All Chapters of MENIKAHI PRIA LUMPUH: Chapter 41 - Chapter 50
236 Chapters
BAB 41
Saat Lucia tidak kembali ke rumah karena bekerja, dan pada saat yang sama Dariel juga tidak pulang ke rumah yang sama, mereka benar-benar menghilang bersama. Johny, yang diberi tugas oleh Lucia untuk menjaga Dariel, menjadi bingung dengan kepergian pria itu. Sebelumnya, Dariel pergi selama beberapa hari dengan supirnya untuk membeli sesuatu. Namun, selama dua hari ini, dia tidak pulang bahkan tidak bisa dihubungi."Kemana perginya pria itu? Jika Lucia mengetahui ini, aku akan kena masalah," gumam Johny dengan kekhawatiran. Hingga tiba-tiba, suara ketukan pintu dari luar membuat Johny segera membukakan pintu tersebut. Awalnya dia berharap itu adalah Dariel yang pulang, tetapi dia terkejut saat melihat seseorang yang tidak dikenal di depan pintu."Anda siapa?" tanya Johny dengan waspada pada pria yang memiliki perawakan tinggi, tampan, dan mungkin berusia hampir lima puluh tahunan.Pria itu tidak menjawab pertanyaan Johny, namun malah mengajukan pertanyaan lain dengan suara yang dingin,
Read more
BAB 42
Rumah tempat Lucia tinggal beberapa hari terakhir terasa sangat sunyi. Bahkan, saat Lucia memasuki rumahnya pada malam hari, dia melihat bahwa lampu-lampu masih belum dinyalakan meskipun hari sudah petang.Dengan segera, Lucia masuk ke dalam rumah dan mulai mencari keberadaan Dariel atau siapa pun yang seharusnya ada di rumah itu."Dimana semua orang? Apakah Johny juga ikut pergi?" Lucia berbicara sendiri, mencoba mencari jawaban atas keheningan yang menghantui rumahnya.Dia mulai menghidupkan lampu di sekitar rumah, dan suasana rumah benar-benar sepi dan kosong. Meskipun begitu, Lucia teringat akan kata-kata yang diucapkan oleh Ellard, bahwa dia harus memastikan suatu hal dan perlu memeriksa kamar Dariel. Dengan hati yang berdegup kencang, dia berjalan menuju kamar Dariel.Kamar itu terlihat sangat rapi, Lucia segera mencari sesuatu disana. Meskipun dia sangat tidak yakin jika Dariel terlibat dengan organisasi XFox namun Ellard juga tak mungkin asal menebak tanpa adanya bukti.Saat m
Read more
BAB 43
Pengalaman baru bagi Lucia saat ini, dia benar-benar merasakan bagaimana rasanya menjadi ibu rumah tangga. Pagi-pagi, dia pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan yang sudah habis di rumah. Selama dua hari terakhir, dia benar-benar berfokus pada peran barunya ini, dan bahkan tak melakukan investigasi terhadap Dariel karena sepertinya tidak ada yang aneh dari pria itu.Ketika Lucia pulang dengan membawa barang-barang belanjaannya, tiba-tiba seorang pria muncul dan menghalanginya. Lucia merasa sedikit cemas karena pria itu tidak terlihat seperti orang yang dikenalnya."Maaf, apa anda punya urusan dengan saya?" tanya Lucia dengan sedikit ketidakpastian.Pria tersebut mengangguk dan bertanya, "Kau adalah Lucia Moore, kan?"Lucia mengangkat alisnya, bingung mengapa pria itu tiba-tiba mengenalinya. Namun, sebelum dia sempat menanyakan lebih lanjut, tiba-tiba seseorang datang dan menusuknya dengan sebuah jarum suntik. Lucia berusaha melawan pria tersebut, Lucia berlari secepat mungkin, b
Read more
BAB 44
Pandangan gelap sekarang berubah menjadi terang, Lucia yang baru saja sadar dari pingsannya mencoba untuk mengingat apa yang terjadi sebelum dia kehilangan kesadaran, tetapi semuanya hanya tampak kabur.Ketika Lucia mulai memulihkan kesadarannya, dia merasa bahwa dia tidak lagi berada di tempat yang sama. Dia merasakan getaran lembut di bawahnya dan menyadari bahwa dia berada di kursi roda dengan berpangku pada Dariel. Dia membuka matanya dan melihat ke arah Dariel."Dariel?" Lucia berkata dengan suara lemah, mencoba untuk mencerna apa yang terjadi.Dariel menoleh padanya, dan Lucia bisa melihat ekspresi di wajah Dariel antara kekhawatiran dan kemarahan. "Kau baik-baik saja, Lucia?""Ya, aku... aku merasa pusing," kata Lucia, masih berjuang untuk pulih sepenuhnya. "Apa yang terjadi?"Dariel menggelengkan kepala. "Kita akan membahasnya nanti. Yang penting, kau aman sekarang."Lucia merasa ada beberapa hal yang disembunyikan dari dirinya, tetapi dia merasa terlalu lemah untuk meneruskan
Read more
BAB 45
“Kemana Fedrick, kenapa tak ada kabar sejak kemarin?” Gumam Bela saat mencoba menghubungi sahabatnya itu.Sudah sejak dua hari yang lalu pria itu tak ada kabar, padahal biasanya pria itu selalu menghubunginya.“Kau kenapa sayang?” Tiba-tiba nyonya Lauren menghampiri putrinya tersebut yang terlihat gelisah.“Aku akan ke kantor Fedrick dulu, bu. Aku ingin mencari Fedrick.” Ucap Bela dengan segera lalu pergi dari sana.Nyonya Lauren yang melihat itu menaikkan alisnya namun membiarkan saja asal anaknya senang dan yang terpenting anaknya tak menyukai sahabatnya itu meskipun pria itu kaya. Keluarga Filbert lebih kaya dari Fedrick jadi dia ingin anaknya bersama dengan keturunan Filbert.Di kantornya, Bela dibuat bingung oleh pernyataan sekretaris Fedrick.“Tuan sudah tak masuk sejak kemarin, nona. Saya juga mencari keberadaannya sekarang karena tuan tak berada di rumahnya.” ucap sekretaris Fedrick.Bela merasa semakin khawatir, dengan perasaan gelisah, dia memutuskan untuk mengunjungi rumah
Read more
BAB 46
Makan malam yang diadakan secara sederhana di taman belakang rumah Lucia terlihat indah. Sejak seharian Alea yang mempersiapkannya, meskipun Dariel telah melarang wanita itu untuk melakukannya, namun Lucia sama sekali tidak peduli. "Bagaimana? Apakah menurutmu penampilannya bagus?" tanya Lucia kepada Dariel untuk meminta pendapat pria itu. "Bagus," ucap Dariel.Tema makan malam yang dibuat oleh Lucia adalah suasana luar ruangan dengan meja panjang yang didekorasi dengan makanan yang melimpah di atasnya, serta dihiasi dengan bunga dan lilin sebagai hiasan. "Sudah jam tujuh, apakah mereka benar-benar akan datang?" tanya Lucia sambil melihat jamnya. "Mereka akan tiba sebentar lagi, tidak perlu khawatir, mereka bukan orang yang penting," ucap Dariel dengan nada datar."Kamu tidak boleh begitu, mereka telah membantuku, dan seharusnya kita melayani mereka dengan baik malam ini sebagai ungkapan terima kasih," tegaskan Lucia dengan ekspresi tidak setuju. Dariel menghela nafasnya dengan perl
Read more
BAB 47
Tuan Kaizer benar-benar tak menyerah untuk menemui Lucia. Tepat pukul tujuh pagi, dia beserta beberapa anggota dari perusahaan asuransi telah datang ke kediamannya. Lucia, yang baru saja selesai memasak untuk sarapan, terkejut saat melihat ada tamu-tamu di rumahnya.“Maaf, Anda siapa?” Tanya Lucia, walaupun salah satu pria yang berdiri di sana tampaknya agak familiar, dia sama sekali tidak tahu siapa mereka.Pria yang tampaknya memiliki peran penting dalam pertemuan tersebut menatap Lucia dengan tatapan lembut. “Saya Kaizer Reymos, pimpinan dari perusahaan Reymos Group. Saya juga salah satu wali yang bertanggung jawab untuk mengatur serah terima pencairan asuransi yang dimiliki oleh Briana Claire untuk putri kandungnya,” ucap Tuan Kaizer dengan suara lembut.Lucia merasa sedikit terkejut dan bingung, mencoba mengatasi informasi yang baru saja dia dengar. Tampaknya ini berkaitan dengan ibu kandungnya. Dia tidak menyangka bahwa urusan tersebut akan melibatkannya.Tuan Kaizer melanjutka
Read more
BAB 48
“Apa yang ingin anda katakan, Tuan Kaizer?” Tanya Lucia ketika mereka sudah sampai di kursi taman yang ada di belakang rumah Lucia. Suasana pagi itu terlihat hangat karena sinar pagi yang mulai meninggi. Tuan Kaizer tampak ragu untuk mengungkapkan apa yang ada di hatinya. Wanita yang ada di depannya benar-benar sangat mirip dengan Briana Claire, mantan istrinya dulu. Rasa sakit mulai dia rasakan saat mengingat apa yang dia lakukan oleh mantan istrinya itu. Mungkin jika mereka tetap bersama waktu itu, pasti dia juga memiliki anak secantik Lucia. “Tuan?” Panggil Lucia karena melihat pria itu tampak sedih. Tuan Kaizer mengambil napas dalam-dalam sebelum mengangkat wajahnya dan menatap Lucia dengan mata penuh keraguan dan kekhawatiran. Dia merasakan beban yang berat dalam hatinya, tetapi dia tahu bahwa dia harus berbicara terus terang. "Lucia," mulai Tuan Kaizer dengan suara lembut. "Aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang mungkin akan mengejutkanmu." Wajah Lucia tampak pen
Read more
BAB 49
"Dia mantan suami ibumu?" Dariel sangat terkejut mendengar pernyataan tersebut.Meskipun dia sudah tahu tapi dia ingin Lucia mengatakan hal lebih, dia sama sekali belum mendapatkan informasi mengenai pria itu dari bawahannya.Lucia mengangguk, dia paham dengan apa yang dipikirkan oleh Dariel. Bahkan dia juga masih terkejut dengan hal tersebut."Aku juga terkejut saat mengetahuinya, ibuku tak pernah mengatakan hal ini dan tiba-tiba ada seseorang yang mengatakan jika dia adalah mantan suami ibuku." Ucap Lucia dengan menghela nafasnya pelan."Apakah ayahmu juga mengetahui hal ini?" Tanya Dariel dengan penasaran."Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya ayah tak mengetahuinya. Atau dia sudah mengetahuinya tapi dia hanya diam saja."Dariel mengangguk memahami situasi yang semakin rumit ini. "Ini benar-benar mengubah segalanya, ya? Terutama dalam hubunganmu dengan Tuan Kaizer."Lucia mengangguk, menatap ke arah pria itu. "Iya, benar sekali. Aku merasa sedikit bingung bagaimana seharusnya aku m
Read more
BAB 50
Seperti pagi biasanya, seorang pria dengan bunga tulip putih di tangannya sedang berjalan dengan langkah tegap di makam yang selalu dia kunjungi setiap hari sebelum dia berangkat bekerja.“Claire..” Ucapnya dengan lembut.Di makam mantan istrinya inilah dia selalu bercerita tentang kehidupannya seolah dia bercerita dengan orang yang masih hidup.Sambil membersihkan debu yang ada di batu nisan tersebut, dia menaruh bunga tulip tersebut dengan penuh rindu.“Aku datang lagi.” “Apa kau bosan ketika aku mengunjungimu setiap hari?” Tuan Kaizer tersenyum tipis.“Aku sudah bertemu dengan putrimu. Dia benar-benar mirip kau ketika kita menikah, namun dia terlihat lebih berani dibanding dirimu.”Tuan Kaizer duduk di dekat makam dengan tatapan yang penuh haru dan kenangan. Dia mengenang saat-saat indah dan sulit yang telah mereka lalui bersama. Perasaan rindu dan penyesalan masih terasa, meskipun sudah berlalu begitu lama sejak kematian Claire.“Claire, aku tahu aku telah membuat banyak kesalaha
Read more
PREV
1
...
34567
...
24
DMCA.com Protection Status