All Chapters of Pernikahan Kontrak Satu Milyar : Chapter 31 - Chapter 40
202 Chapters
Pujian Hangat
“Keluarlah,” titah Morgan dengan suara dingin khas dirinya. Begitu acara selesai, awalnya Yuna ingin kembali menggunakan taksi. Ia tidak tahu apakah ia diizinkan untuk menaiki mobil Morgan. Tetapi kemudian Morgan menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobilnya. Setelah melalui perjalanan yang canggung dan kaku, mobil mereka justru berhenti di depan sebuah restoran yang terlihat terang dan ramai. “Mengapa kita berhenti di sini?” tanya Yuna dengan bingung. “Turun saja,” titah Morgan dengan penuh teka-teki. Yuna tidak tahu tempat ini, tetapi akhirnya dia mengikuti perintah Morgan dan keluar dari mobil itu. Benny dan Morgan turut keluar dan berjalan mendahului memasuki restoran itu, sementara Yuna mengekor di belakang mereka. Restoran itu terlihat besar, mewah, dan terang dari luar. Rupanya bagian dalam tempat itu terlihat jauh lebih bagus. Penataan bangkunya sangat rapi. Barang-barang yang dipilih pun terlihat berkualitas dan Yuna bisa langsung mencium aroma makanan di udara. Yuna te
Read more
Mempermalukan dan Dipermalukan
Yuna berbohong. Ia tahu tindakannya salah karena membohongi suaminya sendiri. Akan tetapi, pikirannya tidak tenang setelah meninggalkan begitu banyak makanan di meja. Mubazir, pikirnya. Akhirnya, dengan alasan mengambil barang yang tertinggal, Yuna kembali dan meminta pelayan untuk membungkus makanan-makanan itu. Morgan pasti marah jika mengetahuinya, Yuna tahu. Akan tetapi, itu lebih baik daripada ia membiarkan semua makanan itu. Hingga rencana Yuna menjadi berantakan saat ia tanpa sengaja berpapasan dengan Sean. Pria itu mendatangi restoran bersama Aubrey dan keduanya tampak sangat mesra. Mereka pun terkejut saat tahu-tahu melihat Yuna di sana. “Apa yang kau lakukan di sini, Yuna?” tanya Sean. Dia menatap Yuna dari ujung kepala hingga ujung kaki. Penampilan Yuna memang terlihat lebih baik daripada sebelumnya, tetapi itu tidak serta-merta membuat Yuna pantas berada di sana. Satu yang menarik perhatian Sean adalah bingkisan berisi makanan yang berada di tangan Yuna. “Apakah ka
Read more
Menggantikan Delvin
Yuna selalu mencoba lebih baik. Menjadi sekretaris atau asisten dari pengacara hebat seperti Delvin bukan pekerjaan main-main. Tanpa pria itu, Yuna bahkan tak akan pernah bisa menjejakkan kaki di kantor firma hukum itu. Oleh sebab itu, Yuna selalu mencoba lebih baik. Tiap hari, dia datang lebih awal dan menghabiskan waktu di perpustakaan kantor itu untuk membaca buku-buku hukum. Otaknya tidak terlalu pintar, tetapi sedikit demi sedikit Yuna bisa memahaminya. Sejak awal, Delvin memang berkata hal itu tidak dibutuhkan, tetapi Yuna merasa lebih baik jika dia tahu sedikit. “Selamat pagi, Pak!” ucap Yuna saat menemui Delvin di kantornya. Keduanya sepakat untuk menggunakan nama panggilan demikian demi profesionalisme.Raut wajah Yuna masih riang seperti biasanya. Namun, dia menjadi cemas saat menatap bosnya. Tak jauh darinya, Delvin tengah duduk di kursi dengan wajah pucat. Penampilannya pun terlihat lebih berantakan seakan tak bisa bersiap dengan benar pagi ini.“Bapak baik-baik saja
Read more
Memandikan Pria Lumpuh
Morgan tidak pernah menunggu Yuna. Pertama kalinya pria itu menunggu Yuna adalah saat memberikan surat ajuan perceraian. Semenjak itu, Morgan tak pernah menunggunya pulang. Pria itu bahkan tak peduli meski Yuna tidak kembali ke rumah. Karena itu, saat Morgan berkata dia menunggu Yuna, kewaspadaan gadis itu langsung meningkat. Khawatir Morgan akan memberinya kejutan lain. “A—ada apa?” tanya Yuna. Hal aneh lain yang tak biasa dari Morgan adalah pria itu masih mengenakan setelan kerjanya selarut ini. “Apakah kau baru saja lembur?” tanya Yuna lagi. “Calvin cuti karena istrinya sedang sakit,” tutur Morgan. Tenggorokannya bergerak naik turun dengan gugup. “Karena itu, bisakah kau … memandikanku?” DEGJantung Yuna seolah berhenti berdetak. Ia berkedip dan mematung di tempatnya. Ia … tidak salah dengar, bukan?Apa kata Morgan tadi? “A—apa?” Yuna refleks bertanya. Terdengar seperti bantahan. “Kamu tidak mau?” tanya pria itu. Yuna langsung menggelengkan kepala. “Tidak—aku mau. Mak
Read more
Kabar Baik dan Taktik Licik Morgan
Benny tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Yuna mendorong kursi roda Mark keluar dari kamarnya. Ini adalah pemandangan yang langka. Begitu langka hingga Benny mematung melihatnya. “Selamat pagi, Benny,” sapa Yuna dengan senyum cerah khas dirinya. “Tuan—Nona Yuna ….” Lidahnya terasa kelu dan terbata-bata. “Mungkinkah … Nona yang memandikan Tuan Morgan hari ini?” Benny langsung membungkam bibirnya saat menyadari betapa lancangnya pertanyaan itu. “Jangan berpikir macam-macam,” ucap Morgan dengan suara tenang. “Dia hanya membantuku bersiap.” Tentu saja. Benny tidak akan menjadi sekaget ini jika Yuna hanya membantu Morgan bangun ataupun sarapan. Namun, mandi, itu adalah hal yang sangat berbeda. Ini benar-benar perubahan pesat dalam hubungan mereka. Tidak heran jika pria itu terlihat sangat rapi hari ini. Ini mungkin penampilan terbaik Morgan yang pernah Benny lihat semenjak pria itu lumpuh. Menandakan bahwa perlakuan laki-laki dan wanita memang berbeda. “Kalau
Read more
Permintaan Gila Morgan
Morgan kembali menunggu dalam kegelapan di kediamannya. Seluruh pekerjaannya selesai lebih awal. Ia sudah di rumah sejak pukul enam. Morgan telah mengerjakan ini dan itu untuk membunuh waktu, tetapi perasaannya tak kunjung menjadi tenang. Waktu seakan berjalan begitu lambat saat ia menunggu Yuna kembali dan Morgan nyaris frustrasi. Ini kali pertama seseorang membuatnya menunggu. Biasanya, Morgan akan memberi hukuman kepada siapa pun yang membuang waktunya lebih dari satu jam. “Ck, mungkinkah dia pergi bersama pengacara berengsek itu lagi?” decak Morgan dengan geram. Pria itu sudah meraih ponselnya dan berniat menghubungi Yuna saat tahu-tahu terdengar bunyi kenop pintu dibuka. Morgan cepat-cepat menyembunyikan ponsel itu dan berusaha bersikap normal seakan tak menunggunya. Ia mengamati Yuna berjalan masuk dan menjadi sedikit khawatir saat melihat wajah letih Yuna. Namun, gadis itu refleks tersenyum saat melihat Morgan. “Apakah Calvin belum kembali?” tanya Yuna seraya mengedarkan
Read more
Satu Atap Satu Ranjang
Morgan tak pernah bermain dengan kata-katanya. Apa yang ia ucapkan, itu pula yang dia lakukan.Begitu pula kali ini. Dia tidak bercanda saat meminta Yuna untuk tinggal. Namun, tampaknya, Yuna sangat terkejut dengan permintaan itu hingga detik demi detik gadis itu tidak mengatakan apa pun. Dia hanya membeku di tempatnya. Seakan ragu untuk menjawab.“Bagaimana jika aku membutuhkan sesuatu nanti malam?” Morgan mulai mengurai ketegangan yang ia buat. “Kau pasti akan cepat-cepat kemari. Berbahaya menuruni tangga dalam keadaan setengah sadar. Lebih mudah jika kamu tetap di sini. Mengapa wajahmu menjadi pucat? Apakah … kau memikirkan hal yang aneh?” tutur Morgan lagi. Nada suaranya terdengar netral dan logis hingga terdengar mengejek Yuna yang bereaksi berlebihan. Padahal, pria itu sendiri yang memulai semuanya. Yuna berkedip satu kali dan menarik tangannya perlahan. Ia mulai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk mengurangi rasa gugup. “Bu—bukan apa-apa,” jawabnya, “Lagi pula, kit
Read more
Perhatian Pria Lain
“Kamu capek?” Delvin bertanya pada Yuna yang duduk di sisinya.Sekarang keduanya berada di dalam mobil yang melaju di jalan raya. Mereka baru saja selesai menemui klien ketiga Delvin hari ini dan pria itu terkejut mendapati wajah Ayana terlihat pucat seperti orang tidak sehat. Yuna menggelengkan kepala. “Aku baik-baik saja,” jawabnya, setengah berbohong. Alis Yuna langsung mengernyit karena otaknya terasa berguncang saat ia menggelengkan kepala. Ia memang merasa kurang tidur karena melayani Morgan tadi malam. Akan tetapi, Yuna merasa baik-baik saja. Hingga kini perutnya mulai terasa sakit setelah ia meminum kopi di restoran beberapa saat lalu. Gadis itu memang tidak cocok kopi, tetapi klien mereka telanjur memesannya. Perundingan Delvin pun amat serius hingga Yuna tak enak untuk meminta pria itu mengganti menu. Dengan terpaksa, ia meminum cairan itu dan kini tak hanya perutnya, tetapi jantung Yuna pun mulai berdebar cepat. Bahu Yuna berjengit kaget saat tahu-tahu Delvin menaru
Read more
Kenyataan Pahit
“Kau sudah mencari informasi yang kuminta?” Morgan bertanya tepat setelah ia dan Benny tiba di kantornya. Biasanya, pria itu selalu meminta dipaparkan jadwal pertama-tama. Namun, kali ini berbeda dan Benny menerka jika sosok itu amat penting bagi Morgan. “Sudah, Tuan,” jawab Benny, kemudian memberikan beberapa carik foto yang menampilkan sosok Delvin dalam berbagai acara. “Namanya adalah Delvin Mycroft Ashley. Dia pria cerdas yang mengambil kuliah hukum di California.” Benny mulai membacakan informasi yang berhasil ia dapatkan. Alis Morgan seketika mengerut. Rasanya ia tak asing dengan marga Ashley dalam dunia bisnis, tetapi ia tak tahu pernah mendengar di mana. “Setelah lulus, dia tidak langsung kembali ke Indonesia. Pria itu mencoba menjadi pengacara di sana dan sempat mendapatkan penghargaan. Dua tahun kemudian, dia kembali ke Indonesia dan bergabung dengan firma hukum A&T.” Benny menjeda dan berdecak kagum dengan sepak terjang pria itu. “Lanjutkan,” titah Morgan.“Ini infor
Read more
Lastri Curiga
Nita menelan saliva dengan berat. Jantungnya seakan berhenti berdetak saat tahu-tahu Lastri menembaknya dengan pertanyaan itu. Pertanyaan yang menerka dengan sangat tepat. “A—aku ….” Nita mendadak tergagap. “Tentu saja tidak. Aku … aku hanya penasaran,” jawab gadis itu, kemudian memalingkan wajah ke arah lain. Lastri masih memicingkan mata dengan penuh kecurigaan. Entah mengapa, gerak-gerik Nita selalu menimbulkan kecurigaan baginya. Namun, perhatian Lastri pada akhirnya teralihkan oleh bunyi pintu terbuka, disusul derap langkah keduanya memasuki kediaman mereka. Morgan langsung menggerakkan kursi rodanya menuju kamarnya, sementara Yuna lebih dahulu mendatangi Lastri. Wajah wanita itu terlihat cerah. “Nyonya kembali pulang bersama Tuan Morgan,” komentar Lastri dengan nada setengah menggoda. Yuna tersenyum malu-malu dan menganggukkan kepala. “Kami baru saja ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan,” tutur Yuna. Suasana hatinya semakin membaik karena hasilnya pun bagus. Yun
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status