All Chapters of Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira : Chapter 51 - Chapter 60
73 Chapters
51
Tak menunggu lama setelah bergabung di perusahaan istriku mulai membuat gebrakan baru dan Audit besar-besaran. Tanpa bertanya padaku dan atas kewenangan yang diberikan oleh Ayahku dia memecat orang-orang yang tidak disukai dan melakukan kesalahan. Besar atau kecil nilai kesalahannya, tua atau muda, tak peduli seberapa lama mereka telah bergabung di perusahaan ini kalau mereka menggelapkan dana proyek maka mereka akan diberhentikan dengan cara tidak hormat oleh istriku. Perbuatannya cukup membuatku dikecam dan didesak oleh dewan direksi agar kehadirannya segera disingkirkan dari perusahaan ini.Amira berbuat sesuka hatinya tanpa dia menyadari bahwa aku ditekan oleh eksekutif perusahaan agar aku mengendalikan tingkah dan sikap istriku. Di sisi lain aku juga tertekan oleh tekanan dari amaira yang terus melakukan manuver demi memisahkan aku dengan selingkuhanku. Dia bilang akan balas dendam padaku kalau aku tidak segera berpisah dengan ailin.Istriku terlalu tangguh dan terlalu cerdik un
Read more
52
"Apa kau tidak mendengar perkataanku!" Aku berteriak padanya dan itu sukses membuat semua orang di ruangan itu terdiam.Sebenarnya aku tidak harus bersikap sedramatis itu mengingat dia adalah istriku dan tidak pantas suami mempermalukan istrinya terlebih itu di depan bawahannya sendiri. Ah, suatu hari aku merutuki perbuatanku itu. Wanita itu memindahkan tangannya dari keyboard lalu menatap diriku sambil tersenyum dengan sinis."Kenapa kau memaksaku untuk menghentikan semua perintahku Apa kau khawatir wanita itu tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya!"Menyentil perkataan tentang wanita itu aku jadi gugup di hadapan para karyawanku. Aku khawatir selingkuhanku akan terungkap kalau aku terus memprovokasi istriku."Maksudku begini, tindakan investigasimu telah menimbulkan pergolakan dan keresahan tersendiri bagi dewan direksi....""Kenapa harus resah kalau mereka memang tidak korupsi Kenapa harus mereka yang resah. Hanya orang-orang yang melakukan kecurangan dan penggelapan yang akan res
Read more
53
Jujur saja, terlalu banyak pikiran dan tekanan akhir-akhir ini, membuatku sering tidak fokus dalam pekerjaan dan sedikit pusing. Kemarahan ayah dan tuntutan istriku seakan terus teranngiang di telinga ini.Mereka hanya meminta satu hal dariku. Berpisah dari Ailin untuk menormalkan kembali gejolak dan situasi yang tidak menyenangkan dalam keluargaku.Berhari-hari aku memikirkan hal itu sampai hanya sedikit waktu tidur yang kugunakan di malam hari. Aku terjaga dan kembali mempertimbangkan segalanya."Aku rasa aku harus memperbaiki hubungan dengan amaira agar situasi kembali berada dalam kendaliku," bisikku dalam hati. Aku menatap wajahnya yang pulas di tempat tidur, aku merasa bersalah, tapi memperbaiki keadaan tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Jika aku bersikap baik dan mencoba mengambil hatinya sekarang, dia akan mulai curiga kalau niat tulusku hanya pura-pura saja.Aku harus mengambil waktu untuk mulai bicara pelan-pelan dan menunjukkan kasih sayangku pada istriku. Di sis
Read more
54
"Kau ke mana saja Aku menelpon orang di lokasi proyek dan asisten pribadimu tapi mereka tidak bersamamu, juga tidak melihatmu ada di mana-mana. Kau bersama wanita itu!" Baru saja tiba di kantor, baru saja mau menyalakan laptop dan memeriksa jadwal aku tiba-tiba istriku datang dari ruangannya dan mencecar diri ini dengan begitu banyak pertanyaan. Aku mulai pusing."Aku mampir sebentar ke kantor temanku.""Kantor temanmu yang mana!""Di jalan Buana raya. Kenapa sih, rese sekali kamu?""Aku ingin tahu kau ke mana karena kau telat masuk kantor!""Aku ini direkturnya!""Mentang-mentang direktur bukan berarti kau bebas seharusnya seorang atasan mencontohkan teladan yang baik bagi bawahannya.""Baru hari ini terjadi!""Dan aku tidak mau itu terjadi lagi!"Sebenarnya aku tidak ingin bertengkar, aku ingin dia bertanya padaku baik-baik sehingga aku bisa menjawabnya baik-baik pula, lalu terjadilah hubungan baik di antara kami berdua. Tapi entah kenapa dia terus cari gara-gara, kecurigaan yang m
Read more
55
Sesampainya di rumah. Aku dan Dia turun dari mobil lalu beriringan masuk ke dalam rumah kami. Anak-anak langsung berseru gembira begitu melihat orang tuanya pulang dari tempat kerja."Aku lapar sekali. Apa kau akan masak sesuatu di rumah?""Aku dan anak-anak mau pergi ke rumah ibuku.""Oh kupikir kau akan masak sesuatu untukku sebelum pergi."Entah kenapa Hari ini aku tidak ingin dia pergi kemanapun. Aku bukannya tiba-tiba pura-pura berubah hanya saja aku mulai ingin memperbaiki keadaan dan hubungan kami demi kedua anakku yang bola matanya selalu berbinar saat melihat orang tua mereka bersama. "Apa kau bercanda denganku, biasanya masak apapun diri ini kau tidak peduli karena kau pasti akan menghabiskan waktu untuk bersama dengan wanita itu dan makan dengannya.""Aku mohon jangan bahas dia.""Mau tidak mau kita tetap membahasnya karena wanita itu ada dalam hidup kita dan diantara pernikahan kita.""Disaat Aku ingin memperbaiki keadaan denganmu aku tidak ingin kau membahas tentang wani
Read more
56
Tring...Tring....Entah sejak kapan ponselku berdering tapi kurasa di alam bawah sadarku sampai terbawa mimpi suara dering itu terus berbunyi.Aku dan istriku yang tertidur dalam posisi berpelukan dan hanya ditutupi sebuah selimut terjaga karena suara ponselku."Mas." Istriku mengguncang pipiku dan memintaku untuk segera menjawab panggilan itu.Aku bangkit sementara dia kembali merangkum selimut untuk menutupi tubuhnya dari dinginnya hawa air conditioner."Ada apa?""Mas, sebaiknya kamu datang sekarang.""Kenapa?""Aku keguguran Mas!""Apa?"Aku terlonjak bangkit dari posisiku berdiri dengan wajah tegang dan setengah tidak percaya dengan perkataannya.Keguguran?Kapan dia hamil, kalau dia hamil anakku, kenapa dia tidak memberitahuku agar aku lebih memperhatikan kesehatan dan keinginannya. Kalau ternyata bukan Anakku berarti dia menipuku selama ini, menipuku di mana Aku tetap berhubungan dengannya dan dia memanfaatkanku padahal dia punya pacar lain."Mas, apa kau mendengarku?"Sesaat
Read more
57
Aku panik dan langsung mengangkat tubuhnya dari sofa meminta petugas kesehatan yang barusan untuk menolongnya. Wanita itu sigap memberi bantuan dia memeriksa denyut jantung dan suhu tubuh lalu berusaha menyadarkan ailin dengan perlahan. "Bagaimana dia? Apa kita harus melarikan dia ke UGD?""Tidak, Pak, dia tak akan mau.""Apa keadaan masih bisa ditangani di sini?""Ya, aku bisa, dia hanya lelah.""Ya ampun," desahku dengan resah, aku memahami betapa sakitnya hati Airin kehilangan calon bayinya, aku juga panik khawatir terjadi apa-apa pada wanita itu. Jika dia sampai meninggal maka sudah dipastikan aku dalam masalah besar.Perlahan wanita c itu siuman rambutnya yang ikal mayang menempel di wajah dan keringatnya, membuat dia nampak cantik dan makin terlihat luar biasa di mataku meski dia pucat. Aku mendekat padanya dan menggenggam tangannya menyapanya dengan perlahan lalu mencium keningnya."Kau baik baik saja?""Sebaiknya kau pulang. Amaira, pasti bertanya-tanya di mana kau sekarang.
Read more
58
Bisa bicara seperti itu ayah bangkit dari tempat dudukku. Dia berjalan perlahan, meski dengan langkah yang setengah tertatih tapi lelaki itu masih nampak berwibawa dan punya kekuatan. Tentu saja Meski aku anak semata wayang tapi aku sangat gentar jika Ayahku sedang marah, dia bisa menghancurkan hidupku dalam satu jentikan jari saja."Terima kasih sudah datang ayah.""Tak masalah, aku pulang dulu, ada janji dengan beberapa pemilik perusahaan besar jadi aku akan bicara pada mereka.""Semoga lancar ayah.""Aku membantumu untuk melancarkan bisnis, istrimu juga membantu agar regulasi keuangan berjalan dengan lancar dan kau tidak merugi, orang-orang yang ada di perusahaan ini semuanya baru membawa membantumu jadi jangan merusak segalanya hanya dengan perselingkuhan dengan wanita itu.""Baik Ayah.""Cepat cepatlah sadar.""Baik, Ayah."Seiring dengan menghilangnya Ayah dari balik tembok yang jadi pembatas antara kantorku dan koridor utama. Aku menghela nafas, aku kembali terpikirkan akan ung
Read more
59
"Dengan siapa kau bertengkar?""Eh, bu-bukan."Ternyata istriku menyimak percakapan, dia berdiri di belakangku sambil melipat tangannya dan menatap diri ini dengan ekspresi datar seakan dia memaklumi setiap dosa yang kulakukan dengan tenang."Kalau wanita itu ingin kau ada di sisi-nya maka kau bisa pergi menemani dia.""Tidak, tidak usah?""Mengapa tidak usah!""Kemarilah!" Aku memberi isyarat agar dia mendekat.Dia maju beberapa langkah lalu aku menarik tangannya agar dia begitu dekat padaku, dia berdiri sejajar pinggangnya dengan kepalaku, aku yang di posisi duduk tiba-tiba memeluknya wanita itu kaget dan terperangah."Ada apa denganmu?""Lima menit saja," ucapku sambil memejamkan mata."Apa.. kau bertengkar dengan pacarmu?""Tolonglah, Aku butuh ketenangan 5 menit saja.""Baiklah." Wanita itu terdiam sambil mengelus puncak kepalaku dan menepuk-nepuk bahuku secara lembut, tiba-tiba aku merasa menemukan kedamaian yang sudah sejak lama aku cari, berapa jauh aku mengembara di rimba d
Read more
60
"Mas ... Mas, tunggu, meski aku menyakitinya, iya tetap berusaha mengejar dan menggapai tanganku dengan air mata yang sudah membasahi pipinya wanita itu berusaha membujuk dan berusaha tersenyum di hadapanku."Mas, aku minta maaf, aku yakin, aku sudah kehilangan akal saat mengatakan hal-hal tadi. Aku minta maaf, Mas," ujarnya sambil memegang pakaianku, dia memelas dan minta maaf dengan tatapan menyedihkan."Aku harus rapat," ujarku melepas cengkeraman tangannya."Tidak, aku tidak akan melepaskanmu selagi kau tidak bilang bahwa kau memaafkanku!" ujarnya sambil makin mengeratkan tangannya."Ailin sudah!" Brak!Aku menepis dan menghempaskan tangannya, segera mungkin kutinggalkan wanita itu di ujung lorong kantor yang sepi sambil berharap tidak ada yang memperhatikan adegan tadi. "Mas, teganya kamu, aku bersumpah akan membuat kamu kembali dan berlutut di kakiku," ujarnya sambil memaki.Aku tak peduli, aku naik ke lift dan pergi ke ruang rapat.Kucoba meredakan lebaran jantungku yang berd
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status