Semua Bab Kawin Culik Sang Jenius: Bab 31 - Bab 40
109 Bab
31. Kode Rahasia (2)
. . . “Rudal khusus dilengkapi dengan system bom bunuh diri.” Jelas Jayden yang membuat sang Perdana Menteri dan komandan perang di sambungan video call itu terperanjat. Selama satu jam, Jayden sebelumnya telah mengamati desain rudal di bawah laut yang berhasil ditangkapnya. Awalnya, rudal itu terlihat sama seperti rudal biasanya, tetapi setelah melihat sebuah tanda merah disisi bawahnya, Jayden sedikit penasaran dan mencoba untuk melihat kembali sambungan yang dapat dilihatnya dari luar. Oh. Warna merah itu rupanya adalah kabel jenis Hs-24 yang biasa digunakan untuk menyambungkan sebuah bahan peledak lain yang akan meledak dalam hitungan menit apabila rudal itu tidak berhasil diluncurkan atau mengalami kendala dalam peluncurannya. “Jadi kau tidak bisa menon-aktifkan pelucurannya?” Kata Perdana Menteri itu dengan seragam kedinasannya yang terlihat gusar di dalam hatinya. Tentu, mereka harus menggagalkan misi Negara K, karena mi
Baca selengkapnya
32. Kode Rahasia (3)
. . . 2 menit kemudian, komandan negara K terlihat semakin tidak tahan lagi sehingga ia melepas semua kancing bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang berwarna hijau tua itu. Benar. Ia sangat frustrasi dengan adanya peretas yang tiba-tiba mengalihkan arah rudal mereka. Bahkan semua militer bersertifikat professional di bidang peretasan tidak mampu untuk mendeteksi mereka! Semakin kesal, komandan perang itu kemudian kembali menanyakan hasilnya. “Sudah atau belum???!!!!” teriaknya yang mendapat tanda gelengan kepala dari para bawahannya. Mereka semua sudah mencoba segala cara, tetapi sepertinya cyber musuh menggunakan strategi dan peralatan yang lebih canggih dari mereka sehingga mereka tidak mampu menggapai coding-coding yang telah menyusup dan memblokir jalan keluar mereka. Brengsek! Komandan itu seketika membalikkan mejanya hingga meja itu terpental beberapa meter kedepan sebelum akhirnya ia mengambil sebuah keputusan. “Cepat! Hubungi
Baca selengkapnya
33. Kode Rahasia (4)
. . . Sementara itu, disisi benua lain yang jauh dari tempat Jayden saat ini berada, Mawar tengah menatap hutan di wilayah bagian utara pulau itu. Dengan membawa secarik kertas di tangannya, ia mengamat-amati apakah itu adalah benar lokasi yang ditunjukkan pada gambar yang dilihatnya. Beberapa saat, sempat muncul keraguan didalam hatinya karena hutan dihadapannya begitu rimbun dan gelap. Hal itu tentu membuatnya semakin bertanya-tanya mungkinkah ada pepohonan buah anggur didalamnya seperti yang dikatakan oleh bibi Hans Em, jika mengingat lagi, bibi Hans sama sekali tidak mengatakan bahwa perkebunan anggur itu berada di dalam hutan melainkan berada di sisi utara pulau Henai. Sayangnya, meskipun bibi Hans sudah membekalinya dengan secarik kertas bergambar peta dengan seluruh petunjuk arah disana, Mawar sama sekali tidak memahaminya. Yang ia ketahui ketika ia bangun tadi pagi adalah ia mendapat hukuman untuk ikut merawat buah anggur yang dilakukan oleh p
Baca selengkapnya
34. Intuisi (1)
. . . Di saat Jayden sedang berpesta, hal sebaliknya terjadi dengan isterinya yang sedang ketakutan di dalam hutan itu. Selama beberapa jam, Mawar telah berusaha mencari lokasi sesuai peta yang diberikan oleh bibi Hans. Sayangnya, lokasi perkebunan itu tidak kunjung ditemuinya. Malahan saat ini, kakinya yang baru saja sembuh dari pecahan kaca saat ini harus merasakan rasa lelah yang tiada tara karena dirinya telah berjalan dalam waktu yang sangat lama. Sesaat, Mawar mengistirahatkan dirinya di atas gundukan tanah yang ada di bawah pepohonan rindang disana untuk sejenak mengamati kertas yang dipegangnya. Setelah beberapa waktu melihat, ia kebingungan sendiri karena tidak mengerti dengan apa yang berusaha dibacanya. Satu per-satu Mawar mengeja huruf petunjuk yang ada disana, dan ia tidak dapat menemukan apapun yang dapat menolongnya. Dimanakah dirinya saat ini berada? Langit sebentar lagi akan menjadi gelap, dan Mawar masih ditempat antah berant
Baca selengkapnya
35. Intuisi (2)
. . . “Sebuah agen rahasia berusaha untuk menjebol pertahanan kemiliteran di negara ini dan ia menjatuhkan benda itu.” Seorang Jenderal komando militer sedang berhadapan dengannya di kantor resmi Perdana Menteri di Negara itu ke-esokan harinya. Jayden yang kali ini datang dengan pakaian kasualnya berbalut jaket navy berwarna biru terlihat mengamati benda kecil yang dipegangnya. ‘XS’ Kedua huruf itu tertera pada permukaannya yang berbentuk lingkaran seakan mengartikan sebuah symbol sesuatu yang hanya dimengerti oleh pembuatnya. “Jay. Apakah kau tahu siapa yang membuka akses hingga Negara K bisa membuat basecamp disana tanpa terdeteksi?” Jenderal itu kemudian bertanya karena ia yakin bahwa pasti ada komplotan orang dalam yang menjadi pengkhianat sehingga ketahanan laut bisa dijebol oleh mereka selama satu tahun. ‘XS’ Kedua tulisan itu nampak sangat familiar bagi Jayden yang sepertinya pernah berjumpa dengan tulisan itu di tembok dunia ma
Baca selengkapnya
36. Intuisi (3)
. . . “Bos, kami sudah berada di lokasi.” Kata seorang agen T-corp yang menyamar menjadi seorang waitres di gedung Laveur dimana para bangsawan itu telah mulai berdatangan untuk melakukan pertemuan rutin mereka. Sembari melayani para tamu yang memesan minuman buah, agen itu bersiap-siap menunggu perintah dari atasannya. “Hem.” Jayden di depan layar monitornya, sedang berusaha meretas beberapa CCTV hingga mendapatkan ciri-ciri orang yang menjatuhkan benda itu dan segera mengirimkannya kepada seluruh agennya yang telah tersebar di gedung yang ada disana dan juga kepada komando militer yang telah siap sedia dalam penyamaran mereka yang tidak jauh dari lokasi gedung itu berada. “Bergerak.” Ungkap Jayden kepada agen-agen khusus T-Corp supaya mereka segera mencari dan membekuk penyusup itu diam-diam tanpa diketahui oleh satupun orang awam yang ada disana. T-Corp, terbiasa melakukan misi-misi rahasia dimana tidak seorangpun bisa melacak jejak
Baca selengkapnya
37. Apakah Mawar akan Selamat?!
. . . Brak! Sebuah pukulan menghantam meja dihadapannya hingga meja itu hampir terbelah menjadi dua. Jayden dengan wajahnya yang memerah menahan amarah, saat ini mengetahui mengapa ada perasaan aneh di dalam hatinya selama dua hari ini. “Bagaimana dia bisa tidak pulang? Apa saja yang kalian lakukan hah?!” Jayden dengan rasa frustrasi yang memuncak benar-benar terhantam dengan berita hilangnya Mawar yang baru saja ia dengar. “Jay. Aku sudah menghubungimu berkali-kali, tetapi kau mematikan sambungan dariku.” Suseno mencoba menjelaskan situasinya mengapa dirinya tidak bisa memberitahukan berita itu lebih awal kepadanya. Benar. Jayden mengingat memang dialah yang memutuskan untuk mematikan saluran yang menuju dirinya. Tetapi ia tidak menyangka bahwa akan ada hal semacam ini yang terjadi diluar dugaannya. Menyugar rambut lebatnya, Jayden yang berusaha menahan emosinya kemudian bertanya kepada bibi Hans. “Bi. Apa saja yang ia bawa?”
Baca selengkapnya
38. Tabir yang Mulai Terbuka (1)
. . . “Mawar!” Jayden yang melihat wanita itu, lekas berlari masuk kesana sesaat setelah para orang dalam itu mendorongnya dan mengunci kandang itu dari luar. Sedikit menempelkan dirinya sendiri ke punggung Mawar dengan kedua tangan yang terikat, Jayden seakan mengungkapkan kelegaannya yang akhirnya dapat menemukan wanita itu dalam keadaan hidup. “Mawar…” Dengan lembut Jayden menumpangkan dagunya pada bahu wanita itu dan sedikit berbisik untuk mengajaknya bicara. Meskipun menunggu beberapa saat, rupanya Mawar tidak kunjung menjawabnya, malahan mengibaskan bahunya sehingga Jayden hampir terjungkal kedepan kalau saja ia tidak segera menarik dirinya sendiri ke belakang. Apakah istrinya itu saat ini sedang marah? Dalam hati, Jayden yang telah menarik dirinya beberapa cm menjauh dari isterinya, kemudian memikirkan kembali hal-hal yang mungkin telah wanita itu lalui. Di dalam hutan itu, seorang diri dan bahkan dengan sekawanan serigala yang
Baca selengkapnya
39. Tabir yang Mulai Terbuka (2)
. . . “Lepas.” Mawar memberontak tidak menyukai sikap Jayden yang tiba-tiba berubah padanya. Selama dua hari, pria itu telah membuangnya dan ia hampir mati karenanya. Sekarang, dengan mudahnya pria itu datang dan memeluknya begitu saja. Brengsek! Mawar tidak mau terjatuh dalam pelukan semacam itu lagi. Batinnya dalam hati sembari terus mengibaskan lengan yang berusaha meraih pinggangnya. “Diamlah.” “Tidak!” “Kubilang diam.” Jayden tidak ingin berdebat kusir dengan wanita yang sepertinya sedang marah dengan sikapnya kali ini. Sehingga dengan lebih kuat ia menguncinya sehingga pergerakan wanita dihadapannya itu tertahan. Jayden tidak tahu ada apa dengannya, yang ia tahu hanyalah ia rupanya tidak bisa terlepas dari wanita yang ingin disiksanya itu begitu saja. “Hiks… Hiks…” Mawar dalam dekapannya terdengar menangis yang membuat hati Jayden sedikit teriris. Dengan lembut ia kemudian mengikuti kata hatinya untuk membalikkan
Baca selengkapnya
40. Tabir yang Mulai Terbuka (3)
. . . “Mawar, dimana kau?” Sebuah suara terdengar ditelinganya yang membuat wanita itu tersentak dari tidurnya dan menjerit dengan kencang. “Rasyid!” Sahutnya dengan lantang setelah terbangun dari tidurnya. Meskipun ia tidak ada disana, tetapi Mawar masih mengetahui jika hari ini seharusnya dirinya menikah dengan Rasyid. Tetapi sayangnya, dirinya saat ini malah berada disebuah penjara bambu bersama seorang lelaki kejam yang tengah menatap tajam dirinya. Sepertinya, pria di dekatnya itu sedikit marah. Tetapi Mawar tidak mau begitu memperdulikannya karena pria itu telah terlebih dahulu membuangnya ke dalam hutan! Mawar, saat ini masih mempercayai bahwa semua kegilaan yang dialaminya di dalam hutan itu selama tiga hari adalah ulah Jayden yang menginginkan dirinya menderita. Sehingga, keberadaan pria itu bersamanya, sama sekali tidak membuat Mawar merasa tenang karena pria itu bisa saja menjerumuskannya lagi dalam keadaan hidup dan mati. M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status