All Chapters of THE ISLAND : I'M IN LOVE: Chapter 61 - Chapter 64
64 Chapters
BAB. 61 Makan Ayam Bakar
“Lia, bagaimana jika kita kembali kepada teman-teman?” tutur Edu kepada kekasih hatinya.“Boleh, Du. Siapa tahu mereka butuh bantuanmu untuk memasak ayam bakar,” sahut Lia.“Baiklah kalau begitu, ayo kita ke sana!” seru Edu sambil meraih tangan Lia dan menggenggamnya dengan erat.Edu dan Lia berjalan berdampingan menuju ke tepian pantai yang terletak di sisi lain pulau, setelah mereka berdua menikmati kolak buatan Edu. Matahari yang telah terbenam, memberikan sentuhan keemasan pada langit senja yang indah yang telah berubah menjadi langit malam bertaburan bintang-bintang. Angin pantai yang sejuk menyapu lembut rambut keduanya saat mereka melangkah menuju ke arah teman-temannya. Saat Edu dan Lia mendekati tepian pantai, keduanyz dapat melihat empat teman mereka, Mira, Sera, Ronald, dan Hezki, sedang duduk di sekitar api unggun. Mereka sedang memanggang daging ayam hutan yang telah masuk perangkap dan ditangkap oleh Hezki dan Ronald sore tadi.
Read more
BAB. 62 Ronald Mengungkapkan Perasaannya Kepada Sera
Pagi yang indah menyambut Ronald dan Sera di pantai Pulau Asu. Udara segar dan deburan ombak memberikan kesan romantis yang tak terlupakan. Saat matahari mulai muncul dari ufuk timur, Ronald merasa inilah saat yang tepat untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Sera.Dengan dukungan kedua temannya, Hezki dan Edu yang telah mengungkapkan isi hati mereka kepada para gadis favoritnya. Kini tiba saatnya bagi Ronald untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Sera.Beberapa saat yang lalu, Ronald mengetuk pintu kamar para gadis yang berada di atas kapal. Dia menyebut nama Sera beberapa kali yang tiba-tiba saja membangunkan gadis itu.Sera lalu membuka pintu kamar, dengan masih berwajah bantal. Gadis itu sangat kaget melihat Ronald yang telah berdiri di depan kamar para gadis.“Ya ampun, Bro Ronald! Aku pikir kamu siapa!” kaget Sera.“He-he-he. Maaf jika aku mengagetkan dirimu,” sahut Ronald dengan ceria.“Iya …
Read more
BAB. 63 Kekhawatiran Keluarga Para Gadis
Dalam kegelapan malam di Jakarta, ketika hamparan langit dipenuhi cahaya gemerlap kota yang tak pernah tidur, tiga keluarga terpisah tetap bersatu dalam doa dan harapan yang sama. Mereka adalah Keluarga Sera, Mira, dan Lia. Di setiap detik yang berlalu, seakan-akan membawa serpihan harapan yang terus membara dalam dada mereka.Di sudut ruang tamu rumah Sera, Papa Theo duduk di kursi goyang kayu dengan rasa gelisah yang tak bisa tersembunyi di wajahnya. Mama Nara duduk di sebelahnya, tangan keduanya terjalin erat, mencerminkan kekuatan mereka dalam menghadapi masa sulit ini. "Sera, kamu di mana sekarang?" bisik Papa Theo sambil menundukkan kepala, suaranya penuh keputusasaan.“Papa, kita tidak boleh putus asa seperti itu. Mama yakin, Sera, Lia, dan Mira pasti baik-baik saja saat ini,” tukas Nyonya Nara mencoba menguatkan suaminya.“Tapi, Ma. Sudah terlalu lama putri kita berada di lautan luas sana, entah bagaimana nasibnya sekarang,” lirih Pa
Read more
BAB. 64 Mengadakan Konferensi Pers
Malam pun tiba, para orang tua berkumpul di ruang keluarga yang ada di vila. Di atas perapian yang hangat, mereka saling berbagi cerita kenangan tentang putri-putrinya. Meskipun air mata kadang-kadang mengalir jatuh tanpa diduga, namun mereka menemukan kekuatan dalam kebersamaan itu."Pada akhirnya, yang penting adalah kita harus tetap bersama," ucap Papa Herman dengan suara yang penuh keyakinan."Kita tidak akan pernah kehilangan harapan, karena kita adalah keluarga,” seru Papa Bagas menambahkan.Kata-kata itu memenuhi ruangan dengan kehangatan yang luar biasa. Di tengah kegelapan malam yang menyelimuti vila, cahaya harapan dan kebersamaan mereka masih tetap bersinar terang.Dalam keheningan malam, di tengah gemuruh hutan yang gelap dan suara kicauan burung-burung malam, para orang tua merasa sedikit lega, lebih kuat, dan siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin akan terjadi di masa depan. Karena dengan kebersamaan, mereka tahu bahwa cinta
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status