All Chapters of Terjebak Gairah Paman Billionaire: Chapter 31 - Chapter 40
266 Chapters
Bab 31 : Menjalankan Aturan Rumah
Shanaya sebenarnya bukan gadis bodoh, hanya saja terkadang terlalu baik hingga kebaikannya itu dimanfaatkan oleh orang lain untuk menindasnya. Shanaya bahkan selalu menepis perasaan curiganya ke orang lain termasuk ke Farah. “Ngomong-ngomong, aku sebenarnya malu menanyakan ini, tapi aku butuh sedikit saran,” ucap Shanaya. Dia sampai mendekatkan wajah ke Farah takut jika sampai ada yang mendengar meskipun toko kue itu sedang sepi. “Apa? Kamu membuatku takut saja.” Farah tampak cemas, dia takut Shanaya curiga dengan gelagat aneh yang dia buat. Sebenarnya tanpa seorangpun tahu, selain menjadi pelayan Wonderflo, Farah juga memiliki pekerjaan sebagai kupu-kupu malam. Beberapa bulan yang lalu tanpa sengaja Farah bertemu dengan Shanaya di King Hotel saat akan melayani pelanggan, dia berpura-pura membantu Shanaya yang mabuk dan kabur meninggalkan temannya itu di dalam lift seorang diri. Farah takut karena sudah berbohong pada pria yang memesannya dengan mengaku masih perawan.Setelah malam
Read more
Bab 32 : Apa Yang Terjadi Dengan Punggungmu?
Andra masih berdebat dengan Arumi setelah Shanaya pergi, dia bahkan marah dan berkata akan mengadu ke Oriaga atas perbuatan jahat tantenya ini."Tante tidak bisa memperlakukan Shanaya seperti itu, dia istri paman dan seharusnya tante Arumi menghormatinya!""Adukan saja aku ke kak Ori dan aku juga akan mengadu kalau kamu menyukai Shanaya. Kamu pikir aku tidak tahu? Ha!" Balas Arumi sambil membusungkan dada seolah menantang Andra berkelahi.Keributan itu jelas memicu perhatian dari para pelayan. Tak ayal Masayu dan Kirana datang tergopoh setelah Rini memberitahu keributan yang terjadi."Andra! Sudah berhenti!" Bentak Masayu. Melihat sang kakak datang Arumi pun bicara ke Masayu tapi dengan tatapan tertuju pada Andra."Nasihati anakmu ini, jika dia berani mengadu pada kak Ori, maka aku akan membuat perhitungan dengannya."Masayu sedikit gentar mendengar ancaman Arumi. Tak sampai di situ, Arumi kembali mengancam para pelayan yang menyaksikan."Kalau ada yang berani mengadu soal ini ke pak
Read more
Bab 33 : Milikku Yang Paling Berharga
Shanaya diam tak menjawab, ingin rasanya dia mengadu, meminta bantuan ke Oriaga — satu-satunya orang yang Andra sebut bisa dia percaya di rumah utama.Namun, menyadari bahwa hubungannya dengan Oriaga tak sedekat apa yang orang lain pikirkan membuat hati Shanaya ragu. Dia tidak ingin menggantungkan harapan atau apapun ke pria itu."Kenapa hanya diam? Apa kamu ingin tahu alasan di balik rasa takut semua orang di rumah ini padaku? Ayo aku tunjukkan!"Oriaga menarik pergelangan tangan kiri Shanaya bermaksud menggelandangnya ke luar kamar. Shanaya yang ketakutan pun menghentikan langkah kaki, dia mencekal lengan Oriaga menggunakan tangan kanan hingga pria itu menoleh. Tak pelak tatapan mata mereka saling bertemu. Shanaya buru-buru menggeleng, meski tak mengeluarkan sepatah kata tapi Oriaga tahu Shanaya sedang memohon agar dia tidak melakukan niatannya barusan."Kamu tahu? Aku paling benci menjadi satu-satunya orang yang tidak mengetahui sesuatu, apalagi yang terjadi di rumahku sendiri.""A
Read more
Bab 34 : Hati Yang Bergetar
Shanaya tak memikirkan hal yang macam-macam saat Masayu menantang untuk mengecek kamera pengawas. Berbeda dengan Oriaga yang menyadari gelagat aneh sang adik. Dia yang sudah tinggal bersama Masayu puluhan tahun pun paham jika ada yang tidak beres di sini."Ayo kita ke ruang kontrol Cctv untuk mengecek sama-sama!" Masayu kembali bicara dan menantang. Dia cukup percaya diri hingga Oriaga berjalan mendahului mereka menuju ruang kontrol Cctv. Malik yang bertugas mengawasi kamera keamanan rumah pun kaget saat melihat Oriaga dan yang lain datang ke ruang kerjanya. Dia merasakan sesuatu yang tidak beres terjadi, apalagi beberapa saat yang lalu Masayu baru saja datang menemuinya meminta melakukan sesuatu seperti biasa."Tunjukkan rekaman kamera pengawas dari depan lift pribadiku!" Titah Oriaga.Tanpa bertanya Malik bergegas melakukan apa yang Oriaga perintahkan. Dia membuka rekaman bahkan mengulanginya beberapa kali agar semua orang bisa melihat secara seksama, hingga mereka sadar kalau kej
Read more
Bab 35 : Benarkah Cemburu?
Shanaya memalingkan badan, berpura-pura tak melihat dan berjalan cepat menuju ke kamar. Dia menyentuh dada, rasanya sakit seolah tak terima melihat Arumi memeluk Oriaga seperti tadi."Tidak! Itu bentuk rasa sayang adik ke kakaknya," ucap Shanaya saat pikiran negatif merasuki otaknya.Shanaya ingin membuang rasa gelisah yang menyergap, tapi tidak bisa dan tidak mudah, di matanya Arumi tampak seperti wanita yang menyukai pria, bukan adik perempuan ke kakak laki-lakinya. "Jangan Shana! Kamu tidak boleh memiliki perasaan seperti itu." Shanaya bermonolog lantas berjalan buru-buru menuju ranjang. Dia menarik selimut sampai sebatas leher mencoba untuk tidur agar tidak memikirkan apa yang terjadi di antara Oriaga dan Arumi."Lepaskan! Apa yang kamu lakukan?" Oriaga menghardik Arumi yang memeluk dirinya dengan sangat mesra."Berapa kali aku bilang? Kalau kamu sampai melakukan ini lagi, maka aku tidak akan segan menendangmu keluar." Oriaga menghempaskan kasar tangan Arumi. Dia memutar tumit d
Read more
Bab 36 : Biarkan Aku Memilikimu
"Apa yang ingin kamu ubah?""Waktu perjanjian, aku ingin Oom mengubahnya dengan pasti, aku merasa rugi karena perasaan takut dibuang begitu saja selalu membuatku gelisah," kata Shanaya. "Karena batas perjanjian yang tidak pasti itu, aku selalu berpikir posisiku tidak lebih dari seorang PSK dan bukan istri. Apapun yang Oom pikirkan tentangku, entah Oom menganggap aku budak seks, PSK atau sugar baby terserah, tapi Oom harus tahu salah satu alasan kenapa aku tidak melawan kak Arumi selain yang sudah aku sebutkan, itu karena aku rendah diri." Shanaya menatap Oriaga yang masih mengurung tubuhnya tanpa sedikitpun rasa takut. Memang pantas jika Oriaga menyebutnya naif, karena hanya perlakuan kecil dari pria itu saja bisa membuatnya jatuh hati."Biarkan aku memiliki Oom selama batas waktu yang pasti. Lalu kita berpisah dengan baik tanpa menyisakan sedikitpun rasa penyesalan."Oriaga terperanjat, dia cukup tak percaya Shanaya bisa mengajukan permintaan seperti ini dan lagi berlandaskan perasa
Read more
Bab 37 : Masih Tidak Percaya
Shanaya mengatupkan bibir rapat-rapat. Sebesar apapun rasa rindunya ke pak Wira, tapi dia lebih takut ke Oriaga. Shanaya putar badan, tersenyum manis di depan suaminya sebelum berlari masuk ke kamar ganti. “Tidak usah ganti baju hanya untuk menemui pak Wira, mandi sana!” Sewot Oriaga. Shanaya malah tertawa-tawa, dia sudah hampir melewati pintu kamar ganti tapi kembali hanya untuk memeluk pinggang Oriaga dari belakang. “Jangan galak-galak! Oom membuatku merasa seperti sedang dimarahi oleh ayah,” protes Shanaya. “Dasar! Aku pikir mendapat istri, tapi ternyata bayi.” Oriaga memutar tumit karena Shanaya melonggarkan pelukan, dia berusaha untuk tidak tertawa saat menyadari istri kecilnya memajukan bibir, Shanaya tanpa takut menunjukkan sikap manja padanya. Oriaga gemas lalu menarik pinggang Shanaya hingga tubuh mereka menempel satu sama lain, setelah itu dia menekankan bibirnya ke bibir Shanaya sampai gadis itu memejamkan mata rapat-rapat. “Tuan! Apa Anda baik-baik saja?” Suara pak
Read more
Bab 38 : Gadis Yang Berbeda
Shanaya tak begitu saja merespon permohonan Arumi. Dia malah memandang ke Andra yang menggeleng pelan memintanya untuk tidak mengiyakan keinginan tantenya itu. Shanaya pun mundur ke belakang Oriaga, dia meminta maaf karena tidak bisa melakukan apa yang Arumi minta. "Maaf, Kak. Aku tidak bisa melawan keputusan yang sudah suamiku buat." Oriaga memandang datar Arumi yang syok karena tak percaya Shanaya akan menolak permohonannya, pria itu kemudian meminta penjaga membawa sang adik pergi dari hadapannya dan semua orang. Meski sudah tidak ada yang mau membantunya, Arumi masih terus memberontak dan meracau, dia menyebut Oriaga terlalu berlebihan hanya karena Shanaya sampai tega memperlakukan dirinya seperti ini. "Nyonya, tenangkan diri Anda! Bukankah Anda sudah tahu aturannya. Anda hanya perlu bersikap baik dan kembali lagi ke sini,” ucap pak Wira. Dia berusaha membujuk Arumi bahkan ikut keluar menuju teras rumah. “Awas saja! Aku akan membuat perhitungan dengan gadis kampungan itu,” u
Read more
Bab 39 : Penyataan Cinta
Karena ucapan Oriaga, Shanaya pun memikirkan hal yang tidak-tidak. Apa suaminya tidak lelah? Miliknya saja masih terasa kebas setelah percintaan mereka semalam dan sekarang Oriaga ingin melakukannya lagi.Namun, Shanaya keliru. Dia merasa malu saat tahu ternyata bukan itu yang dimaksud oleh Oriaga. Pria itu menghubungi pak Wira, meminta kepala pelayan rumahnya itu untuk mengirim beberapa pelayan ke kamar agar bisa membantunya menggeser beberapa barang.“Ayo duduk! Aku akan mulai bekerja supaya bisa cepat pergi ke rumah ayah,” ucap Oriaga setelah pelayan melakukan apa yang dia inginkan dan pergi.Shanaya melongo tak percaya, tapi setelah itu tersenyum gembira. Oriaga menempatkan meja belajarnya persis di depan meja kerja sehingga mereka bisa saling berhadap-hadapan dan memandang wajah satu sama lain.“Bagaimana bisa aku belajar kalau seperti ini?” Gumam Shanaya, dia lirih mengatakan itu tapi Oriaga ternyata masih bisa mendengar dan bahkan merespon.“Kenapa? Apa wajahku yang tampan ini
Read more
Bab 40 : Cincin Pernikahan
Oriaga tertawa tak percaya mendengar penjelasan Shanaya. Sepanjang perjalanan menuju rumah Nugroho gadis itu bercerita bagaimana bundanya juga mengalami hal yang sama saat ada pria yang menyatakan cinta."Jadi tertulis di buku untuk Shana, kalau Bunda akan bersin-bersin saat ada laki-laki yang benar-benar tulus mencintainya."Oriaga agak heran juga mendengar cerita Shanaya. Menurutnya ibunda gadis itu cukup unik. Bukannya menulis buku harian, tapi malah menulis kisah yang ingin dibagikan ke sang anak."Aku masih heran bagaimana bisa bundamu menulis semua itu." Oriaga akhirnya mengungkapkan rasa penasarannya."Hm ... akupun heran, mungkin karena Bunda tahu tidak akan bisa bertahan karena penyakitnya."Shanaya tersenyum hambar. Kehilangan sang Bunda di usia yang masih belia membuatnya seolah menjadikan buku yang ditulis oleh sang bunda sebagai bentuk pengganti perhatian dan kasih sayang."Oom sekarang pasti bisa menebak. Bundaku menikah dengan ayah juga karena dia bersin saat ayah menya
Read more
PREV
123456
...
27
DMCA.com Protection Status