Semua Bab MENIKAHI PRIA LUMPUH: Bab 31 - Bab 40
236 Bab
BAB 31
“Kenapa berhenti?”Dariel bertanya pada wanita itu, namun Lucia hanya terdiam sambil melihat ke arah belakang.“Sepertinya aku merasa ada orang yang mengawasi kita tadi. Apa kau juga merasakannya?” Tanya Lucia sambil terus mengedarkan pandangannya.Dariel menaikkan alisnya, lalu juga ikut melihat ke arah mana Lucia melihat.“Mungkin hanya perasaanmu saja, ini adalah tempat umum. Jadi bisa saja mungkin ada orang lain yang tak sengaja menatap kita tadi saat mereka juga melakukan ziarah.” Ucap Dariel pada Lucia.Lucia pun mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya menuju ke parkiran mobil mereka."Akan kemana lagi kita? Apakah kau tak ingin berziarah di pemakaman kedua orang tuamu? Bukankah aku sudah mengenalkanmu pada ibuku, tapi kamu belum mengenalkan mereka padaku." Ucap Lucia saat mereka sampai di parkiran.Dariel menatap ke arah Lucia dengan diam.“Baiklah.”Lucia yang mendengar itu tersenyum cerah. Mereka pun masuk ke dalam mobil dan menuju ke tempat pemakaman kedua orang tuan Dariel.
Baca selengkapnya
BAB 32
“Apakah Ernest ada di ruang kerjanya?” Bela yang baru tiba di perusahaan besar Filbert tersebut langsung menghampiri sang resepsionis yang berjaga di sana.Resepsionis wanita dengan name tag Vivian tersebut tersenyum ramah pada Bela.“Apakah anda sudah mengatur janji temu dengan tuan Ernest, nona?”“Sudah, dia bilang bisa ditemui saat jam makan siang.” Ucap Bela pada resepsionis itu segera.Vivian mengangguk dan memanggil sekretaris Ernest untuk mengkonfirmasi hal tersebut.“Permisi, tuan Chris. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan tuan Ernest. Beliau mengatakan jika sudah membuat janji temu dengan tuan Ernest. apakah itu benar?” Tanya Vivian dengan nada sopan.“Apakah dia bernama Arabela Moore?”Tanya sekretaris Chris pada Vivian.Vivian yang mendengar itu segera menutup salah satu speaker bawah telepon tersebut dan menatap ke arah Bela.“Apakah saya boleh tahu nama anda, nona?”“Arabela Moore.” Ucap Bela dengan datar.Vivian mengangguk dan menjawab pertanyaan sekretaris Chris.“B
Baca selengkapnya
BAB 33
Dress cantik dengan motif bunga krisan kuning Lucia kenakan dalam acara makan malam dengan tuan besar Filbert. Ketika dia sudah siap dengan tampilannya, dia mulai turun dari kamarnya. “Apa kau sudah siap?” Tanya Dariel saat Lucia turun dari tangga. “Sudah.” Ucap Lucia sambil tersenyum tipis dan menghampiri Dariel. “Kenapa rambutmu masih basah?” Tanya Lucia dengan menaikkan alisnya saat melihat rambut Dariel terlihat masih meneteskan air dari sana. “Sebentar.” Ucap Lucia sambil mengambil handuk untuk pria itu. “Aku tahu kau masih membenci dan tak menyukai kakek, tapi kau harus merawat dirimu sendiri. Jangan membiarkan rambut basah terlalu lama atau kau akan masuk angin dengan itu.” Lucia menasehati Dariel sambil mengeringkan rambut pria itu. Dariel hanya diam saja, menikmati perawatan wanita itu darinya. Lucia lalu mengambil sisir untuk merapikan rambut pria itu kembali. “Sudah, kita akan terlambat nanti." Ucap Lucia sambil menaruh sisir di meja. Mereka langsung masuk ke dala
Baca selengkapnya
BAB 34
"Aku sudah mengganti identitas palsumu dengan Lucia. Kau harus bersikap layaknya Lucia. Apa kau mengerti, Bela?" Tuan Stephen mulai mengarahkan putrinya untuk berpura-pura menjadi orang lain setelah makan malam tadi. Dia sangat berambisi mengklaim asuransi yang dimiliki oleh mendiang istrinya yang telah meninggal. Uang dari asuransi itu dapat digunakan untuk membangun perusahaan baru karena jumlahnya sangat besar. "Baik, ayah. Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Bela. "Kau hanya perlu diam dan bersikap sopan. Briana adalah wanita yang lemah lembut. Jadi, untuk dianggap sebagai putri kandungnya, kau harus bersikap seperti dia. Apa kau mengerti?" Bela langsung mengangguk. Sebagai seorang model, hal ini bukanlah sesuatu yang sulit baginya. "Bagus, kau memang bisa diandalkan. Ayah akan memberikanmu uang belanja yang besar jika uang ini cair." "Baik, ayah." Ucap Bela dengan lembut. Tuan Stephen tersenyum penuh kebanggaan. "Kembali ke kamarmu sekarang. Ayah masih memiliki pekerjaan." "A
Baca selengkapnya
BAB 35
“Ellard.” Lucia menghampiri pria yang sedang berbaring di sebuah lantai tanpa alas apapun dengan menatap langit di atasnya.“Ellard? Kau baik-baik saja?” Lucia menatap pria itu dengan pandangan rumit.Wajah pria itu tampak memerah akibat mabuk berat, bahkan tatapannya kosong melihat ke arah bintang yang di tatapnya sekarang.“Lucia.” Pria itu memanggilnya dengan nada yang lembut dan wajahnya tersenyum penuh bahagia.Lucia yang melihatnya langsung duduk di samping pria itu sambil menatapnya yang masih berbaring disana. Dia menunggu pria itu berbicara, karena Ellard terbiasa akan bercerita jika mabuk berat seperti ini.“Lucia.” Panggilnya lagi.“Aku disini, El.” Lucia berkata dengan tenang dan menunggu pria itu untuk mengucapkan kalimat selanjutnya.“Apa kau akan meninggalkan ku, Lucia?” Tanya pria itu tiba-tiba yang membuat Lucia bingung dengan apa yang sebenarnya pria itu pikirkan.“Aku akan bersamamu untuk mengembangkan organisasi yang kau pimpin sesuai janjiku dulu.” Jawabnya dengan
Baca selengkapnya
BAB 36
Atmosfer dalam ruangan terasa hening, tanpa percakapan yang mengisi ruang di antara mereka berdua. Setiap orang terlihat tenggelam dalam pikiran masing-masing, makan dengan diam dan fokus.“Apa kau ingin menambah lauk?” tanya Lucia pada Dariel, yang tampak menikmati makanannya. Namun, baru kali ini Lucia memperhatikan luka di jari Dariel ketika dia menatapnya."Kenapa dengan jarimu?" tanya Lucia, heran melihat luka memerah hingga kebiruan di jari-jari tangan kanan Dariel. Namun, Dariel tampaknya tidak merasakan sakit sama sekali."Hanya luka kecil," jawab Dariel dengan tenang.Tetapi, Lucia tidak puas dengan jawaban tersebut. Setelah menyelesaikan makannya, dia berdiri dan Dariel melihatnya dengan perhatian.Di meja samping, Lucia membuka kotak P3K dan kembali mendekati Dariel. Dengan gerakan yang lembut, dia mengambil tangan pria itu. "Lukamu bisa terinfeksi jika tidak diobati dengan benar."Dengan penuh konsentrasi, Lucia merawat luka di tangan Dariel. Lukanya terlihat cukup serius,
Baca selengkapnya
BAB 37
Semua orang terdiam, terutama Tuan Stephen yang tampak berkeringat dingin. Saat Tuan Kaizer akhirnya mengetahui kebenaran, suasana semakin tegang.“Tuan, sepertinya Anda keliru. Ini adalah Lucia dan mengapa saya harus menyembunyikan anak saya yang lain? Harta dari almarhum istri saya juga untuknya,” ucap Tuan Stephen, mencoba mengontrol situasi yang semakin memanas.Tuan Kaizer mendengarkan dengan tajam, lalu tertawa sinis. Dia menatap Tuan Stephen dengan tatapan yang menusuk tajam.“Briana Claire meninggal pada tanggal dua puluh tujuh Juli. Lucia memiliki tanda lahir berbentuk bulan sabit di belakang lehernya. Dan dengan melihatnya dari semua sisi, wanita ini bukanlah Lucia, melainkan anakmu dengan istri saat ini,” ucap Tuan Kaizer dengan dingin.Bela, yang berada di situ, terdiam dan bingung. Dia tak tahu apa yang harus dikatakannya, jadi dia memilih untuk diam dan membiarkan ayahnya menghadapi situasi ini. Rencana mereka tidak berjalan seperti yang mereka pikirkan.Tuan Stephen ter
Baca selengkapnya
BAB 38
Malam ini, Lucia sangat bosan berada di rumah. Namun, dia tidak tahu harus melakukan apa. Dia melihat jam masih menunjukkan pukul setengah delapan malam. Setelah makan malam tadi, dia bingung mau melakukan apa, hingga tiba-tiba dia teringat sesuatu dan turun ke bawah untuk menemui Dariel yang sedang berada di kamarnya.Lucia mulai mengetuk pintunya dengan pelan, “Dariel, apakah kau sudah tidur?”Suara dari dalam membuat Lucia membuka pintunya dengan perlahan.“Ada apa?” Suara dari dalam kamar Dariel terdengar oleh Lucia.“Apa kau ingin keluar?” Tanya Lucia dengan ragu.Dariel mengangkat alisnya, “Kau ingin keluar?”Lucia tersenyum dan segera mengangguk, “Aku sangat bosan di rumah dan aku belum ingin tidur. Aku mendengar ada pesta rakyat di kota. Apa kau ingin melihatnya denganku?” Tanya Lucia dengan penuh harap.Dariel tampak berpikir sejenak, lalu mematikan laptopnya.“Baiklah, mari kita pergi.”Dariel memutar kursi rodanya dan mengikuti Lucia keluar dari kamarnya. Dia sudah cukup la
Baca selengkapnya
BAB 39
Hubungan antara Lucia dan Dariel semakin berkembang setiap hari, bahkan mereka tidak seasing seperti saat pertama kali mereka menikah.Lucia mulai membuka diri kepada Dariel, meskipun tidak semua hal dia ceritakan. Namun, tentang kehidupan Dariel, pria itu tetap sangat tertutup. Hingga saat ini, Lucia masih belum mengetahui sepenuhnya tentang kehidupan asli Dariel. Namun, hal ini tidak menjadi masalah bagi Lucia karena dia memahami bahwa mungkin pria itu memerlukan waktu untuk terbuka dengannya.“Apakah tubuhmu sudah merasa lebih baik?” Tanya Lucia dengan penuh perhatian, karena dia menganggap Dariel sebagai keluarganya sendiri, terlepas dari hubungan mereka sebagai suami istri. Bagi Lucia, Dariel lebih seperti kakaknya sendiri daripada suaminya."Tubuhku mulai membaik.," jawab Dariel dengan suara tenang. Dia merasa beruntung memiliki seseorang seperti Lucia yang selalu ada untuknya, terutama di saat-saat sulit.Lucia mengangguk dan tersenyum,"Aku akan pergi hari ini," ucap Lucia.Da
Baca selengkapnya
BAB 40
Di salah satu pelabuhan besar di ibukota, suasana terlihat sangat sibuk. Banyak peti-peti besar yang berisi makanan dan barang-barang lainnya tumpang tindih di sana. Namun, di balik kesibukan tersebut, hanya beberapa orang yang tahu jika sebenarnya peti-peti tersebut berisi lebih dari sekadar makanan dan barang dagangan biasa.Seseorang yang tengah duduk di kursi roda terletak di atap sebuah gedung, dengan santai mengamati semua aktivitas yang terjadi di pelabuhan. Dia memandang dengan rasa tenang, mengetahui bahwa apa yang sedang terjadi adalah bagian dari pekerjaannya."Semua barang akan dikirim ke kota Maldives sudah sesuai kesepakatan, Tuan. Mereka sudah mentransfer setengah harga dan akan melunasi sisanya setelah barang sampai di pelabuhan mereka," ucap Vinn, memberikan laporan kepada orang yang duduk di atas gedung.Orang yang duduk di kursi roda itu adalah Dariel, otak di balik semua transaksi ini. Dia hanya mengangguk mengerti sebagai respon atas laporan Vinn. Dari tempatnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
24
DMCA.com Protection Status