Semua Bab TAKDIR Cinta sang tuan muda : Bab 51 - Bab 60
107 Bab
CHAPTER 51
"Aman …," Kiana menghela nafas lega berhasil menghindari Joan dengan mudah, rasanya sangat tenang.Hampir 30 menit Kiana berada di ruangan itu, Joan sengaja menunggu gadis itu di depan pintu dengan pakaian yang sudah rapih. Hanya saja ia tidak tahu cara memasang dasi, Joan sengaja tak meminta bantuan Dania agar bisa menjadikan itu sebagai alasan untuk meminta bantuan dari Kiana.Saat kunci pintu mulai terdengar di putar, Joan dengan cepat menerobos masuk keruangan itu, masih ingin menanyakan hal-hal yang mengganjal pikirannya. ia sudah frustasi memikirkan dimana letak kesalahannya sampai-sampai Kiana memberikan jarak dengan dirinya."Jo-an!" Belum sempat Kiana berucap Joan sudah menutup mulutnya dengan satu tangan, Mengunci satu tangan gadis itu dengan mudah.Kiana segera menutup matanya saat Joan mulai mendekati wajahnya mengambil ancang-ancang untuk menciumnya, entah mungkin disitulah first kissnya hilang atau tidak."Kau sangat berubah Kiana, membuat hatiku porak-poranda,"ucap Joan
Baca selengkapnya
CHAPTER 52
Sena menggelang pelan."Ah, tidak mau. Aku tidak akan cocok memakai itu," terlalu sayang jika gaun itu di tukar, mereka berdua sudah rapih. Takut terjadi sesuatu pada masing-masing gaun itu jika mereka saling bertukar."Sudah siap?"suara Joan terdengar dari luar, lelaki tampan itu sepertinya sudah tidak sabar. Lagi pula jam sudah menunjukkan pukul 06.00 mereka harus segera bergegas karena jarak rumah Alen cukup jauh."Sudah Joan! Masuk saja,"teriak Sena dengan bersemangat, tidak tahu saja Kiana yang panik setengah mati."Sena!" Kiana ingin mencubit pinggang Sena namun dengan gesit gadis itu menghindar."Wah gadis-gadis ini cantik sekali,"ucap Joan dengan senyum miring, menatap ke arah Kiana dengan tatapan kagum."Apalagi yang memakai blazer itu,"celetuk Joan membuat Kiana menunduk malu, ia mencoba menahan perasaan senangnya. perasaan senang bukan main yang baru kali ini lagi Kiana rasakan."Ciee … bol
Baca selengkapnya
CHAPTER 53
"Baiklah, silahkan keluar gadis-gadis," Joan menunduk menatap keduanya yang kebingungan dengan sikap lelaki tampan itu."Biar aku membantumu Kiana,"Sena kembali melirik mereka yang tampak mesra, sedangkan dirinya sungguh kesusahan dengan gaun berat ini."Ah, te-terima kasih Joan … beruntung memilikimu,"ucap Kiana dengan terbata-bata."Memilikiku? Namun belum sepenuhnya,"goda Joan dengan tatapan sayu, mengangkat sedikit kepalanya lalu menelan saliva membuat jakunnya naik turun."Maksudku memilikimu sebagai sahabat."Sena mengedarkan pandangannya di parkiran yang luas itu, matanya lalu tak sengaja melihat seorang lelaki yang tak asing di matanya."Aku duluan kiana, ada Jeremy di sana! Aku akan menjadi pasangan untuknya,"Sena berlari kegirangan saat mendapati Jeremy datang seorang diri, ini saatnya untuk mengambil hati lelaki yang cukup tampan itu dengan tubuhnya. Jeremy memang tampan hanya saja auranya kurang bersinar seperti Joan dan Alen, karena Jeremy lahir dari seorang ayah yang berw
Baca selengkapnya
CHAPTER 54
"Gadis cantik yang ada di depanku ini apakah ingin berdansa? Bolehkan aku yang menjadi pasanganmu?"Joan mengulurkan tangannya pada Kiana ala pangeran, dengan senang hati Kiana menyambut uluran tangan joan." semuanya Sudah siap?"tanya Alen pada beberapa pekerja yang masih merapihkan bagian taman belakang itu."Sudah semua tuan muda.""Baiklah, setelah musik menyala. Kalian langsung tuntun nona Kiana kearah belakang, ingat! Jangan sampai ada yang menyadari kepergian Kiana terutama pada lelaki yang bernama Joan,"tegas Alen dengan raut wajah dingin. Wajah tampan itu terlihat tak bergairah, senyuman sesaat pudar dari wajah tampannya.semua pekerja mengangguk menyanggupi permintaan tuan mudanya itu."Baik tuan muda, kami akan menuntun nona dengan aman tanpa di ketahui siapapun."Alen kembali kedalam, menyaksikan pesta itu sembari menunggu waktu yang akan datang. Dimana ia akan menyatakan perasaannya pada Kiana dengan tulus bahkan ingin meminang gadis itu."Bagaimana tentang dansa? Apa kau m
Baca selengkapnya
CHAPTER 55
Joan langsung berdiri dari posisi duduknya, memasang senyum miring memperhatikan sekitarnya untuk mencari gadis secara acak. Padahal sudah jelas gadis yang di maksud Alen itu Kiana, gadis yang duduk tepat di sampingnya. bukan Joan namanya kalau tidak pandai menjatuhkan harga diri seseorang.Joan tersenyum tepat setelah pandangannya terhenti pada seorang gadis bergaun terbuka nan tipis."Gadis dengan gaun terbuka yang di sana itu, kan?" Tanya Joan dengan tatapan bangga, padahal dirinya yang akan di kerjai Alen namun Joan memiliki IQ yang seperti lebih tinggi dari yang Alen pikirkan."sialan! beraninya membuat saya malu seperti itu, kita lihat saja siapa yang akan lebih malu."Sekitar 30 orang sudah ditanyai oleh Alen, cukup banyak orang yang memilih Kiana. Entah karena memang merasa Kiana adalah gadis yang tepat atau hanya ikut-ikutan saja."Baiklah, setelah para pengawal saya mendeteksi semua jawab kalian. Ada beberapa orang yang benar, namun tenang saja … yang menjawab namun salah aka
Baca selengkapnya
CHAPTER 56
"Apakah sulit menebak lelaki yang berdiri di depanmu ini? Sungguh saya sangat mengagumi keindahan dirimu,"ucapnya di kesunyian itu, sungguh jelas terdengar di telinga Kiana.Senyum mekar di wajah cantik Kiana, dengan Bodohnya ia mengira itu adalah Joan."sungguh tuan yang berdiri di sebrang itu apakah saya mengenalnya?" Tanya Kiana mulai merasa senang melangkah menuju lelaki itu, ia mengira Joan yang akan berdiri di sebrang sana dengan setangkai bunga mawar untuk dirinya."Sungguh kekasihku, kau sangatlah mengenal saya dengan baik. Kita selalu bertemu setiap saat,"ucap Alen dengan senyuman bahagia, hatinya sudah tak sabar melihat wajah cantik gadis dambaannya itu tanpa samar-samar.Mendengar ucapan Alen, Kiana melangkah dengan tergesa-gesa. Hatinya sudah tak sabar melihat lelaki di balik kegelapan itu.Tak!Lampu di taman itu akhirnya sepenuhnya menyala, terlihatlah wajah tampan Alen sedang tersenyum bahagia menata
Baca selengkapnya
CHAPTER 57
Sementara itu Joan masih berusaha keras agar dapat kembali masuk ke dalam bangunan itu, memeriksa satu persatu kantong para pengawal itu untuk mencari kunci."Nah, dapat! Kasihan sekali Alen memiliki pengawal lemah seperti kalian, lebih cocok di panggil dayang-dayang,"Joan tertawa kecil sembari berjalan santai ke arah pintu depan, semua pengawal sudah ia tumpas hingga jatuh tak berdaya.Click"Nice …," Joan tersenyum bangga saat berhasil kembali masuk kedalam. Ia segera berlari menuju ruangan itu berharap Kiana masih ada di sana."Loh? Kiana kemana?" Joan bertanya-tanya ada dimana sahabatnya itu. Orang-orang masih sibuk bersenang-senang di lantai dansa, dentuman musik itu semakin keras. Joan berusaha menerobos kerumunan itu berharap ada Kiana di sana.tepat saat pandangannya tertuju pada Sena, ia berharap Kiana sedang bersama gadis itu."Sena, apa Kiana ada di sini?"tanya Joan dengan raut wajah kecemasan.kening Sena malah berkerut mendengar ucapan Joan, sedari tadi ia bahkan tak melih
Baca selengkapnya
CHAPTER 58
"Kurang ajar kamu! Tidak tahu malu,"teriak Joan dengan lantang, ia lalu menarik tangan Kiana ingin segera pergi dari tempat itu."Tidak segampang itu setan!"teriak Alen lalu tersenyum bangga, tepat saat itu beberapa pengawal berdiri di setiap sisi tempat itu, mengunci Kiana dan Joan."Serang dia!"Puluhan pengawal Alen mulai menyerang Joan, lelaki tampan itu bahkan terlihat kewalahan. Tenaganya perlahan berkurang, namun saat melihat wajah Kiana dengan yakin Joan bisa mengalahkan semuanya.tak ingin semua itu terus berlanjut dan melukai Joan, Kiana langsung berteriak di depan Alen."Alen! Aku tidak pernah mencintai apalagi menyukaimu! Kau hanya manusia lemah yang bahkan tidak bisa melawan Joan sendirian, manusia bodoh yang tak tahu malu,"teriakan Kiana membuat Alen terdiam, ia menatap Kiana dengan raut wajah tak percaya. Lemah? Bodoh? Apa seburuk itu ia di hadapan gadis itu?"Berhenti! Biarkan mereka pergi,"ucap Alen dengan lantang, ia mematung menatap gadis dambaannya itu sembari memeg
Baca selengkapnya
CHAPTER 59
"Joan! Mama sudah bilang semalam jangan pulang larut malam, kenapa tetap pulang larut malam!? Lihat Kiana, suhu tubuhnya panas sekali! Kalau sudah Begini siapa yang mau di salahkan!?"pekik Dania, secuek-cueknya ia pada aktivitas Kiana. Tetap saja jika anak gadisnya itu sakit ia khawatir buka main. "Loh? Kiana sakit?!"Joan langsung menghampiri Kiana, memegang kening gadis itu yang memang sangat panas."Kiana … bangun,"Joan mengelus-elus kepala Kiana dengan lembut, berulang kali menciumi kening gadis itu." Kiana ... bangun, Kiana?" tidak ada respon dari Kiana, tubuh gadis itu bak patung.Dania menghela nafas berat."Mama ambil kompres dulu, jika panasnya tidak turun. Kita rujuk ke rumah sakit, kalau om Rifky tahu mama habis di omeli," gerutu Dania sembari melangkah perlahan keluar dari ruangan itu.melihat Dania yang sudah cukup berada jauh dari mereka, Sena langsung menghampiri Joan lalu memukul punggung lelaki tampan itu cukup keras."Ini gimana,sih Joan!? Kiana semalam kenapa? Ih, kali
Baca selengkapnya
CHAPTER 60
"Sena, itu malah membuat ia tak akan bangun.""Kiana bangun … besok aku nikahi kamu, biar kamu bisa kenyang 9 bulan. Jangan sakit begini … cintaku," mendengar ucapan Joan refleks Sena langsung menoyor kepala lelaki tampan itu dengan keras."Sama saja Joan, kau malah lebih buruk," ucap Sena dengan lirikan maut."Sena ambilkan airku, aku meminta tolong,"pinta Joan, jari telunjuknya tiba-tiba di genggam oleh Kiana dengan erat.Glug!"Meski aku sudah tahu sifat asli lelaki tampan yang ada di depanku ini, rasanya cukup sulit berpaling dengan wajahnya yang tampan itu,"Sena bergumam memandangi jakun Joan yang naik turun saat meminum air itu. wajah Joan dari sisi manapun sangat tampan, tidak heran jika tahun lalu ia di nobatkan sebagai king kampus."Di-ngin … Joan … mama, Kiana di-ngin,"mendengar rintihan Kiana, Joan dengan cepat menaiki kasur membuka kaos tipis miliknya untuk memeluk Kiana. Ia berpikir mung
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status