Perlahan, kelopak mata Irene terbuka, manampilkan retina hazelnya yang indah. Bahkan, pria yang menjadi paman Mino ini, mau tiba mau terpesona oleh kecantikan mata hazel tersebut. Akan tetapi, mata tersebut tidak memancarkan cahaya sama sekali. Alih-alih, sebuah tatapan dingin diberikan kepada sosok pria di hadapannya. Dan mau tidak mau, pria itu memundurkan sedikit langkah kaki. Mengangkat sebelah alis guna menyembunyikan rasa terkejutnya, "Wow, apakah kau marah kami culik?" Irene terdiam beberapa detik, "Kami?" kata ini cukup mengganggu, berarti pelaku di balik penculikan yang menggelikan ini ada dua orang. "Selain diri mu, siapa lagi?" Alan Stuart tidak menyangka jika wanita di depannya ini sungguh cerdas. Tidak, bukan hanya itu, alih-alih ketakutan karena diculik, dia justru langsung menanyakan point penting dari semua iniㅡpelaku penculikan Irene. Tertawa, "Hebat, sungguh hebat Mino bisa memiliki pasangan yang ringan kepala seperti mu. Siapa sangka bahwa kau begitu cerdas untu
Read more