Semua Bab Istri Cerdik melawan Pelakor Licik: Bab 21 - Bab 30
60 Bab
Bab 21
"You not okay?" tanya Tania sesaat setelah berhasil menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dan kini wanita itu tengah menatap lekat wajah Hanny, yang berada tepat di sampingnya. Pikiran Hanny, yang awalnya tengah berkelana jauh, sontak terlonjak kecil. Lantas dengan cepat ia mengusap bercak air yang menggumpal di kelopak matanya, baru setelah itu menoleh sembari menggeleng singkat."No, I am okay!" jawab wanita itu mantap, tetapi terlihat jelas wajahnya penuh dengan kesedihan. Mata bulatnya bahkan sudah memerah, karena menahan tangis.Tania, yang tidak tega, langsung melepas earphone yang semula wanita itu kenakan, kemudian dengan lembut ia menarik tubuh Hanny untuk masuk ke dalam dekapannya, dan benar saja, di dalam dekapan tubuh kecil itu, Hanny langsung menangis sejadi-jadinya. Berusaha meluapkan semua rasa sakit, setelah mendengar percakapan sang suami yang tengah bermesraan dengan wanita lain di seberang sana.“Aku bohong, Tan. Aku bohong, jika aku bilang aku baik-baja! Aku han
Baca selengkapnya
Bab 22
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam, kini keempat orang dewasa itu telah tiba di salah satu villa mewah yang terletak di daerah Nusa dua, Bali. Dengan langkah bersemangat, Tania yang lebih dulu masuk kedalam villa tersebut, membiarkan aroma bunga tropis menyambut indra penciumannya. Begitu berada di dalam, netra wanita itu terbelalak takjub, tatkala menyadari bahwa Villa tersebut menghasilkan suasana yang begitu memukau, bahkan lebih indah dari ekspektasinya. Desain elegan dan modern dengan langit-langit tinggi dengan lampu gantung yang mewah, dinding kaca yang memungkinkan cahaya matahari memasuki setiap sudut ruangan, serta dekorasi yang dipilih dengan detail. Semua itu menciptakan atmosfer yang begitu istimewa.“This is so perfect, Ini beneran surga dunia!” pekik Tania dengan suaranya yang melengking memenuhi seisi ruangan. Raka dan Hanny reflek tertawa kecil, berbeda dengan Devina yang tampak mendengus tak suka, bahkan wajah wanita itu sama sekali tidak menggambarkan
Baca selengkapnya
Bab 23
Devina memandang kepergian sepasang suami istri itu dengan ekspresi wajah yang semakin gelap. Hatinya dipenuhi rasa marah dan kecewa. Lantas tanpa ragu, ia memutuskan untuk menyusul mereka, dengan langkah cepat dan tegas.Sedangkan di dalam sana, sepasang suami istri yang masih saling merangkul mesra itu harus berpisah di ujung ruangan, tatkala Raka hendak pergi ke kamar mandi meninggalkan Hanny sendirian. Hanny sendiri langsung beranjak hendak kembali ke kamar tidurnya. “Hanny, tunggu!”Mendengar panggilan itu, membuat Hanny kembali mengurungkan niatnya untuk melangkah pergi, kemudian dengan senyuman yang mengembang sempurna, ia berbalik badan, menatap Devina yang ternyata tengah berlari ke arahnya, dengan kedua tangan mengepal di kedua sisi tubuh.“Why?” tanya Hanny santai, tak lupa ia juga menarik sebelah alisnya setinggi mungkin, mencoba memberikan tatapan remeh, pada lawan yang kini sudah berdiri tepat di hadapannya Melihat itu, membuat Devina menahan nafasnya sejenak, netrany
Baca selengkapnya
bab 24
Hari sudah kembali berganti, tetapi Devina tak kunjung berhasil membuat kedua kelopak matanya untuk tertutup. Suara bentakan Raka terus berputar di dalam memori kepalanya, juga bayangan wajah Hanny yang tampak polos,terus membuat dada wanita itu bergemuruh tak terkendali.Hingga akhirnya, setelah matahari tak lagi malu-malu menunjukan wujudnya, Devina bergegas keluar kamar guna mencari keberadaan sosok Raka. Dan ya, tampaknya dunia tengah berpihak kepada wanita itu. Buktinya baru saja beberapa langkah, mata Devina berhasil menangkap siluet tubuh Raka yang bergerak menuju dapur, tak mau menyiakan kesempatan, wanita itu segera berlarian kecil guna menemui Raka.“Mas,”Suara yang terdengar cukup lirih itu, berhasil menelisik pendengaran Raka, membuat pria yang tengah membuatkan susu untuk sang istri terlonjak kecil, tetapi tak urung ia tetap berbalik badan, menatap pelaku yang ternyata masih berada di ambang pintu dapur.Karena merasa tak mendapat imbal balik, wanita itu kembali melangka
Baca selengkapnya
Bab 25
Pagi ini, Devina lebih dulu sampai di apartemennya, meninggalkan ketiga orang lainnya di pulau Dewata sana. Persis seperti yang telah Raka ucapkan sebelumnya, pria berahang tegas benar-benar memisahkan maskapai penerbangan mereka.Dengan kasar, wanita bersuarai sebahu itu membuak pintu apartemen, lantas tanpa permisi ia melempar tasnya ke sembarang arah,“Gila tu perempuan! Muka doang yang polos!” Tangan wanita itu terkepal kuat diatas meja, bersamaan dengan dadanya yang naik turun karena nafas tak beraturan.“Bisa-bisanya dia, memfitnah saya!” Wanita itu bergerak maju, menuju cermin yang ada di sudut ruangan, lantas tangan kanan bergerak guna menyibakkan rambut sebahu yang menghalangi pandangan matanya saat tengah menikmati pantulan dirinya sendiri.“Hanny Diratama,” cicit Devina yang kini sudah bersedekap dada, dengan menampilkan seulas senyum penuh kebencian dan kemarahan, “Kamu pikir saya akan menyerah begitu saja?”Seulas senyum itu kini telah berubah menjadi tawa yang terdengar
Baca selengkapnya
Bab 26
“Hatinya Hanny!” Tiar yang terkesiap dengan jawaban spontan dari mulut Tania, perlahan kembali menarik tubuhnya untuk menjauh, dengan membenarkan posisi jaketnya pria itu berusaha stay cool layaknya tak punya beban. Namun, dalam otak mungilnya, sudah dapat dipastikan jika ia tengah mengumpati habis-habisan sahabat karibnya itu, dan sampai detik ini ia masih dibuat tidak habis pikir dengan kelakuan, juga tingkah Tania yang benar-benar di luar prediksi bmkg. Sudah jelas ekspresi Tiar saat ini tidak ingin bercanda, tetapi wanita itu malah mengacaukan semuanya.Melihat perubahan ekspresi Tiar yang tampak lebih dingin dan tajam, membuat Tania dengan segera membekap mulutnya sendiri, “Ups, sorry. Gak sengaja!” “Berisik! Lupain yang tadi!” desis pria itu pada akhirnya. Tania mengangguk pasrah.“Jelasin, maksud dari isi dokumen yang lo buat ini!” Kini giliran Tania yang terkesiap karena ulah Tiar yang tiba-tiba mengeluarkan sebuah amplop besar berwarna coklat besar tepat di hadapannya.
Baca selengkapnya
Bab 27
“Tiar, kamu disini?” Suara lembut yang berhasil menelisik indra pendengaran Tiar, dalam sekejap berhasil mengubah tatapan bengis pria itu menjadi lebih tenang, meski tak mengendurkan raut dinginnya sedikitpun.“Hanny, I'm so sorry!” Dengan suaranya yang sedikit serak, pria itu langsung memeluk tubuh Hanny begitu eratnya. Karena kurangnya persiapan, hal itu berhasil membuat tubuh sang wanita terhuyung, beruntung tubuh Tiar mampu menahan bebannya. “Tiar!” panggil wanita itu lagi, berusaha melepaskan pelukan antar keduanya.Namun, bukannya terlepas justru Tiar semakin erat merengkuh tubuh ringkih Hanny, membuat sang empu semakin menyerngit penuh tanya, apalagi saat samar-samar ia mendengar suara isakan keluar dari mulut sahabatnya itu. “Are you okay?” bisik wanita tepat di samping telinga Tiar, yang nyatanya hal itu membuat Tiar melepas pelukan dan melemparkan tatapan tak terima.“Kenapa?” “Bodoh!” umpat Tiar, sembari menyentil kening si wanita. Mendengar umpatan Tiar, yang penuh
Baca selengkapnya
Bab 28
Setelah perdebatan yang cukup sengit, kini ketiga insan itu memutuskan untuk duduk bersama di atas sofa yang empuk. Hanny terus berceloteh panjang lebar guna meluruskan segala permasalah yang berujung perdebatan antar kedua sahabatnya.“Jadi, lo masih mau pertahanin hubungan lo sama si brengsek itu?” Meskipun terdengar cukup ketus dan tak terima, Tiar tetap menjaga ekspresi wajahnya setenang mungkin.“Ck!” decak Tania lantas melirik pria itu menggunakan ekor matanya. “Dia punya nama!” imbuhnya, sesaat setelah kembali menatap ke arah Hanny.“Iya, sorry. Gue khilaf” acuh Tiar, mencoba mengalihkan pandangan, disertai hembuskan nafas penuh kepasrahan.Pria itu sudah memutuskan untuk ikut andil dalam permainan kedua temannya, melakukan apapun yang mereka inginkan, serta berjanji agar tidak melakukan kekerasan jika memang tidak diperlukan.“Huft! Gue tandain muka lo!” batin Tiar, dan tanpa kedua temanya sadari, kini kedua tanganya sudah ikut mengepal kuat di samping tubuhnya.“Jadi gimana
Baca selengkapnya
Bab 29
“Silahkan saja laporkan Tania, jika Anda berani!”Suara yang tegas itu, berhasil mengambil alih atensi semuanya, siapa yang berbicara? Tentu saja Hanny Diratama, wanita itu mengangkat kepalanya, menatap remeh Devina sembari terus berjalan mendekat.“Saya juga bisa melaporkan Anda! Karena Anda sudah berani berselingkuh dengan suami saya!” Tepat di hadapan Devina wanita itu berdiri, tatapannya tampak teduh, tetapi cukup menusuk. Senyumnya tampak manis. Namun, senyum itu justru membuat orang sekitarnya bergidik ngeri.“Dengan bukti akurat yang saya punya. Saya bisa membuat Anda mendekam di jeruji besi lebih lama. Dan satu lagi, saya bisa pastikan reputasi kamu akan hancur sebentar lagi!”Perlahan tapi pasti Devina menurunkan kembali tangannya, meskipun tidak kentara tetapi ucapan Hanny berhasil membuat nyalinya menciut saat itu juga, apalagi soal reputasi baik yang susah payah ia bangun. “Pergi dari sini! Atau polisi sendiri yang akan menjemput Anda, sekarang!”Masih dengan tatapan ben
Baca selengkapnya
Bab 30
Entah sudah keberapa kali, Haura terus menghembuskan nafas jengah. Tampaknya gadis kecil itu sudah mulai bosan menunggu kehadiran sang Ayah yang tak kunjung datang.“Ayah, kok lama banget sih,” gerutunya dengan kepala yang sudah tertekuk, menatap sepasang sepatu berwarna pink yang melekat di kakinya.“Haura, kamu belum dijemput ya?”Merasa tak asing dengan suara yang baru saja menelisik indra pendengarannya, membuat Haura segera mendongak guna memastikan bahwa tebakannya benar.“Clarisa!” Haura berseru, lantas menggeleng pelan, “Ayah masih belum jemput aku,” imbuhnya diiringi senyuman manis yang melekat di wajah bulat nya.Gadis yang kerap disapa Clarisa itupun mengangguk mengerti, lantas ia turut mendongak guna menatap sang bunda yang masih setia memegang kedua bahunya.“Ada apa, Sayang?” Sembari bertanya wanita muda itu langsung duduk guna menyetarakan tingginya dengan sang anak.“Bunda boleh nggak kalau kita anterin Haura pulang dulu, kasihan Haura nanti disini sendirian,” pinta gad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status