Semua Bab Kau Buang Aku, Kunikahi Bosmu: Bab 11 - Bab 20
327 Bab
Bab 11
Bab 11“Pak, sudah sampai,” ucap Tatang, sang supir, ketika menyadari Handi masih terduduk di kursinya sembari termenung.Mendengar suara Tatang, Handi pun tersentak. “Oh, ya.”Melihat majikannya turun dengan wajah serius, Tatang menggelengkan kepala, merasa Handi beberapa hari ini memiliki begitu banyak pikiran.Dalam perjalanan menuju ruangannya, begitu banyak orang membungkuk dan memberi hormat pada Handi. Beberapa menyapa dengan senyuman dan memberikan pandangan terpukau pada pria itu.Begitu sampai di lantai kantornya, seorang wanita yang duduk di meja depan ruangan Handi berdiri dan memberi hormat kepada pria itu. “Pagi, Pak Handi.” Sapaannya itu hanya dibalas Handi dengan anggukkan kepala, sama seperti pria itu membalas karyawan lain. Namun, sebelum Handi masuk ke kantornya, Langkah pria itu berhenti. Dia menoleh ke belakang dan berkata, “Rosa, periksa satu orang untukku.” Netra hitamnya terlihat dingin ketika menurunkan perintah tersebut.Rosa, sang sekretaris, terlihat siap
Baca selengkapnya
Bab 12
Bab 12Adi tampak sibuk mengutak-atik komputernya. Ada deadline yang menunggu karena Handi harus segera menandatangani dokumen tentang laporan keuangan bulanan. Sayangnya, Adi terlalu semangat untuk bersenang-senang sampai lupa dengan pekerjaannya sendiri."Duh! Kenapa harus hari ini, sih?!" Adi meremas rambutnya sendiri. Dia merasa kesal karena tuntutan pekerjaan yang seringkali membuatnya kerepotan. Padahal, Adi berpikir bisa bersantai karena diberi kendali penuh oleh Yayuk. Tapi ternyata wanita itu juga tak bisa berkutik saat berhadapan dengan laporan.Sebagai wakil manajer, pekerjaannya selalu menumpuk. Tapi Adi biasanya berhasil melempar semua pekerjaan pada karyawan lain. Dia hanya perlu bersantai dan menunggu, maka semua pekerjaan selesai tepat waktu. Tapi apa-apaan ini?Mereka semua angkat tangan karena takut berurusan dengan Handi. Kesal, itulah yang dirasakan Adi."Sialan!" desisnya lagi sambil mengusap wajahnya dengan kasar.Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Adi lantas m
Baca selengkapnya
Bab 13
Bab 13Adi mengusap wajahnya dengan kasar. Dia kembali duduk di kursi kerjanya sambil menatap komputer yang masih menyala."Sialan! Bukannya membantu, dia malah memarahiku!"Padahal Yayuk biasanya bersikap lembut. Walau kadang dia memasang ekspresi masam saat ada karyawan lain. Kening Adi terasa berdenyut nyeri. Padahal dia biasanya bisa ungkang-ungkang kaki dan menyerahkan semua pekerjaan pada karyawan lain. Tak ada satupun diantara mereka yang berani membantah. Tapi kali ini, Adi sepertinya harus bekerja keras.Apalagi Rosa sempat memperingatinya untuk segera membawa dokumen berisi laporan keuangan dengan segera ke ruangan Handi.Adi menghela napas berat. Percuma saja menggerutu karena tak ada siapapun yang mau membantu.Di ruangan direktur utama, Rosa kembali setelah pergi ke bagian departemen keuangan. Handi lantas menoleh dengan tatapan meminta penjelasan."Pak, saya sudah mengeceknya. Tapi dokumen masih belum diselesaikan," jelasnya singkat.Handi mengangguk perlahan. Dia sudah
Baca selengkapnya
Bab 14
Bab 14Tangan Adi kembali terkepal dengan erat. Laporan yang telah dikerjakannya kembali ditolak sebanyak tiga kali oleh Handi.Bahkan lagi-lagi pria itu tak mengecek laporan yang telah dikerjakannya dengan susah payah. Handi langsung melemparnya tepat di depan wajah Adi."Kerjakan lagi," ujarnya singkat tanpa melirik ke arah Adi.Handi memilih untuk menyibukkan dirinya sendiri menatap layar monitor yang menyala. Namun ekor matanya masih bisa menangkap ekspresi wajah penuh kemarahan serta kekesalan di wajah Adi.Handi sangat yakin kalau pria itu pasti merasa kesal karena laporannya terus saja ditolak. Tapi dia memang sengaja melakukannya karena Adi memang tidak mengerjakannya dengan benar. Hanya dengan melihat sekilas saja sudah bisa menemukan banyak kesalahan di dalam dokumen laporan keuangan.Sebuah pertanyaan terbersih di kepala Handi. Apa Adi selama ini tidak pernah mengerjakan laporan keuangan? Batinnya heran.Padahal Handi selalu mendapatkan laporan yang sesuai dan tak ada kesal
Baca selengkapnya
Bab 15
Bab 15"Aku harus pulang sekarang karena suamiku sudah ada di parkiran kantor," jelasnya singkat sambil merapikan pakaiannya yang sempat kusut karena berada di dalam dekapan Adi."Bilang saja lembur," usul Adi. Dia masih ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi bersama dengan Yayuk. Yayuk menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Aku nggak mau karena resikonya besar."Adi mendengus kesal. Yayuk sangat egois dan terlalu takut akan resiko. Padahal jelas sejak awal wanita itu tahu kalau berkhianat pasti ada konsekuensinya.Adi kembali mendekat dan mendekap tubuh Yayuk. Tapi dengan cepat wanita itu langsung berusaha untuk menepisnya."Jangan bertingkah kekanakkan, deh! Lagipula aku nggak mau suamiku curiga!" sentaknya.Adi memutar bola matanya dengan malas karena dia kembali mendapatkan penolakan dan Yayuk bahkan tak segan menepis tangannya."Aku cuma mau memelukmu sebentar saja, Yuk! Apa itu salah?"Yayuk berhenti mengemas barangnya. Dia kini beralih menatap Adi. Yayuk terdiam sejenak, nam
Baca selengkapnya
Bab 16
Bab 16Adi terburu-buru masuk ke dalam kantornya. Semalam dia lembur dan pulang jam 22.00 WIB. Bukan hanya rasa lelah yang menguasai, namun kantung matanya juga tampak menghitam.Untungnya, Adi tak terlambat. Namun begitu dia masuk ke ruang departemennya, Yayuk ternyata ada di sana. Wanita itu tampak mengulas senyum tipis saat melihat kedatangan Adi. "Pagi," sapanya.Tapi sayangnya, pria itu justru melengos dan memilih duduk di kursi kerjanya.Kening Yayuk tampak berkerut karena bingung. Dia lantas mendekat perlahan-lahan."Ada apa?"Adi mendengus kasar. "Urus saja pekerjaanmu," sinisnya.Adi masih saja merasa marah. Bukan hanya ditinggal pulang, Yayuk juga mengabaikan pesannya sejak semalam.Kesal, itulah yang dirasakan Adi."Emangnya aku berbuat salah, ya? Kamu ini semakin hari aneh sikapnya, Di!" protesnya sambil melipat kedua tangan tepat di depan dada.Adi yang tengah menyalakan komputer, lantas menoleh dan menatap lekat netra hitam milik Yayuk. Dia tak habis pikir dengan sikap
Baca selengkapnya
Bab 17
Bab 17Mata Yayuk tampak melotot dengan sempurna setelah melihat dokumen di tangannya. Kini pandangannya beralih menatap sosok Adi. "Apa kamu sudah gila?!"Kening Adi tampak berkerut. "Aku masih waras, Yuk. Kenapa kamu heboh sendiri, sih?"Yayuk mengusap wajahnya dengan kasar. Dia tak habis pikir dengan Adi. Dokumen di tangannya berisi laporan keuangan bulanan yang diisi dengan acak dan palsu."Apa kamu berniat untuk membuat rahasia kita terbongkar?"Adi menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Mana mungkin aku melakukan hal bodoh seperti itu?"Yayuk melempar dokumen itu ke atas meja. Napasnya kini tampak memburu naik turun karena emosi. "Lalu kenapa kamu membuat laporan seperti ini?!"Adi menghela napas berat sambil berdecak kesal. "Memangnya ada yang salah? Nggak 'kan?"Tanpa rasa bersalah sedikitpun, Adi mengangkat bahunya dengan acuh. Sikap Adi barusan membuat wanita itu kembali terpantik amarah. "Kamu benar-benar sudah gila, Di! Pak Handi bisa saja curiga saat melihat isi laporan
Baca selengkapnya
Bab 18
Bab 18Adi berjalan menuju ke ruangannya. Sesekali dia bersiul sambil mengulas senyum tipis saat bertemu karyawan lain. Pria itu merasa bangga karena kinerjanya kini tak lagi diragukan oleh Handi. Dia bahkan hanya perlu menunggu waktu untuk memanen hasil kerja kerasnya."Wih, Pak Adi keliatannya lagi happy, nih?" tanya salah satu karyawan yang seringkali menjilat.Adi terkekeh pelan sambil menepuk pundak pria itu. "Pastinya, dong! Makanya … kamu kerja yang benar biar bisa dipuji sama atasan," sindirnya.Pria itu tersenyum kecut. Perkataan Adi barusan jauh lebih mirip seperti sebuah hinaan. Walau Adi memang tersenyum saat mengatakannya, namun hal itu tak mengurangi sedikitpun rasa sakit hati dari orang yang mendengarnya"Sudah dulu, ya. Maklum, orang sibuk kerjaannya banyak!" Setelahnya, Adi pergi menjauh meninggalkan seorang karyawan yang kini tampak mengepalkan tangannya dengan erat."Dasar orang belagu! Lihat saja nanti, dia bakal kena batunya sendiri!"Adi menghentikan langkahnya s
Baca selengkapnya
Bab 19
Bab 19Siti membuka ruang kerja milik Handi. Diliriknya ruangan yang lebarnya tidak lebih dari 5x5 meter itu tampak rapi dan juga bersih.Perlahan ia masuk sambil membawa sebuah kemoceng di tangannya. Tanpa menunggu lagi, Siti mulai membersihkan setiap sudut ruangan itu. Dia tak perlu menghabiskan banyak waktu apalagi tenaga untuk membersihkannya. Sebab Handi selalu merapikan barang-barangnya sendiri. Wanita itu beralih membersihkan sebuah rak yang diisi berbagai buku. Namun tiba-tiba pandangannya teralihkan pada sebuah buku bersampul biru muda. Buku itu tampak paling berbeda diantara buku yang lainnya. Rasa penasaran membuatnya refleks mengulurkan tangan dan meraih buku itu. Ternyata buku bersampul biru muda itu adalah sebuah novel romansa.Kening Siti tampak berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu. Dia merasa cukup heran. Sebab Handi terlihat seperti orang yang tak menyukai hal-hal manis, apalagi berhubungan dengan romantisme."Aneh ... apa beliau menyukai novel seperti ini?
Baca selengkapnya
Bab 20
Bab 20Yayuk meletakkan segelas kopi yang baru saja diseruputnya. Pandangan matanya tanpa kosong karena ada banyak hal yang membuat kepalanya terasa berdenyut nyeri.Mungkin Adi memang sudah menyelesaikan masalah tentang laporan keuangan bulanan. Tapi entah mengapa hatinya terasa gelisah.Hatinya diliputi dengan rasa takut karena selama ini dia telah berbuat kecurangan agar bisa mendapatkan lebih banyak uang.'Apa sebaiknya aku diam dulu selama beberapa hari ke depan, ya?' batinnya.Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya perlahan. Yayuk terpekik kaget sambil menoleh dengan tatapan terkejut."Adi?!"Bukannya merasa bersalah karena telah mengejutkan Yayuk, Adi justru mengulas senyum tipis.Wajah Yayuk kini tanpa kesal karena tadi sempat membuatnya merasa khawatir dan juga bertindak dengan semena-mena."Ngapain datang kesini?" tanyanya dengan nada bicara yang terdengar.Kening Adi tampak berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu. Dia lantas menarik kursi dan duduk tepat di samping Yayu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
33
DMCA.com Protection Status