamil, memang semua aspek kehidupannya sangat berpengaruh bahkan berubah, apalagi Dhilla yang belum siap dari segi mental dan psikisnya. Waktu, hubungan dengan orang lain, bahkan mimpi dan cita-citanya jadi taruhannya.Dhilla yang semula bercita-cita melanjutkan ke sekolah kedinasa
Baca selengkapnya
Chapter 41
Enam bulan kemudian……..Dengan dagu bertumpu pada sisi boks bayi, Dhilla menatap lekat kedua putra pitrinya yang masih terbuai mimpi. Sesekali, ia menepuk pelan perut mereka agar tertidur semakin lelap. Senyumnya seketika merekah saat melihat Nasywa tersenyum dengan mata yang masih terpejam, “Mimpi apa kamu, Nak? Sampai senyum-senyum gitu?” Tanyanya yang hanya disambut hening. Ia mengusap pelan pipi tembem anaknya  itu, “Kalian, kelihatan damai banget kalau lagi tidur. Mama harap, kalian akan terus begini, meski masalah yang kita hadapi akan jauh lebih berat. Kelak saat kalian dewasa, jangan merasa menyesal karena dihadirkan sama Mama dan Papa. Terlebih, kalian jangan merasa menyesal karena dilahirkan dari ibu seperti Mama, ya, Nak. Semoga, kalian bisa memahami keputusan yang Mama ambil sekarang. Mama akan berusaha menjadi ibu dan Ayah yang baik untuk kalian, “Ucapnya seraya menahan air mata yang sedari tadi ingin mendesak keluar.
Baca selengkapnya
Chapter 42
Kita tidak mungkin bisa selalu benar di dalam hidup ini. Terkadang, kita mengambil keputusan yang salah. Tidak mengapa, melakukan kesalahan adalah hal yang wajar. Memiliki sesuatu yang salah adalah normal, karena kita adalah manusia. Kita tidak sempurna dan kita harus menerima fakta itu. Kita bisa saja terluka dan menangis karena pilihan yang sudah kita ambil. Tidak mengapa, luka bisa sembuh dan tangis pilu bisa mengering. Yang harus kita lakukan adalah tidak lagi tenggelam dalam semua kesalahan itu dan memperbaiki semua yang rusak. Kita bisa kembali bangkit dan bukan mustahil untuk kita menemukan kebahagiaan kembali, kita pantas bahagia.Waktu berlalu dengan begitu cepat, saat hidup terasa begitu bahagia. Bahkan, kita sampai lupa untuk meminta agar sangkala berhenti sejenak karena terlalu menikmati semua keindahan yang mengelilingi.Dhilla menatap satu persatu orang yang berada di meja makan bersamanya. Hidupnya begitu lengkap, meskipun masih ada satu hal yang ia inginkan
Baca selengkapnya
Chapter 43
Masa lalu tidak bisa kita buang, tidak bisa kita ubah, dan tidak mungkin bisa kita lupakan. Walau bagaimanapun, apa yang terjadi di masa lalu sudah menjadi bagian dari diri kita. Telah terukir abadi, hingga kita tidak mungkin bisa membuangnya begitu saja, bahkan kita tidak bisa memilih untuk menerima hal-hal indah yang pernah terjadi di masa lalu, kita juga harus bisa menerima hal pahit yang ada di sana.Tidak mengapa, kita tidak perlu berusaha terlalu keras untuk menghapus apa yang tidak mungkin bisa kita sirnakan begitu saja. Kita harus menerima semua baik atau buruk yang terjadi dalam hidup kita. Menjadikan semuanya sebagai pembelajaran agar kita bisa menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya. Sebuah bekal untuk membentuk masa depan.Pagi ini Dhilla berangkat ke kantor lebih pagi. Seperti biasa, ia naik sepeda motor kesayangannya, berbeda dengan Sabrina yang pagi ini juga berangkat pagi, gadis itu pergi ke kampusnya menggunakan mobil yang memang pemberian orang tuan
Baca selengkapnya
Chapter 44
Kita selalu gampang mempercayai apa yang mata kita tangkap. Seolah apa yang dilihat oleh mata adalah kenyataan yang ada. Seperti sebuah kebenaran yang sudah mutlak, apa yang di depan mata dan yang terlihat adalah sesuatu yang kita yakini benar-benar ada, membuat kita melupakan petunjuk-petunjuk yang datang secara silih berganti. Membutakan mata hingga kita tidak lagi bisa melihat hal yang tidak bisa kita lihat dengan mata. Kita pikir, yang tidak terlihat adalah ilusi semata. Kita lupa bila mata kita begitu mudah dibohongi dan mengalahkan pikiran kita.Hari Jumat, pagi-pagi sekali Dhilla berangkat ke kantor. Seperti pagi-pagi biasanya ia akan mengendarai motor untuk berangkat kerja. Sedangkan kedua anaknya, pagi ini di antar Sabrina, yang hendak ke klinik dokter Salwa.Hari Jumat, hari yang selalu dinanti oleh Dhilla. Iya, karena hari yang dikatakan hari pendek itu termasuk jajaran hari untuk weekend, dan di hari Sabtu ibu muda itu akan menikmati waktunya bersama kedua anak
Baca selengkapnya
Chapter 45
Sebagaimana pun manusia berusaha mengubah takdir, jika alur kehidupan sudah tetap dan tertulis di Lauhul Al Mahfudz, maka semua itu akan sia-sia. Melangkah menjauhi titik yang sudah ditetapkan, sama halnya dengan sebuah kemustahilan. Karena pada akhirnya, semua tetap akan berjalan sebagai mana mestinya, bergerak pada tempat yang sudah ditetapkan, dan terjadi sesuai waktu yang sudah ditentukan.Jika semua sudah terjadi, apa yang harus dilakukan?Menjauh pun sepertinya akan sulit, sedangkan menerima takdir yang sudah ditetapkan, sama halnya menunggu sebuah luka yang sudah pasti. Jujur, semuanya terasa berat dan menyiksa. Apalagi, ketika sebuah kenyataan pahit menanti di depan mata. Untuk melihat ke sisi lain saja, mata seakan terbebani.Jawabannya, hanya keajaiban yang menghampiri, sebagai jawaban dari doa-doa yang selalu dipanjatkan.Penat, rasanya Abimanyu ingin sekali berteriak pada dunia. Tujuh tahun lebih, ia mencari perempuan yang dicintainya, namun orang-ora
Baca selengkapnya
Chapter 46
Semua yang ada di dunia ini pasti berubah. Pengalaman dan perjalanan hidup lah yang membuat segala perubahan itu. Terkadang, perubahan memang akan terasa menyebalkan, namun kita harus tahu bila hal itu tidak bisa dihindari. Mereka yang tersakiti, tidak lagi bisa menjadi manusia yang sama karena perih yang menyiksa hati. Mereka, yang menjalani kehidupan yang keras, tidak akan lagi menjadi seseorang yang sama dan bisa terus-terusan di tindas. Waktu dan segala hal yang dilalui adalah faktor utama dari perubahan seseorang. Tidak perlu terkejut karena begitulah manusia, selalu bisa beradaptasi agar tidak tersingkirkan dari dunia tempatnya berada.Dhilla masih terkesiap melihat sosok laki-laki di hadapannya, masa lalu kembali menghantuinya. Bagaimana laki-laki itu meninggalkannya yang sedang hamil, dan menikah dengan perempuan lain. Pun dengan Abimanyu yang masih tidak percaya, perempuan yang dicarinya selama ini ada di depannya. Setelah pintu ruangannya tertutup, menandak
Baca selengkapnya
Chapter 47
Saat kita terpuruk, sering kali kita berpikir andai saja bisa memutar ulang waktu yang berlalu, maka kita akan kembali ke saat-saat dimana kebahagiaan menanti. Namun, kita sadar semua tidak mungkin bisa terasa sama karena apa yang telah berlalu, tidak mungkin bisa kita temukan kembali. Mungkin memang itu yang takdir siapkan untuk kita. Kita tidak mungkin bisa mengubah apa yang sudah ditakdirkan untuk kita, bukan?Seperti biasa, Dhilla sudah membantu kedua anaknya untuk bersiap ke sekolah. Setelah bersiap dan sarapan, Dhilla mengantar Abit dan Nasywa ke sekolah dengan menaiki sepeda motor. Dokter Salwa dan Sabrina, sejak pagi tadi sudah berangkat ke klinik, karena di klinik ada beberapa pasien yang sedang di rawat.“Jangan nakal ya, sayang,” Pesan Dhilla seraya menyambut uluran tangan kedua anaknya yang bergantian menyalaminya, “Nanti, Bunda Brina yang jemput. Kalian tunggu di post satpam aja ya, kalau Bunda belum sampai,” Pesan Dhilla sebelum kedua
Baca selengkapnya
Chapter 48
Andai melupakan semudah membalikkan telapak tangan, maka kehidupan akan terasa sangat mudah dan membahagiakan. Tidak mungkin ada rasa sedih maupun sakit bila kita bisa melupakan bagian terburuk dalam hidup kita. Akan tetapi, apa kita benar-benar bisa bahagia dengan melupakan apa yang pernah terjadi? Tidak kah kita akan merasa bila sesuatu yang hilang dari hidup itu akan membuat hidup kita terasa hampa?Dhilla tetap profesional, pun dengan Abimanyu. Mereka tidak terbawa oleh suasana masalah pribadi yang sampai saat ini masih menjadi sekat pembatas diantara mereka.Meeting proyek dengan pemerintah pun tiba, Dhilla menjelaskan presentasi rencana kerja dan juga segala perizinan, ia juga memberi saran agar proyek baru yang akan dikerjakan bisa terhindar dari risiko hukum yang akan timbul.Abimanyu memperhatikan Dhilla dan merasa kagum melihat perempuan ayu yang selalu mengisi hati dan pikirannya. Meskipun tidak secerdas dirinya, namun Dhilla selalu mempersiapkan segala ses
Baca selengkapnya
Chapter 49
Terjebak dalam masa lalu adalah sesuatu yang menyakitkan semua hal yang hanya menyakitkan. Semua hal yang hanya bisa kita nikmati sebagai bayang-bayang, namun tidak ada kuasa untuk mengubah apa yang ada di sana. Bukan salah kita, memang begitulah manusia, melupakan dan melepaskan adalah hal yang sulit bagi kita. Bukan salah kita juga bila sesekali kita berharap untuk kembali ke masa lalu dan mengubah segalanya karena memang manusia itu baru merasa menyesal  bila sudah ‘kehilangan’. “Tutup?” “Iya, mbak. Sedah lebih dari satu minggu yang lalu dia pulang kampung. Kalau pulang kampung suka lama, mbak, bisa satu bulanan,” Dhilla menghela napas berat, Tukang tambal ban lain di daerah sini nggak ada lagi ya, pak?” “Ada, tapi jauh banget, di ujung jalan situ, ke depan lagi dan harus nyebrang,” Dhilla lagi-lagi menghela napas beratnya, saat mendengar ucapan satpam yang berjaga di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status