All Chapters of Biaya Pernikahan Mewah Adik Iparku: Chapter 31 - Chapter 40
69 Chapters
Berubah?
Anna berubah?Anna berniat melepas alat bantu pernafasan Retno, ia takut jika Retno nanti menuntutnya."Bod*h banget aku bisa keliru! Andai saja tadi aku tidak bicara pada Farah, aku kira dia mengetahui tentang itu, ternyata tidak!" gerutu Anna.Krieett.... Pintu terbuka. "Hayo Anna, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Stella, masuk kedalam ruangan itu."Aku gak ngelakuin apapun kok, cuma mau lihat keadaan Ibu saja!" jawab Anna, mengelak. Stella melipat kedua tangan ya di dada."Pembohong, aku tau apa yang akan kamu lakukan. Kamu mau mencelakai Ibu mertua kita bukan?" ledek Stella, ia seakan tahu apa yang akan Anna lakukan. Tentu saja Stella hapal dengan sikap Anna, dulu mereka sangat dekat. "Kamu mau melepas alat bantu pernafasan itu kan?" Stella menyenggol bahu Anna. "Enggak kok!" sahut Anna terbata."Aku juga sudah mendengar pembicaraanmu dengan Farah, tadi!" bisik Stella lirih. Ucapan Stella barusan sukses membuat mata Anna membulat sempurna, ia apes ketahuan oleh Stella. "Das
Read more
Gita
Gita menjadi baik?"Udah Pak, penjara in aja dia. Gak yakin aku dia bakal bayar kali ini!" ujar Angga memandang sinis Gita. "Jika aku di penjara, uang kalian bakal gak balik!" sahut Gita."Aku lebih ikhlas, kehilangan uang dan melihat kamu di penjara setidaknya aku puas!" ujar Angga, yang membuat Gita terdiam. Gita beranjak dari duduknya, dan bersimpuh di kaki Angga."Tolong kali ini beri aku kesempatan, pasti aku akan bayar jangan laporkan ke polisi lagi," Gita memohon, agar Annga mengasihani dirinya. "Jangan terpancing muka melasnya itu, pasti dia bohong dan bisa kabur!" cerca Cindy menatap Gita tajam. Gita tertegun melihat tatapan semua orang yang kini di hadapannya, seakan akan ingin melahapnya bulat-bulat. Julian datang menyusul Gita, ia melihat adik bungsunya sedang bersimpuh di kaki Angga, pemilik catering. "Bang, tolongin Gita," Gita merengek menghampiri Julian, ketika tahu Abangnya itu datang menyusul. "Apalagi sih ini Git? Masalah terus yang kamu perbuat!" bukan memb
Read more
Perbuatan Stella
Perbuatan StellaFarah sedang di kamar mandi, ia meletakkan ponselnya di atas meja rias. Gita yang telah mengintai sedari tadi masuk kedalam kamar Farah. Melihat ponsel Farah yang tergeletak begitu saja, menggoda Gita untuk mengambilnya. Jiwa klepto Gita meronta, dan langsung menyahut ponsel itu. "Ih, paswordnya apa?" gumam Gita, yang tidak mengetahui pasword ponsel Farah. Gita mengedarkan pandangan, dan melihat laptop Farah di atas nakas samping tempat tidur."Jadi Mbak Farah, sekarang nulis pakai laptop. Pasti dia menyimpan file nya di sini," gumam Gita kembali dan mulai membuka laptop Farah. Farah mengintip Gita dari balik pintu kamar mandi, yang berada di kamarnya. Nampak Gita yang sedang sibuk dan fokus mengutak atik laptop milik kakak iparnya itu. "Mau maling ya?" bisik Farah, yang sudah berada di samping Gita."Hahhh....!" Gita berteriak, dan terperanjat kaget oleh suara Farah yang muncul tiba-tiba."Ngapain kamu pegang laptopku, pasti mau maling kan!" hardik Farah."Engga
Read more
Memutuskan Cerai
Memutuskan Bercerai"Aduh aku gak tahan lagi," rintih Gita, keluar dari toilet, wajahnya sudah mulai pucat. Farah yang merasa kasihan membuatkan Gita, teh pahit untuk di minum agar diare nya tida keterusan."Di minum Git!" Farah menyodorkan segelas teh itu, untuk di minum oleh Gita. "Apa itu Mbak, pasti mbak mau memperparah keadaanku kan?" ujar Gita, tak mau menerima teh itu."Agar keadaanmu membaik, di tolong malah berprasangka buruk!" ucap Farah dan meletakkan gelas itu di atas meja. Gita melirik, dan bangkit untuk meraih gelas itu. "Semoga ini bisa menghentikan mulesku," ucap Gita lirih dan lemas. Ia akhirnya meminum teh buatan Farah dan menuju ruang tamu. Gita berbaring di atas, dan akhirnya tertidur. "Kapan kamu berubah.." gumam Farah, yang melihat Gita tertidur di sofa. Farah sebenarnya berharap Gita bisa berubah seperti yang lain, tapi sepertinya sulit atau mungkin mustahil mengharapkan Gita menjadi lebih baik?**"Bangun juga kamu!" ucap Stella, yang sudah duduk di sofa ya
Read more
Rasa Iri
Rasa Iri GitaDahlan menelpon Julian, untuk mengajak Stella, gantian untuk menunggu Ibunya di rumah sakit. Setelah mengucapkan kata cerai, Dahlan meninggalkan rumah sakit dan pulang kerumah Saidah, adiknya. ~~~~"Abang sudah serius, untun bercerai," ucap Dahlan, di hadapan Saidah."Itu semua udah benar Bang, gak usah merasa bersalah. Apalagi Mbak Retno itu sudah berselingkuh, punya anak dari pria lain dan kita baru tahu sekarang, keterlaluan!" ujar Saidah, ia menghela nafas ikut merasakan situasi pelik yang kini tengah menerpa kehidupan Abangnya.Keputusan Dahlan, kini sudah bulat ia sangat yakin untuk mengakhiri pernikahan yang telah ia bina bersama Retno. **"Bapakmu, menceraikan Ibu," ujar Retno, mengadu pada Julian. "Aku sudah tahu Bu, jika itu memang keputusan yang terbaik, apa boleh buat!" jawaban Julian, membuat Retno membelalakan matanya tak percaya. Putra yang dulu selalu membelanya, kini tidak ada satupun yang berpihak pada dirinya. Mereka semua sudah seperti Raka, begitu
Read more
Hadiah
Hadiah Dari Raka Dan Farah"Mana mobilmu?" tanya Julian, pada Juanedi untuk menunjukkan mobilnya. "Untuk apa, kamu menanyakan mobilku?" ucap Junaedi, ia enggan menunjukkan."Kita sekarang kerumah sakit, menggunakan mobilmu saja!" jawab Julian."Tidak, kita naik taxi atau ojek saja," ujar Junaedi, agar Julian tak menggunakan mobilnya. Perasaan Junaedi, tidak enak."Cepat tunjukkan, yang mana! Atau kamu mau ku habisi?" ancam, Julian.Junaedi merasa kicep, dan menunjuk mobil berwarna putih miliknya. "Berikan aku kuncinya!" ucap Julian. "Biarkan, aku yang menyetir," sahut Junaedi. "Tidak! Kemariman kunci mobil itu!" paksa Julian, dan merebut paksa kunci yang ada di tangan, Junaedi."Kembalikan!" ujar Junaedi, spontan. "Cepat masuk!" Julian, mendorong tubuh Junaedi untuk segera masuk dan ia yang menyetir.Stella mengikuti mereka, menggunakan sepeda motor yang tadi mereka kendarai.**Setibanya di rumah sakit, Julian langsung menarik tubuh Junaedi untuk keluar dan masuk kedalam rumah
Read more
Menikah Lagi?
Pria Baru Stella dan Julian, bergegas untuk kerumah sakit. Tampak Raka, yang baru saja tiba di depan rumah mereka dengan sepeda motor nya. "Mau kemana, Bang? Nampak buru-buru gitu," tanya Raka setelah mematikan mesin motor."Gita, kecelakaan Ka, dan sekarang di rumah sakit!" jawab Julian."Kecelakaan? Ya Allah, masalah apalagi ini. Aku ikut ya Bang, tunggu di sini, aku ambil mobil dulu!" ujar Raka. Stella dan Julian, mengagguk. Lebih baik mereka pergi dengan mobil, apalagi sudah malam, sekitar jam 21.00 malam. **Farah di rumah bersama Namira, adiknya itu sedang menginap."Abang, cepat banget dari rumah Bang Julian," ujar Farah, saat melihat suaminya sudah kembali."Abang mau bawa mobil," jawab Raka dan masuk kedalam kamar mengambil kunci mobil."Mau kemana, Bang?" tanya Farah penasaran, karena suaminya itu terlihat sangat tergesa."Gita, kecelakaan! Sekarang dia di rumah sakit. Abang, sama Bang Julian dan Kak Stella mau kesana," ujar Raka."Aku ikut, Bang!" pinta Farah."Kamu di
Read more
Nando
Kelicikan Nando"An, kamar untuk Ibu udah siap kan?" tanya Nando pada istrinya."Udah Bang, rapi. Ibu tinggal nempatin doang, emangnya jam berapa dia datang?" tanya Anna, yang sibuk mengupas bawang bombay untuk memasak sup. Nando meminta nya untuk masak enak, karena Ibunya akan datang."Abang juga kurang tahu, mungkin agak siangan. Nanti Bang Julian, yang mengantarnya kemari," jawab NandoAnna, setuju jika mertuanya tinggal bersama mereka. Semua saudara iparnya, sudah mengetahui Anna pelaku pembakaran rumah itu, jadi Julian meminta agar Anna mau menerima Retno, tinggal di rumahnya. Anna yang merasa amat bersalah karena perlakuannya menerima usulan Julian, dia harus mempersiapkan hati yang luas untuk menerima tinggal bersama mertuanya itu. ***Stella membantu membereskan semua barang, dan apa saja yang di bawa pulang. Sedangkan Julian masih sibuk mengurus administrasi."Julian mana?" tanya Retno, di kala Stella sedang memasukkan barang kedalam tas."Sedang urus administrasi!" jawab St
Read more
Minta Resepsi
Minta ResepsiGita mengambil air minum di dalam galon, dan menyiramkan pada tubuhnya. Stella sama sekali tak merasa kasihan pada Gita, justru ia tertawa puas melihat keadaan Gita, kini.Vivi kemudian mengeluarkan ponselnya, untuk memfoto Gita dan Aldo, dengan kondisi mereka yang buruk. Penuh dengan noda kuah bakso, bercampur cabai."Makasih ya Mbak, sudah membantuku mengetahui perselingkuhan mereka. Aku bersyukur tidak jadi menikah dengan playb*y cap buaya ini!" ujar Vivi, berterimakasih pada Stella. "Sama-sama, pria yang buruk hanya untuk wanita yang buruk juga. Bukan untuk wanita yang baik sepertimu, semoga menemukan jodoh yg lebih baik ya," jawab Stella. Gita melirik tajam kearah Stella, ternyata kakak iparnya adalah dalang dari semua ini. Dia yang telah memberitahu Vivi, tenang hubungannya dengan Aldo. Bagaimana bisa Stella, mengetahui tentang Aldo? Begitu batin Gita. Stella, membalas tatapan Gita dengan tersenyum, seakan meledeknya.Vivi berlalu pergi, Aldo justru memanggilnya
Read more
Termakan Ucapan
Termakan Ucapan Sendiri"Git, lihat deh wajah, Ibu makin kusam dan timbul flek hitam!" keluh Retno, saat bercermin. Gita yang sibuk dengan gawainya menoleh."Kita ke toko Mbak Farah, aja Bu. Dia kan jual skincare dan kosmetik," ujar Gita.Retno berjalan mendekati putrinya. "Benar kamu Git, yuk kita kesana," dengan girang Retno, menyetujui untuk berkunjung ke toko milik Farah. ~~~~"Mbak, minjam motor dong!" Gita menjulurkan tangannya, meminta kunci motor pada Anna.Anna yang sedang sibuk menyiram tanaman, menoleh kearah Gita. "Mau kemana?" tanya Anna."Mau ke toko Mbak Farah, udah sini kuncinya. Pelit banget di pinjemin!" jawab Gita, ketus."Minjam yang sopan dong!" sahut Anna, kesal."Gak usah ngajarin Gita, sopan santun. Kayak kamu udah benar aja, ngomong sama mertua aja kadang masih gak sopan!" cerca Retno. Anna, menahan geram. Ibu dan anak itu, benar-benar menguji kesabaran nya. "Aku sopan jika kalian juga sopan!" Anna melempar kunci motor itu di teras, kemudian bergegas ma
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status