Semua Bab KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU: Bab 41 - Bab 50
136 Bab
41. MENJAGA PERASAAN
Membalas pengkhianatan suami dan Sahabatku (41)POV RASYADi wastafel toilet, Aku membuka sarung tangan penuh darah yang masih menempel di kedua tanganku. Air kran ikut mengguyur membersihkan darah itu hingga darah itu meluruh ke wastafel dan mulai terbuang oleh air. Tadi baru saja aku selesai mengoperasi pasien yang cangkok jantung. Setelah sarung tangan itu bersih, Aku membukanya satu persatu, lalu membuangnya ke tempat sampah yang ada dipinggir pintu toilet.Aku membuka penutup kepala berwarna hijau yang tadi aku pakai untuk operasi juga. Rasanya gerah sekali. Aku pun membasuh wajahku sambil menyugar rambutku. Seketika sedikit ada rasa segar yang terasa. Dari pagi hingga sore ini, pekerjaan ku sangat sibuk sekali. Banyak sekali pasien yang butuh penanganan. Bahkan, Sejak tadi aku tak sempat membuka ponsel sama sekali.Sempat ada istirahat sejenak untuk mengisi perut waktu siang tadi, Tapi aku lupa untuk membawa handphone ku yang tertinggal di meja. Padahal, Aku ingin sekali menga
Baca selengkapnya
42. SIASAT NURA
Membalas pengkhianatan suami dan Sahabatku (42)POV NURATiga Minggu kemudian..."Mas, Kamu kapan akan kerja lagi ?!" Dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada, Aku bertanya penuh kesal pada Mas Amar yang tengah main laptop membuat sebuah lamaran pekerjaan. Sudah tiga minggu aku tinggal di kontrakan ini. Rasanya tidak tahan sekali. Apa-apa mesti aku lakukan sendiri tanpa memakai bantuan asisten rumah tangga.Aku menyapu, Mencuci piring, kadang juga masak meskipun gak terlalu bisa. Akhirnya aku dan Mas Amar sering pesan makanan online atau sengaja beli makanan yang ada di restoran. Kalo kayak gini terus, Aku bisa stress. Tubuhku yang selalu perawatan ini bisa-bisa jadi rusak gara-gara mengerjakan pekerjaan rumah tangga.Lelaki yang tengah duduk sambil main laptop itu mendongakan kepalanya kepada ku. "Kamu sabar dong, Sayang. Aku 'kan sekarang juga terus usaha dari waktu itu. Mungkin belum ada rezekinya aja. Aku yakin 'kok, Nanti aku juga bisa kerja lagi di kantor. Kamu sabar d
Baca selengkapnya
43. BU SINTA SAKIT
Membalas pengkhianatan suami dan Sahabatku (43)Dengan rasa kesal dan lelah, Aku duduk di kursi setelah pulang dari melamar kerja. Sial, Bisa-bisanya aku tidak diterima kerja di perusahaan PT Senja Jingga. Apalagi, Satria mengancam jika aku tidak akan bisa diterima di perusahaan manapun. Bagaimana kalo sampai dia tidak main-main dengan perkataannya ? "Gimana tadi interview-nya, Kamu udah diterima ?" Tatapanku langsung menoleh pada Mas Amar yang baru masuk pintu dengan mengenakan pakaian kemeja berwarna abu pekat dan celana hitam. Sepertinya ia habis melamar pekerjaan lagi seperti kemarin-kemarin."Enggak." Jawabku singkat. Lelaki itu mengerutkan keningnya. "Enggak gimana maksudnya ?" tanyanya."Ya Aku gak diterima kerja, Mas." Dengan malas aku menjawab. Badanku rasanya lelah dan tak mau banyak bicara."Kok bisa ? Padahal kamu kan di perusahaan yang dulu juga memiliki sertifikat yang baik ?" "Gak tau lah, Mas. Aku juga gak ngerti!" Jawabku. Tak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya
Baca selengkapnya
44. RAHASIA PAK BRAM
Membalas pengkhianatan suami dan Sahabatku (44)POV NURA"Ra.. ada yang mau ibu ceritakan sama kamu.." hingga kemudian ibu berbicara. Ucapan Ibuku terdengar serius. Entah apa yang ingin diucapkannya. "Iya, Bu. Apa emangnya ?" Aku bertanya.Namun, Bukannya menjawab. Kini ibu malah tiba-tiba menangis. "Loh, Bu. Kenapa ?" tanyaku panik. "Apa ada yang terasa sakit ?" Aku menggenggam tangannya, Lalu melihat pada ibu, memastikan ibu baik-baik saja.Ibu tak menjawab dan hanya tetap terisak meneteskan air mata. Seakan ada hal yang sangat terasa berat untuk ibu katakan. Namun entah apa ?"Udah, Bu. Nanti aja bicaranya kalo ibu udah baikan. Sekarang mendingan ibu istirahat, Ya ?" Aku segera beranjak dari kursi, kemudian menarik selimut yang menutupi ibu dari bagian perutnya hingga kutarik untuk menutupi dadanya. Tak lama ibu menghela nafas kemudian memejamkan matanya. Aku menatapnya lirih dengan pikiran yang bertanya-tanya. Apa sebenarnya yang ingin ibu katakan. Apa selain dari sakitnya ini,
Baca selengkapnya
45. WAJAH YANG TAK ASING
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU (45)"Ini, Pak." Ucapku sambil menaruh uang di telapak tangannya. "Terimakasih..." jawab lelaki itu sambil mendongakkan kepalanya dan membuat ku sontak kaget. Badanku terasa mau runtuh.Bukankah dia...Aku melihat pada wajah seorang bapak yang tak asing bagiku."Pak ? Bukankah bapak ini Pak... Setyo ?" Aku bertanya untuk memastikan. Kening lelaki itu mengerut seperti bingung."Kamu tau nama saya ?" tanyanya dengan telapak tangan yang disimpan di depan dadanya. Aku manggut-manggut. Sepertinya lelaki itu memang Pak Setyo---Ayahnya Nura."Iya, Pak. Saya pernah tahu bapak dari Nura. Dan dulu saya juga pernah melihat bapak beberapa kali saat dirumahnya Bu Sinta. " Aku menjawab. Kemudian lelaki yang sudah seperti seumuran ayahku itu, Berdiri."Kamu kenal Nura ?" Dengan tatapan lirih, ia bertanya. Aku mengangguk. "Iya, Pak. Saya temannya Nura." Hati ini rasanya berat mengatakan Nura sebagai temanku. Tapi ini demi bisa membuat bapak dihadapan ku in
Baca selengkapnya
46. BERTEMU LAGI
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU (46)Pak Setyo---Ayahnya Nura turun dari angkot di depan sebuah Rumah Sakit Pelita. Beliau ingin mengetahui kabar mantan istrinya dan putrinya---Nura."Alhamdulillah, Karena kemarin diberi uang sama Nak Via, Aku jadi bisa tinggal di kontrakan dan beli pakaian." Ucapnya dengan penuh rasa syukur sambil menatap dari baju kemeja yang berwarna abu, Celana panjangnya yang berwarna hitam, hingga sendalnya yang lebih layak daripada sendal capitnya yang kemarin yang bahannya sudah tipis dan kotor. Lelaki itu tidak mau terlihat sangat kumal saat masuk ke rumah sakit, Karena takutnya pihak rumah sakit akan mengusir dirinya jika penampilannya memperlihatkan dirinya yang pengemis, dan ia tidak mau membuatnya tidak bisa bertemu dengan anak dan mantan istrinya.Tak lama Pak Setyo mulai melangkahkan kakinya menuju lobby rumah sakit dengan jantung yang bergemuruh hebat karena tak sabar ingin segera mengetahui kabar anak dan mantan istrinya. Ia ingin sekali m
Baca selengkapnya
47. PESAN DARI AYAH
Membalas pengkhianatan suami dan Sahabatku (47)Amar menatap penuh tanya pada apa yang tengah terjadi. Ia hanya berdiam diri dengan perasaan cukup syock melihat semua orang yang ada di dalam ruangan itu menangis dan melihat Nura yang nampak penuh emosi. "A-ada apa ini ?" tanya Amar.Nura, Bu Sinta, dan Pak Setyo, semuanya menatap pada Amar. Pak Setyo heran dengan siapa lelaki yang masih muda itu.Segera Nura berlari menghampiri Amar sambil memegangi tangannya. "Mas, Aku mohon, Usir orang ini, Mas!" Nura merasa mendapat pertolongan dengan kehadiran Amar. "Tunggu, Sayang. Ada apa ? Apa yang tengah terjadi ? Dan siapa bapak ini ?" tanya Amar yang masih belum mengerti dengan situasi yang tengah terjadi. "Maaf, Pak. Bapak siapa ?" Kemudian Amar bertanya sambil menatap pada lelaki paruh baya yang ada disampingnya. "Sa-Saya ayahnya Nura, Nak.." Dengan lirih Pak Setyo menjawab. Sedangkan, Amar langsung menohok. Ia syock karena akhirnya mengetahui siapa ayahnya Nura. Saat dirinya menikah
Baca selengkapnya
48. KRITIS
Membalas pengkhianatan suami dan Sahabatku - Kritis (48)***PoV AMARBu Sinta tengah kritis. Aku terdiam berdiri dengan perasaan yang bingung. Antara kondisi ku yang sedang tidak punya banyak uang, Dan juga waktu yang mendesak ku untuk segera mengambil keputusan untuk segera membayar biaya operasi.Aku membuka pintu ruangan, Meninggalkan Nura yang tengah duduk dengan tak henti-hentinya menangis di dekat ibunya. Ponsel yang ada dalam saku celana, Aku rogoh. Lalu aku mencari aplikasi hijau untuk menghubungi seseorang. Ia adalah temanku yang mengajakku untuk investasi satu bulan yang lalu. Nomor kontaknya aku panggil. Aku menghela nafas sembari menunggu panggilan terhubung. Tubuhku mondar-mandir dengan satu tangan yang berkacak pinggang. Hatiku terasa resah, berharap Bima--teman sekantor ku dulu itu, Bisa membantuku menghadapi masalah ini.Tudt. Hingga tak lama panggilan terhubung. Aku menghembuskan nafas lega.[Hallo, Mar ?] Tanya Bima diseberang sana.[Hallo, Bim. Untung kamu aktif.
Baca selengkapnya
49. BISMILLAH
Membalas Pengkhianatan suami dan Sahabatku - Bismillah(49)POV VIA[Via, Nanti boleh gak kalo malam ini aku ajak jalan kamu ?] Pesan dari Rasya aku baca sambil duduk di sebuah kursi yang ada di cafe. Kemudian aku balas pesan untuknya.[Iya, Sya. Insyaallah aku bisa jalan sama kamu]Klik. Pesan terkirim.Setelah selesai membalas pesannya, Kembali aku taruh handphone ku di atas meja cafe ini karena aku tengah mengobrol dengan temanku.Setelah pulang dari kantor, Aku janjian untuk bertemu dengan Diana. Diana menceritakan banyak hal padaku tentang Mas Amar dan Nura. Mulai dari Mas Amar yang dipecat, hingga pada Nura yang akhirnya memilih tidak memperpanjang masa kontrak kerjanya lagi dan memilih mencari pekerjaan ke tempat lain.Namun yang membuat ku terkejut, Sekarang Nura bahkan ditandai sebagai seseorang yang memiliki daftar hitam atau tidak bisa diterima kerja di perusahaan manapun, Termasuk tempat kerjanya dulu, Yaitu PT Laskar Angkasa. Kabarnya ia menggoda manager di sebuah perusahaa
Baca selengkapnya
50. KEPASTIAN
Membalas pengkhianatan suami dan Sahabatku - Kepastian (50)"Jadi kapan kamu akan menikahi aku, Sya ?" ucap Via yang membuat Rasya langsung spontan menoleh dengan syock."Tadi... Kamu bilang apa, Vi ?" Masih tak percaya dengan yang didengarnya, Lelaki itu bertanya untuk memastikan. "Apa aku gak salah dengar ?"Via hanya terkekeh melihat Rasya yang terlihat syock. Ia berusaha untuk terus meyakinkan keputusannya. Sempat ia menghela nafasnya sebelum menjawab ucapan Rasya."Tadi... Aku tanya sama kamu, Kapan kamu mau nikahi aku ?" ulang Via. Ada perasaan haru yang kini Rasya rasakan. Lelaki itu rasanya ingin menangis haru, Namun ia tak mungkin melakukannya karena saat ini ia berada di tempat yang ramai. Semuanya terasa mimpi baginya.Lelaki itu kemudian terkekeh."Kamu serius 'kan Vi ?" Via menganggukkan kepalanya dengan pelan."Aku serius." Tukasnya."Jadi kamu mau menikah sama aku ?""Bismillah.. Iya aku mau nikah sama kamu, Sya." Dengan berusaha memantapkan hati, Via menjawab.Rasya m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status