All Chapters of Mengejar Cinta Om Alan: Chapter 31 - Chapter 40
87 Chapters
Chapter 31 - Aku Cemburu
Brrrmmmm....Jalan yang dipadati dengan kendaraan tak menyurutkan emosi Alan. Pria itu tetap mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Emosinya seakan terwakili oleh injakan pedal gas yang semakin ke dalam."Sial! Siapa lagi bajingan tengik yang menginginkanmu, Kim? Bisa-bisanya kau diam saja saat dipeluk oleh pria lain. Dasar brengsek!"Alan terus mengumpat seiring laju kendaraannya yang semakin cepat. Deru emosi yang menggebu dan membuat hatinya panas tak menggubris setiap bunyi klakson yang dibunyikan pengendara lain yang merasa terancam dengan cara Alan berkendara."Woi.. kau mau mati!"Seorang pengendara mobil membuka kaca mobilnya dan berteriak kencang ke samping mobil Alan. Pria itu hanya menoleh namun tak menggubrisnya, ia justeru mempercepat laju kendaraannya dan membuat pengendara itu harus banting stir ke kanan agar terhindar dari kecelakaan."Hhh.. kau berhasil membuatku kacau, Kimberly. Aku kalah..aku benar-benar kalah dengan perasaanku."Alan tak tahu bagaimana cara
Read more
Chapter 32 - Menekan Rasa Demi Sebuah Tanggung Jawab
"HAH?"Wajah Alan tampak panik melihat pesan yang tadi ia tulis sudah terkirim ke nomor Kimberly."Alan? Kau sakit?" Kanaya ikut panik melihat wajah kekasihnya yang sedikit pucat.Alan tak menjawab, ia berdiri dan bolak balik seperti orang bodoh. Alan masih memikirkan cara agar pesan itu tak sampai dibawa oleh Kimberly. Pria itu menggigit jarinya seraya memikirkan cara yang sebenarnya sangat mudah, tapi karena kepanikannya Alan tak dapat berpikir dengan jernih."Alan kau kenapa?""Diam dulu, Nay. Aku salah mengirimkan pesan pada seseorang. Aku harus mencari cara untuk menghapusnya sebelum orang itu membaca pesanku. Kau diam dulu.. oke.."Kanaya termangu melihat kekasihnya yang tampak bodoh."Kau tinggal menghapusnya, Alan," ujar Kanaya menjelaskan perlahan."Bagaimana menghapusnya jika-- oh.. ya.. ya. Aku tahu."Seketika wajah Alan berubah sumringah. Ia langsung menghapus pesan yang telah terkirim. Untung saja pesan itu baru tercentang dua dan belum dibaca oleh Kimberly."Kau salah me
Read more
Chapter 33 - Gadis Sempurna
"Permisi, Pak. Anda memanggil saya?"Linda, karyawan yang kini menjadi sekretaris pribadi Genta masuk ke ruangan pemuda itu.Genta tak langsung menjawab, ia justeru mengamati bentuk tubuh sekretarisnya. Dari ujung rambut sampai ujung kaki wanita itu tak luput dari sorot penasaran iris mata Genta, membuat Linda tampak risih dan takut."Berapa usiamu?" tanya pemuda itu."Eee.. saya.. dua puluh empat tahun, Pak.." sahut Linda ragu-ragu."He em, tak berbeda jauh," gumannya."Nona Linda, boleh saya minta bantuanmu? Saya ingin membeli gaun pesta untuk perempuan yang postur tubuhnya sama sepertimu," ungkap Genta.'Ya, Tuhan.. ternyata...'"Tentu, Pak. Saya akan membantu Anda. Bisa saya tahu lebih spesifik bentuk tubuh dan.. warna kulitnya? Itu akan membantu untuk mencari warna gaun yang pas." Linda tampak bersemangat membantu atasannya.Genta kembali memperhatikan tubuh sekretarisnya,"Tubuhnya persis sepertimu, tidak terlalu tinggi. Bentuk wajahnya tak terlalu bulat, karena dia memiliki rah
Read more
Chapter 34 - Pesta Pertunangan Borne
"Ta, aku..."Kimberly kembali ragu untuk turun dari mobil setelah sampai di basement aula tempat pertunangan Borne dan Rea berlangsung. Sepanjang perjalanan gadis itu menyesali keputusannya karena datang ke acara itu. Kim takut kedatangannya justeru membuat Genta malu. Sebagian besar tamu yang datang pastilah kolega-kolega ayahnya dulu yang mendekat saat Dhaniel masih sukses, dan mulai menjauh saat pria itu tersangkut masalah."Santai saja, Kim. Di dalam sana pasti banyak yang kau kenal," ujar Genta."Justeru itu yang aku khawatirkan, Ta. Aku mengenal sebagian tamu di dalam sana. Mereka pasti orang yang sama yang dulu sering diperkenalkan papa padaku. Kau bisa malu karena datang bersamaku.."Kimberly tak pernah seinsecure ini selama hidupnya, bahkan saat ia harus menjadi pramuniaga saja gadis itu masih bisa berjalan dengan kepala tegak. Tapi kali ini ia mati kutu karena nama Genta yang menjadi taruhannya.Genta menggenggam tangan gadis yang terasa dingin itu, berusaha memberi kehangat
Read more
Chapter 35 - Pria Egois
"Ta, sepertinya Rea benar-benar tak mengundang teman-teman kita ke pesta pertunangannya. Kulihat semua tamu yang datang hanya kolega ayahnya dan ayah Borne.""He em. Pesta pertunangan hanya sebagai tema saja, Kim. Kau pasti sudah mengetahuinya sejak dulu."Genta tersenyum kecil pada Kimberly yang menurutnya sudah lebih fasih dengan pesta-pesta berlabel tak sesuai seperti ini. Para pengusaha kaya memang sering kali membuat pesta dimana pesta itu hanya untuk bersenang-senang atau menambah kolega bisnisnya saja. Pesta cocktile, pesta kebun atau pesta seperti yang kini dihadiri banyak tamu biasanya hanya sebagai ajang untuk membuat nama mereka lebih dikenal. Atau setidaknya menambah elektabilitas di kalangan para pengusaha ataupun pemerintahan."Ya. Tapi kukira setidaknya Rea mengundang beberapa teman kami yang dulu dekat dengannya, seperti Caca. Hhh.. sepertinya ini memang pesta orang tua mereka," ujar Kimberly yang menguar tawanya dengan riang.Genta seakan terhipnotis oleh tawa renyah
Read more
Chapter 36 - Rahasia yang Terungkap
"Kim...""Hm?""Aku mencintaimu..""Alan Satou, hanya mencintai gadis bernama Kimberly Batara.."Kimberly tertegun di dalam pelukan Alan. Tak ada satu kata pun yang terucap untuk membalas kalimat yang sejak dulu ia tunggu-tunggu keluar dari mulut pamannya. Gadis itu percaya jika pamannya juga merasakan hal yang sama dengannya, namun baru kali ini Alan dengan gamblang mengatakan kata cinta itu. Dengan sadar, dengan dirinya dalam pelukan pria itu. Alan membuat satu sudut bibir Kimberly kembali tersenyum."Benarkah? Alan Satou hanya mencintaiku? Hh.. bullshit!" racaunya dengan mimik berpura-pura marah."Kau tak percaya?" Alan melepas pelukannya."Hadeuuuh.. mana ada yang percaya dengan ucapanmu, Om! Kau bilang mencintaiku tapi bersama wanita lain. Mulut dan hatimu tak sinkron, tahu!"Kimberly mencebik dan memicingkan matanya. Dan kini Alan lah yang mulai tertunduk lesu. Pria itu tak menampik kata-kata keponakannya, tapi apa yang ia ucapkan justeru sesuatu yang ia rasakan di hatinya. Jika
Read more
Chapter 37 - Jangan Memimpikanku
Drt.. drt.. drt.. "Kimberly ponselmu bunyi." Naina yang sudah tertidur lelap merasa terganggu dengan getaran ponsel Kimberly di atas nakas. Meski tak berdering namun suara getarannya cukup keras. Gadis yang masih berada di kamar mandi itu terburu-buru keluar dan meraih ponselnya. Ia tahu jika telpon itu pasti dari kekasihnya. "Ehm." Kim menormalkan detak jantungnya lebih dulu karena terlalu senang dengan apa yang terjadi malam ini. "Ya.." ("Kau belum tidur? Menungguku menelponmu?) Alan menggoda gadis itu yang kini wajahnya bersemu kemerahan karena malu. "Aku-- aku tak menunggu telponmu! Aku baru selesai mandi, tubuhku lengket karena banyak meluapkan emosi tadi," cetus gadis itu beralasan. ("Kau pasti berlari dari kamar mandi setelah telponmu berdering.) Lagi-lagi Alan menggoda dengan kalimat yang tepat, membuat Kimberly semakin merasa tersudut. Untung saja pria itu tak ada d
Read more
Chapter 38 - Kenapa Aku Harus Mengalah
”Kau sudah bangun? Jangan lupa sarapan.”-AlanPagi buta Kimberly sudah mendapat pesan chat dari Alan. Senyum merebak di sudut bibir gadis itu saat ia menyadari malam tadi bukanlah mimpi. Alan benar-benar menyatakan cintanya dengan gamblang. Dan pagi ini, pesan chat bernada manis dirasa sebagai sarapan pagi yang mengenyangkan.”He em, aku baru bangun. Mungkin aku sarapan pagi di cafe saja karena hari ini aku piket. Kau sudah bangun jam segini? Apa pagi ini ada rapat?”-Kimberly”Tidak. Tapi benar katamu semalam, Kim. Aku tak bisa tidur karena terlalu merindukanmu.”-Alan"Cih, sudah kubilang tapi kau tak percaya, Om!"Kimberly bergumam dan tersenyum sendirian.”Sudah ku bilang, kan, jangan memimpikan aku. Kau saja yang keras kepala.”-Kimberly"Hei, ada apa dengan wajahmu? Kenapa senyum-senyum sendiri seperti orang tak waras, Kim?" Seruan Naina mengejutkan Kimberly."Hem? Oh.. tidak, aku hanya sedang berkirim pesan," sahut gadis itu dengan wajah canggung."Pesan? Dengan siapa? Genta? W
Read more
Chapter 39 - Ya, Aku Cemburu!
"Aku tak bisa mengawasimu 24 jam, Kimberly. Apa aku harus menikahimu dulu agar kau selalu terpantau dan tak melewatkan sarapanmu?"Mulut Kimberly menganga, matanya mengerjap beberapa kali mendengar ucapan Alan, "ide bagus," ucapnya sambil mengangguk-angguk."Hhh.. gadis ini selalu saja bergurau dan menantangku.""Iiish.. siapa yang menantangmu, Om, aku hanya bilang setuju dengan idemu. Tapi sebelum kau menikahiku kau harus menendang hama itu dari mansionmu. Aku tak mau satu atap dengan perempuan tak tahu malu!"Kimberly sedikit mencebik namun tak berani menatap Alan. Wajahnya berpaling dari lelaki itu dan lebih memilih menatap jalan."Kita mau makan dimana? Aku lapar.. jangan cari tempat makan yang jauh waktu istirahatku cuma satu jam."Kimberly terus saja mencerocos, mengalihkan rasa salah tingkahnya karena Alan terus menatap gadis itu."Sudah selesai?" tanya Alan."Apanya yang selesai?""Ocehanmu yang seperti burung beo itu, Gadisku."Alan mencapit hidung Kimberly dengan dua jarinya
Read more
Chapter 40 - Salahkah Aku Mencintaimu?
HEAD LINE NEWS"Seorang pengusaha ternama menarik paksa gadis yang ditengarai sebagai keponakannya dari pesta pertunangan putra dan putri Brahmaja Group dan Dewantara Group. Tamu-tamu yang ada di pesta cukup terkejut karena melihat kedekatan antara si Pengusaha yang bisa dipastikan adalah Alan Satou, CEO dari Satou Group dengan si gadis tak bisa disebut seperti Paman dan Keponakan. Apakah ada skandal percintaan antara keduanya? Mengingat keduanya membawa pasangan masing-masing ke pesta itu dan meninggalkan mereka begitu saja. Sampai berita ini turun, belum ada konfirmasi dari pihak terkait."Apa-apaan ini? Kenapa semalam Kimberly malah bertemu pamannya?"Naina yang tengah iseng membuka akun sosial medianya terkejut melihat foto Kimberly dan Alan terpampang jelas disana. Bahkan tidak satu foto saja, saat mereka bertengkar di basement pun ada beberapa foto yang sempat diabadikan seseorang.Naina dengan sigap meraih gawainya dari saku celana,”Kim, kau dimana? Gawat! Wajahmu dan si kuda
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status