Semua Bab Cinta 80 kg: Bab 81 - Bab 90
96 Bab
I Know
Tubuh Irena terasa lunglai, mendengar semua cerita Igna, entah dia harus marah atau menangis. Dia benar-benar dilema, sejak tadi Arie menelepon dan mengirimkan pesan padanya namun dia tidak mau menjawab. Perasaanya kacau balau seperti terkena badai, gadis itu menghela napas panjang. Dia bingung harus berbuat apa, air matanya sejak tadi jatuh berlomba-lomba tak tertahan. Satu sisi dia ingin tahu apakah yang dikatakan Iqbal itu benar? Satu sisi dia sedih mendengar kenyataan dan kejujuran yang menyakitkan dari Igna. Sekarang Igna harus mempertanggungjawabkan perbuatanya dengan Iqbal di hadapan polisi. Hukum harus tetap ditegakkan. Apa yang dilakukan Igna dan Iqbal adalah kejahatan dan mereka melakukan itu karena dendam pribadi yang belum jelas kebenarannya. Irena memutuskan untuk pergi ke makam ayahnya, dia sudah lama tidak berkunjung ke sana. Hari masih siang, dia pun membeli bunga dan pergi ke TPU tempat di mana ayahnya dikebumikan. Gadis itu meletakkan sebuket bunga di atas pusara s
Baca selengkapnya
past grudge
Arie Lucas bukanlah orang yang banyak tingkah, di sekolah dia seorang ketua OSIS dan semua orang menyukainya. Sikapnya yang dingin dan cuek pada orang membuatnya hanya sedikit saja memiliki teman. Termasuk dengan Igna dia tidak pernah dekat hanya sekedar tahu karena satu kelas. Teman dekat yang dia miliki di sekolah hanya Mita itu pun karena ayahnya Mita adalah salah satu kolega bisnis Mamanya. Ayah Mita menitipkan gadis itu pada Arie karena hanya pada Arie gadis itu menurut, itu karena Mita menyukainya. "Rie bisa jemput aku enggak?" "Jemput di mana?" tanya Arie yang sedang asyik bermain game di rumahnya. "Aku ada di club malam Freeze." "What? Are you crazy Mita? Ngapain kamu di tempat kayak gitu?" Pemuda tujuh belas tahun itu menghentikan permainannya lalu menghembuskan napas kesal. Bisa-bisanya seorang gadis bermain di club malam. Udah paling bener gadis yang disukainya si tembem lucu itu,
Baca selengkapnya
not always beautiful
Iqbal tidak berkutik saat pintu kostan-nya diketuk dari luar, dan dia berhadapan langsung dengan seorang Arie Lucas dengan aura dominannya yang khas. Ada Hida sebagai kakaknya Irena, ada Irena dan Igna dengan wajah tertunduk dan Fero. Mereka semua menyambangi Iqbal di kostan-nya. Iqbal awalnya tampak kaget namun dia berusaha bersikap biasa saja, "Wah, ada apa nih rame-rame?" tanyanya dengan senyum sumringah. Namun bukan sambutan ramah dari tamu yang dia dapatkan melainkan sebuah bogeman dari Hida. Iqbal merasa pusing kepalanya dan telinganya terasa berdenging sejenak, sebelum akhirnya dia bangkit dan tertawa sarkas. "Main keroyokan?" "Lu pantes dipukul." ucap Hida membuat Iqbal tertawa terbahak-bahak. "Salah gue apa? Gue enggak ada masalah ya sama lu." "Bacot, mending sekarang lu ikut kita ke kantor polisi." ucap Fero kesal dengan sikap sombong Iqbal. Tak lama, dua orang berseragam datang dan memberikan surat penangkapan pada Iqbal
Baca selengkapnya
Muddy Water
"Hei, kenapa melamun?" tanya Arie pada gadis yang sekarang jadi pacarnya kembali, mereka sedang berada di luar rumah. Irena sedang merenung sendiri di bawah pohon mangga menatap rembulan di atas langit. Mungkin Igna menjadi bagian dari hidupnya, namun jauh dalam lubuk hatinya dia merasa bersalah, karena saat itu dia kehilangan arah dan Igna ada bersamanya. Canda dan tawa yang dibangun sekarang berubah jadi derai air mata, mengetahui betapa jahatnya Igna dan Iqbal yang hampir membunuh kakaknya juga Fero, mereka menggunakan mobil Arie dan Iqbal pikir mobil itu dikendarai Arie, saat itu Hida pergi dari rumah, saat sedang bermasalah dengannya dan Iqbal membuat mereka menabrak pohon untung mereka tidak apa-apa hanya sedikit luka, dua mobil Arie rusak karena kecelakaan disengaja yang dibuat keduanya. "Kamu temuilah Igna besok." ucap Arie yang duduk disampingnya. Irena terkejut mendengar ucapan kekasihnya, dia pun melirik ke arah kanannya di mana ada sosok yang da
Baca selengkapnya
my brother's choice
Irena baru saja menyelesaikan pekerjaan di kafe. Ponselnya berdering menandakan sebuah panggilan masuk. Dia melihat sebuah panggilan dari kekasihnya yang sekarang berada di Singapore. "Sayang, udah pulang kerja?" tanya pria berdarah Leo itu sepertinya sedang berada di dapur dan memakai celemek warna hitam dengan corak kelinci warna putih. Irena tersenyum kecil melihat sang kekasih yang sedang sibuk memasak mie sepertinya. "Apa yang sedang Kakak lakukan?" tanyanya. "Ini ini aku lagi buat ramyeon. tadi tidak sempat makan jadi aku makan di rumah. Di sini sedang hujan kalau di sana hujan tidak?" "Di sini tidak hujan, cuacanya masih panas. dan cafe sudah mau tutup, bagaimana kalau nanti aku telepon lagi di rumah. Lain kali jangan sampai terlambat makan jaga dirimu baik-baik selama di sana. Kamu tahu bukan aku tidak bisa mengurus mu kalau kamu sakit. Jangan membuat Mama kesal sekarang makan yang lahap lalu istirahat setelah sampai di rumah aku akan telepon balik." ucap
Baca selengkapnya
mother's blessing
Mak Esih adalah wanita yang kuat, membesarkan dua anak dengan penuh kasih sayang. Dia merasa tidak pernah salah mendidik kedua buah hatinya. Dia ajarkan dengan baik apa yang salah dan apa yang benar. Apa yang boleh dan tidak, dia dan suaminya mendidik kedua anak mereka dengan bimbingan dan kasih sayang, serta nilai agama yang sering diajarkan sepanjang waktu. Maka saat anak lelakinya berbeda jalan dengan orang lain pada umumnya. Wanita berumur enam puluh tahun itu merasa bingung, adakah yang salah dengan cara dia mendidik Hida? Adakah yang salah dengan cara dia memberi makan anaknya? Mak Esih hanya bisa menangis dalam diam. Dia sudah terlanjur, mengizinkan anaknya berhubungan dengan Fero, tapi dia tidak menyangka jika cinta mereka akan sejauh ini. Hingga memutuskan untuk hidup bersama dan menikah. Semalam Hida meminta maaf karena rencananya ini. Dia juga tidak mau menyakiti ibunya, namun jika dia berada di sini, akan lebih baik jika dia pergi. Dia tidak bisa melepaskan Fero, tetapi
Baca selengkapnya
Surprise
Waktu dan usia membuat seseorang menjadikan dirinya lebih dewasa, pengalaman dan juga kejadian di masa lalu menjadikan seseorang menjadi lebih kuat dan lebih menerima cobaan hidup yang mereka jalani. Irena sibuk dengan sejumlah paketan di rumahnya yang menggunung, para kurir sibuk mengangkat barang-barang dibantu beberapa pegawainya, rumah yang biasa sepi malam hari namun siang hari begitu ramai. Ibunya pergi ke Singapore bersama Mama Ayuni, dan kakaknya sudah sebulan tinggal di Thailand, mereka akan saling berkirim pesan terkadang saling komunikasi lewat video call. Ibunya juga sudah 2 minggu di Singapore, Mama Ayuni dan Aunty Dao mengajaknya jalan-jalan agar dia tidak sedih lagi. Sementara itu Arie sibuk dengan pekerjaanya namun terkadang dia akan mengirim pesan padanya dan juga sering menemui ibunya di apartemen sang Mama. Irena sendirian jika malam hari bersama si Black, terkadang Mbak Sri menginap atau anaknya yang bernama Kristina. Irena mendapatkan telepon dari kafe, Mbak Wen
Baca selengkapnya
Denpasar Moon
Kedua pasangan itu sampai di bandara Gusti Ngurah Rai, Bali. Seorang pria berumur 40 Tahunan menghampiri mereka. Dia tampak sudah akrab dengan Arie, dia mempersilakan Arie dan Irena masuk ke dalam mobil berwarna hitam itu. Mobil melaju degan kecepatan sedang, Irena menatap setiap tempat yang dilewati mobil itu, dia tersenyum menatap keindahan Bali. Sekitar 1 jam 4 menit kemudian, mobil berhenti di sebuah villa di kawasan Ubud. Mereka berdua turun dari mobil itu dan diantarkan masuk ke dalam Villa. Villa itu sudah dibooking penuh oleh Arie khusus untuk mereka berdua saja, semua sudah diperiksa olehnya. Kamar yang begitu nyaman dan menghadap langsung ke pantai. "Whoaa! Nyamannya kasur ini, langsung ngadep pantai lagi, aku suka banget Kak!" Irena berseru senang sambil matanya berbinar menatap pantai yang begitu indah. "Syukur kalau kamu suka, Aku pergi ke luar dulu ya mau telepon Mama. Kamu mandi saja dulu, mau makan di sini atau di luar?" "Makan di sini saja, aku capek.
Baca selengkapnya
Flying to the Moon
Lilin di meja sudah padam, makanan belum diantarkan karena belum ada instruksi dari Arie. para pelayan menunggu dengan cemas karena Tuhan mereka belum mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Secara gamblang gadis yang dia cintai menolak untuk menikah dengannya, apa yang salah apakah gadis itu belum memaafkan kesalahannya di masa lalu ataukah gadis itu masih ragu akan kesungguhan cintanya. Keduanya saling menatap sementara tangan sang pria menggenggam erat tangan gadis di hadapannya seolah ingin berkata bahwa apa yang dia lakukan saat ini benar-benar dari hati yang paling dalam, dia sudah mempersiapkan ini dari lama khusus untuk gadis yang ia cintai di malam hari ulang tahun tetapi kenapa gadis itu menolak?"Kakak pasti bertanya alasan aku menolak kakak apa?" "Ya aku masih bingung kenapa kamu menolakku bukankah kamu bilang sendiri kalau kamu sudah memaafkan aku dan kamu ingin aku menunjukkan keseriusan ku padamu. Dan inilah saatnya aku menunjukkan bahwa aku benar-benar menci
Baca selengkapnya
Love in Bali
Kedua tangan mereka saling berpegangan erat satu sama lain. Mereka berjalan di pesisir pantai Ubud, ditemani sinar matahari yang hangat. Sesekali keduanya bercanda, lalu saling kejar-kejaran. Siapa pun yang melihatnya pasti iri hati pada sang wanita. Bagaimana bisa seorang sesempurna itu menyukai wanita yang berbadan gemuk dan sama sekali tidak ada bule-bulenya. Tapi Irena meyakinkan dirinya bahwa Arie adalah seseorang yang tulus mencintai dirinya. Waktu yang mereka lewati bersama dan juga kenangan yang tercipta diantara keduanya, membaut Irena semakin yakin jika Arie Lucas dan dirinya ditakdirkan bersama. "Mau kelapa muda?" "Mau." "Sebentar ya, aku beli dulu." ucapnya mengecup kening Irena lembut. Irena merona teringat semalam bagaimana mereka saling menyatu dalam kehangatan dan juga saling memanggil nama masing-masing dengan suara menggetarkan jiwa. Rambut ikalnya tertiup angin, sementara kain Bali yang dipakainya ikut melambai. Seorang gadis kecil mendatangi diriny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status