Semua Bab KUBALAS HINAANMU DENGAN UANGKU: Bab 81 - Bab 90
98 Bab
Bab 81
Bab 81Amarah Ali"Mamah depresi, Mbak!""Depresi? Kok bisa?""Papah pergi ninggalin mamah demi wanita muda, uang dan juga perhiasan mamah dibawa semua. Paling parahnya hutang-hutang yang selama ini katanya dibayar ternyata tidak dibayar oleh papah. Dia malah main gil* dengan seorang wanita muda!" Jasmin menunduk, ada rasa malu di wajahnya. Menceritakan keluarganya yang jauh dari kata sempurna. Tepatnya keluarga yang mempunyai masalah yang begitu rumit. Bulek Ami dulu selingkuh, hingga dia diceraikan suaminya. Kini dia diselingkuhi suami barunya. Mungkin karma menimpanya. "Ayah tau tentang semua ini?" tanyaku pada Jasmin yang kini sudah berhijab.Dia menggeleng, sesekali mengusap air matanya yang terus mengalir. Aku mengusap punggungnya. Dia kini seorang diri."Suami kamu gak ikut ke sini?" Lagi-lagi Jasmin hanya diam. Dia tak menjawab sepatah katapun. Tapi aku yakin pasti ada sesuatu yang telah terjadi.Aku menghela nafas panjang. Ku Syukuri sesuatu yang diberikan Tuhan padaku. Ter
Baca selengkapnya
Bab 82
Bab 82Keras kepala"Adi tidak akan menceraikan Siska, apalagi meninggalkannya?""Jika kamu membawa wanita itu kembali, kamu bukan anakku lagi!" Bak disambar petir. Suara menggelegar itu membuatku terkejut. Mendengar sesuatu hal yang membuat aku bergidik ngeri."Pak, sabar. Eling, jangan Seperti ini!"(Eling = ingat)"Sabar, Pak." Nanda ikut menenangkan Bapak. Dia terlihat sangat marah kepada Adi. "Pak, beri Siska kesempatan. Adi yakin dia akan berubah!" Adi memohon meminta kesempatan pada bapak.Aku berjalan mendekati Adi, memegang bahu kanan dan juga kiri anak lelakiku itu. Memberikan penjelasan dan memintanya tak lagi membahas Siska untuk saat ini.Takutnya suamiku akan kambuh sakitnya.Adi mulai bisa mengontrol emosinya. Tadi emosinya masih meluap-luap hingga nafasnya terlihat tersengal-sengal.POV NandaSiska adalah sosok ipar yang menurutku sangat mengerikan. Dikala dia masih ada di sini. Banyak hal yang terjadi, dia wanita yang cukup berani. Apalagi dengan kedua mertuanya yang
Baca selengkapnya
Bab 83
Bab 83Ditagih hutang"Bayar hutang dulu! Sini kamu?" Tangan nya yang lentik melambai ke arahku."Hutang? Aku merasa tidak pernah memiliki hutang, apalagi dengan anda!" Aku jawab dengan tenang. Memang nyatanya aku sudah tidak memiliki hutang. Mengambil pinjaman di bank dengan menggadai motor ketika ingin membangun rumah dulu. Alhamdulilah, sudah lunas. Sudah tidak ada lagi hal yang mengganggu pikiran."Ni, surat pernyataan kalau kamu pinjam uang sama saya!" Map berwarna biru dilempar ke arahku. Padahal aku sudah berniat mengambilnya dengan sopan. Surat itu mengatakan bahwa hutang itu atas nama Siska, tapi jika ada sesuatu hal lain dan Siska tidak bisa membayarnya hutang ini akan dibayar oleh Nanda. Itu yang tertulis di selembar kertas. Yang sudah ditandatangani diatas materai."Ini bukan tanda tangan saya!" Aku mengelak. Tapi memang sungguh kenyataannya nya kalau aku tidak pernah menandatangani kertas yang aneh-aneh. Apalagi jika menyangkut hutang piutang, aku akan meminta izin dulu
Baca selengkapnya
Bab 84
Bab 84PelakorKututup telpon kemudian aku tangkupkan kedua tangan ke dada. Rasanya tak percaya akan bisa sampai di titik ini."Kenapa, Dek?" tanya Mas Wawan yang menatapku penuh tanya.Adi, Bapak dan juga ibu, juga melempar pandangannya ke arahku."Jasmin, Mas!""Jasmin kenapa?""Dia mau ikut jualin baju aku! Dia mau ngambil foto disini. Mau lihat-lihat baju juga!""Alhamdulillah," ucap syukur bersamaan oleh semua yang ada di situ saat itu.Tidak pernah terbayangkan olehku akan semudah ini menjalankan usaha yang tadinya tak pernah menyangka akan sebesar ini.Kini aku mulai terjun di sosmed, banyak reseller yang ingin bekerja sama. Hingga aku kewalahan dalam hal menyiapkan barang."Mas, aku pulang dulu ya? Menyiapkan apa saja yang akan aku perlihatkan besok!" Aku segera berjalan pulang ke rumah. Disambut dengan pelukan hangat dari Hawa. Anak kecil itu selalu bisa membuatku tersenyum bahagia. Dengan tingkah polosnya itu.Pov Siska"Sayang, kamu punya hutang?" tanya pria tua itu."Iya,
Baca selengkapnya
Bab 85
Bab 85PengusiranPOV AUTHOR"Assalamualaikum," Terdengar salam dari luar. Nanda yang hendak mengambil air minum pun ia urungkan. Segera digendong Hawa lalu kemudian dia berjalan menghampiri sumber suara. "Waalaikumsalam, Jasmin." Teriak Nanda lalu merangkul keponakannya. Jasmin sekarang sudah berubah, dia jauh lebih baik dan tidak mengikuti jejak almarhum ibunya, memusuhi Nanda. Jasmin membalas pelukan sepupunya itu. Sembari mencium Hawa yang masih ada dalam gendongan Nanda. "Gimana kabarnya? Sehat?" tanya Nanda melonggarkan pelukannya. "Sehat, alhamdulilah. Mas Wanto sekeluarga juga sehat. Karyawannya pada libur, Mbak?" Jasmin menyapu keseluruhan ruangan hanya ada setumpuk kain dan juga deretan mesin jahit. "Iya, banyak pesenan. Setelah selesai aku kasih libur. Kasihan!" Jasmin dan Nanda terlihat sangat antusias. Kedatangan Jasmin ke Wonogiri tidak lain ingin membantu soal pemasaran baju milik Nanda. Terlihat sekali Jasmin memuji kualitas kain dan juga jahitan milik Nanda. Jasm
Baca selengkapnya
Bab 86
Bab 86KebakaranNia langsung mencatat alamat toko tersebut.Nanda dan juga Wawan pun langsung bergegas pergi. Karena stok kain di rumah sudah menipis.Hawa pun ditinggal dirumah, dititipkan kepada sang ibu mertua. Disepanjang jalan Nanda selalu berdoa agar segera dimudahkan dalam urusannya.Kali ini Tuhan sangat mempermudah dan memperlancar jalan raya yang biasanya sedikit macet di jam pulang sekolah.Langsung ditemukannya toko yang dimaksud. Tidak lama Nanda meminta sang karyawan mencarikan kain yang dimaksud. Alhamdulilah, kainnya dalam motif lebih banyak dan lebih murah.Karena toko berada cukup jauh. Dan memakan waktu cukup lama dalam perjalanan, jadi proses pembayaran dan juga pengiriman tidak bisa cepat seperti biasanya. Mungkin besok baru diantar karena tidak akan cukup waktu jika diantar sekarang.Nanda dan Wawan pun kembali ke Wonogiri. Dalam perjalanan mereka sengaja mampir sebentar di rumah makan untuk sekedar mengisi perut dan juga beristirahat sejenak. Tanpa terasa jam
Baca selengkapnya
Bab 87
BAB 87Amarah"Siapa, Mas?" tanya Nanda kembali dengan penuh penekanan.Wanita yang berjuang mati-matian demi rumah dan juga usahanya itu kini berselimut amarah dan juga dendam. Dia tidak akan membiarkan orang yang sudah membakar rumahnya itu bebas begitu saja.Suami dan juga Bapak mertuanya menatap langit-langit yang sudah tak tertutup lagi. Berfikir keras. Dalam hati bertanya, siapa yang ada dibalik semua ini?"Siska! Pasti siska, dia kan orang yang iri dan juga tidak suka denganku!" Tebak Nanda yang membuat semua orang terkejut. Selama ini Nanda tidak pernah suka berburuk sangka pada orang lain. Tapi tidak kali ini, mungkin sisa kesabarannya juga sudah terbakar bersama rumah dan juga usahanya."Jangan gitu lah, Dek. Gak baik, nanti kalau gak benar jadinya fitnah!""Siapa lagi, Mas?""Benar suamimu, Nan. Kamu harus lebih berhati-hati lagi. Takutnya kalau Siska tidak terbukti bersalah kamu bisa dijerat pasal pencemaran nama baik. Itu yang biasa bapak dengar di tipi-tipi." ucap Bapak
Baca selengkapnya
Bab 88
BAB 88Menerka-nerkaSebenarnya jika uang itu sudah berkurang tak masalah bagi Nanda. Tapi ternyata tidak hanya berkurang tapi juga tandas tak tersisa."Hutang yang mana lagi, Bu?" tanya Nanda pelan penuh kehati-hatian. Ada rasa tak nyaman menanyakan hal yang dianggapnya bukan ranahnya. Tapi bagaimanapun itu uang bernilai sangat banyak. Yang awalnya Nanda pikir jika dibelikan sapi atau kambing semua bisa mendapatkan hasilnya.Semua orang terdiam tak ada yang bisa menjelaskan. Tapi Nanda dan juga Wawan hanya bisa menghela nafas dengan berat. Harus kemana dan bagaimana agar bisa kembali berdiri. Belum lagi orderan dari pak lurah yang sebentar lagi harus sudah selesai. Uang pun sudah ditangan tapi barang belum ada yang selesai.Nanda dan suami harus extra tenaga dan pikiran memulai usaha lagi dari awal.Wawan kemudian pergi meninggalkan mereka yang masih berada di teras depan.Pergi melihat rumah dan sesekali membersihkan puing-puingnya."Mas, Sudah sore. Kita istirahat, besok lagi kita
Baca selengkapnya
Bab 89
Bab 89Rayuan SiskaAdi seperti biasa terlihat sibuk menyiapkan segala macam keperluan kerjanya. Hari ini hari Sabtu, biasanya dia libur. Tapi karena ada sesuatu hal yang harus ia kerjakan di kantor jadi dia harus berangkat. "Pak, saya berangkat kerja dulu. Tapi sepertinya nanti saya terlambat pulang ke rumah.""Ya ,sudah. Hati-hati," Pinta Bapak yang sambil berlalu. Hari ini bapak rencana akan mulai bekerja kembali. Badannya yang sudah mulai enakan dan sudah lebih sehat. Terlalu lama dirumah juga gak bagus. Karena kebutuhan juga semakin banyak. Sekarang Wawan sekeluarga juga tinggal dirumah itu. Harus ada uang lebih untuk berjaga-jaga.Dalam perjalanan ke kantor. Ponsel Adi yang disimpan dalam tas terus saja berdering. Ada telepon masuk. Entah dari siapa?Motor sengaja dihentikan ditepi jalan. Agar bisa tenang menerima telepon. Dan juga lebih aman jika motor dalam keadaan berhenti."Halo," jawab Adi sembari membuka kaca helm nya."Halo, Mas. Kita bisa ketemu gak? Ada yang pengen a
Baca selengkapnya
Bab 90
BAB 90Bu siti"Siapa wanita itu, Pak?"Nanda menerka-nerka siapa wanita yang telah membayar orang untuk membakar rumahnya? Sungguh keterlaluan jika benar itu Siska. Tapi benarkah Siska?Semua karyawan Nanda berpamitan. Karena mereka bilang akan menghadiri acara lain. Padahal mereka sudah merencanakan akan pergi kerumah Nia. Akan membicarakan bagaimana membantu Nanda."Apakah itu Siska?" Nanda kembali bertanya karena sudah tidak sabar lagi mendengar jawaban dari pak lurah."Saya kurang tau, Nan. Yang penting dia seorang wanita. Menggunakan masker dan juga helm berwarna hitam. Dia juga menggunakan kacamata hitam. Ciri-ciri itu yang disampaikan pada saya,"Nanda dan juga Wawan membuang napas dengan kasar. Mereka sudah tidak tau harus bagaimana lagi.Kring …. Kring ...kring.Suara ponsel milik Nanda berbunyi. Dari nomor yang tidak dikenal. Nanda pun tak berniat mengangkatnya. Dia lagi tidak ingin berbicara apapun."Siapa, Nan? Kok gak diangkat?" tanya Ibu mertua yang sedang duduk bersam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status