Semua Bab (Bukan) Istri Pilihan : Bab 51 - Bab 60
146 Bab
Part 51 Pasrah 1
(Bukan) Istri Pilihan - Pasrah Author's POV "Maaf, Dok. Ibu ini istri kedua Pak Bastian." Pak Parmin bicara pada Bumi saat melihat dokter itu masih terdiam.Bumi terkejut dalam hati, tapi tetap tenang. Sudah pembawaan khas dokter spesialis seperti dirinya. Harus tenang, teliti, dan bisa membaca situasi dan mengambil tindakan yang tepat. "Oh, maaf. Saya tidak tahu. Kalau gitu silakan, Bu." Dokter berusia tiga puluh tiga tahun itu mempersilakan Bu Eri masuk.Wanita itu masuk dengan perasaan campur aduk, khawatir, cemas, dan bingung karena kakak madunya tiba-tiba saja baik pagi itu. Padahal tadi ia sudah di telepon berulang kali oleh Fauzi, supaya ibunya pulang saja. Tapi belum puas rasanya kalau belum tahu bagaimana keadaan suaminya.Bu Eri duduk di kursi sebelah Pak Bastian. Air matanya tumpah tiba-tiba. Hanya bisa memandangi tapi takut untuk menyentuh raga yang terbaring diam. Dialah lelaki yang banyak berjasa dalam hidupnya. Mengangkat dari lembah kemiskinan. Menyekolahkan Fauzi h
Baca selengkapnya
Part 52 Pasrah 2
Ketika di tengah kesibukannya Bu Mega masih bisa menyelesaikan S3-nya dengan sempurna di universitas paling bergengsi di Surabaya, Pak Bastian masih bertahan di S1, padahal banyak kesempatan ia bisa melanjutkan pendidikannya seperti saran sang istri. Untuk meningkatkan kualitas diri agar tidak kalah jauh dari istrinya. "Kamu nggak ingin pulang dulu untuk jenguk Sheireen?""Nggak, Ma. Dia anteng kata baby sitter-nya. Tadi sudah aku telepon.""Dari pernikahan papa dan mama, dari pernikahan kakakmu, dan dari pernikahan adikmu, kamu bisa belajar untuk mengambil hikmahnya. Jangan sampai rumah tanggamu seperti kami."Sinta mengangguk pelan. Deny suami dengan fisik sempurna sebelum kecelakaan membuat kakinya harus dipasang pen. Dia juga dari kalangan berada, hanya saja dua tahun yang lalu perusahaan keluarganya mengalami kebangkrutan. Dia suami yang baik meski tidak setampan Yoshi dan Agung."Besok atau lusa, usahakan bisa jenguk kakakmu.""Iya, Ma. Hari ini Mas Yoshi sudah ke sana.""Sekar
Baca selengkapnya
Part 53 Sasa dan Baby Boy 1
(Bukan) Istri Pilihan - Sasa dan Baby BoyAuthor's POVAnastasya masih bisa berjalan mondar-mandir di dalam ruangan setelah satu jam masuk ruang persalinan. Wanita itu tidak banyak bicara, sesekali berdiri dan mendesis ketika kontraksi datang.Rasa sakit bercampur dengan kekhawatiran tentang kondisi papanya. Dari semua yang ia miliki, Anastasya paling takut kehilangan Pak Bastian. Empat tahun lalu ia takut kehilangan Yoshi, makanya sebisa mungkin untuk bertahan. Namun saat tahu laki-laki itu tampak bahagia dengan mantan dan anaknya, luruh sudah pertahanan Anastasya.Yoshi mengusap-usap pinggang sang istri ketika wanita itu berdiri dengan kedua tangan bertumpu pada ranjang. Hanya ada mereka berdua dan Sinta dalam ruangan karena tidak boleh banyak yang menemani di sana. Bu Nana mondar-mandir antara ruang persalinan dan ICU."Aku mau minum, Mas," kata Anastasya lirih. Yoshi meraih botol minum di atas meja. Membantu sang istri minum pakai sedotan.Sebenarnya Yoshi sudah bilang ke dokter
Baca selengkapnya
Part 54 Sasa dan Baby Boy 2
Fauzi mengembuskan napas panjang. Rumit sekali jika membahas tentang perasaan. Seperti rumitnya perasaan pada Anastasya.Setiap kali mengingat perempuan itu, terasa ada beban berat dalam dadanya. Begini rasanya memendam cinta pada perempuan yang mustahil ia miliki. Kenapa ia salah menaruh rasa."Bu."Bu Eri mengangkat wajah."Ibu, mau ke rumah sakit lagi besok?""Nggak, Zi. Ibu sudah lega bisa menungguinya tadi. Semoga papa lekas pulih." Bu Eri berkata dengan nada berat. Jujur saja, kalau boleh ia memang ingin selalu menjenguk. Namun Bu Eri tahu diri. Kebaikan Bu Mega tidak ingin dimanfaatkannya. Dirinya harus sadar, hanya wanita kedua.Bu Eri bangkit dari duduknya untuk mengambil ponsel di atas bufet. Ada pesan masuk dari Pak Parmin. Belum membuka pesan saja dadanya berdebar hebat. Ada kabar apa ini? Kabar buruk apa kabar baik. Bu Eri masih mematung dengan perasaan campur aduk. Bayangan Pak Bastian yang terbaring seolah memenuhi netranya. Dia takut sekali akan menerima kabar yang pa
Baca selengkapnya
Part 55 Dilema 1
(Bukan) Istri Pilihan - DilemaAuthor's POVSenyum di bibir Yoshi lenyap seketika saat tangan itu kembali diam. Netranya terasa perih menahan air mata yang nyaris tumpah. Sinta menunduk dengan punggung terguncang karena tangis. "Dok, tadi jemarinya bergerak waktu saya pegang," kata Yoshi pada dokter Alya yang menghampiri."Iya, Pak. Secara medis sebenarnya kondisi istri Anda tidak apa-apa. Pendarahannya nggak parah dan tensinya juga mulai stabil," jawab dokter Alya. "Semoga tidak lama lagi istri Anda segera sadar, ya."Mendengar penjelasan dokter, Sinta berpikir kalau mental sang adik sedang down dan menyebabkannya tidak lekas siuman. Ia tahu betapa dekatnya Anastasya dengan papa mereka. Melihat papanya masih dalam keadaan koma, pasti membuatnya kehilangan g*irah hidup. Di antara mereka bertiga, Anastasya yang paling dekat dengan papanya sejak masih kecil."Nas, bangunlah. Anakmu nunggu ASI-mu. Dia nangis karena haus itu. Mbak nggak bisa nyusuin dia. Kamu harus bangun." Sinta berkat
Baca selengkapnya
Part 56 Dilema 2
Setelah dokter pergi, Bu Mega menghampiri suaminya. Wanita membenahi selimut Pak Bastian. "Sasa sudah ada di ruang perawatan, Pa. Sudah bisa menyusui. Anaknya ganteng." Bu Mega mengeluarkan ponsel dan menunjukkan foto bayi yang tengah tidur.Netra Pak Bastian berkaca-kaca. Terharu sekaligus bahagia. Jika tahu kisah tadi malam, pasti laki-laki itu sangat sedih. "Ganteng, kan? Hidungnya mancung banget," ujar Bu Mega. Dari perkataan dan sikap sang istri, Pak Bastian bisa merasakan kalau keadaan sudah berubah. Jauh sebelum peristiwa malam itu yang akhirnya membuat dirinya tak sadar hingga tadi malam."Sasa melahirkan jam berapa, Ma?""Jam setengah dua belas, Pa. Bersamaan dengan Papa sadar."Pak Bastian menarik napas panjang, tapi luka diperutnya seolah ketarik. Dokter Bumi memang bilang tadi, kalau melarang Pak Bastian bergerak berlebihan."Sakit, Pa?" Bu Mega kaget ketika sang suami mengernyit menahan sakit."Iya, tapi nggak apa-apa, Ma. Sebelum papa sadar itu, papa berada di suatu te
Baca selengkapnya
Part 57 Luka Seorang Istri 1
(Bukan) Istri Pilihan - Luka Seorang Istri "Bu, kita jenguk Nastasya sekarang," bisik Fauzi.Akhirnya Bu Eri mengangguk. Dia menyadari kalau putranya tidak nyaman. Fauzi pasti khawatir kalau Bu Mega atau kerabat mereka tiba-tiba datang untuk menjenguk Pak Bastian."Mas, aku sama Fauzi mau jenguk Sasa dulu ya. Dan setelah itu kami langsung pulang. Semoga Mas lekas pulih," pamit Bu Eri sambil memegang tangan suaminya. Fauzi juga lebih mendekat. "Pa, saya pulang, ya. Semoga papa lekas sehat.""Iya. Hati-hati kalau pulang."Fauzi mencium tangan Pak Bastian dengan takzim. Rasanya sungguh berat jika harus sampai berpisah, mereka sudah lama bersama dan Pak Bastian adalah orang yang sangat berjasa dalam hidupnya. Tapi kalau diteruskan pun hubungan mereka sangat rumit.Laki-laki itu melangkah keluar lebih dulu, ia tidak ingin melihat bagaimana cara ibu berpamitan pada suaminya. Kebahagiaan mereka berada di atas luka-luka wanita lain. Fauzi sebenarnya sudah memikirkan hal ini bertahun-tahun.
Baca selengkapnya
Part 58 Luka Seorang Istri 2
Yoshi menatap istrinya. "Mas akan membawamu dan anak kita pulang. Nanti setelah Yusa sudah umur sebulan lebih, kita bisa mengajaknya sambang ke rumah papa. Kamu istriku dan akan selamanya begitu. Jangan punya pikiran tentang perceraian. Kita nggak akan pernah bercerai. Sekarang masih ada permasalahan yang harus mas selesaikan. Mas nggak ingin terjadi apa-apa sama kamu dan Yusa."Mereka saling pandang. Si mbak yang duduk di sofa sambil memperhatikan si kecil, seolah membeku ditempatnya. Dia serba salah terjebak di situasi seperti itu. Mau pergi salah, duduk diam juga tidak enak."Mumpung anak kita tidur. Kamu juga tidur." Yoshi berdiri dan membantu Anastasya merebahkan diri. Kemudian dia pun duduk bersandar di dinding belakangnya. Matanya juga terasa pedih karena semalaman di tambah setengah hari ini tidak tidur sama sekali. Yoshi memejam.***L***"Udah kamu pikirkan to, Jeng. Setelah sekian lama kalian menikah, sekarang ingin cerai. Bukankah Jeng Mega dan Pak Bastian selama ini bisa
Baca selengkapnya
Part 59 Karena Keadaan 1
(Bukan) Istri Pilihan - Karena Keadaan Author's POV Bumi berdiri di hadapan Bu Mega, senyumnya ramah. "Eh, Dokter." Bu Mega berdiri. "Bagaimana keadaan suami saya. Apa sudah bisa pindah ke ruang perawatan?""Iya, Bu. Sudah boleh. Perawat sedang mempersiapkan untuk memindahkan Pak Bastian. Tinggal menunggu ibu, baru pasien akan dibawa ke ruang perawatan.""Makasih, Dok. Kalau gitu saya mau masuk ke dalam.""Monggo."Bu Mega melangkah masuk. Bumi masih memerhatikan hingga wanita itu hilang dibalik pintu kaca. Dia bisa melihat Bu Mega sedang sedih. Wajahnya tidak bisa menutupi itu. Tentu sakit sekali dipoligami. Bumi tidak bisa menebak-nebak, apa alasan Pak Bastian menduakan istrinya.Banyak alasan-alasan klise yang menjadi dalih kenapa harus menikah lagi. Kadang alasan itu hanya untuk membenarkan diri kenapa harus berpoligami.Bumi menghela nafas pelan, kemudian melangkah pergi.Sementara Bu Mega menghampiri brankar suaminya. Wanita itu tersenyum kemudian duduk. Dua orang perawat me
Baca selengkapnya
Part 60 Karena Keadaan 2
Malam itu Fauzi menghampiri ibunya yang duduk menonton televisi. Diambilnya setoples cemilan di atas meja. Sambil ngemil ia bicara dengan ibunya."Bu, kalau kantor hendak mindahin aku ke kota lain, Ibu mau ikut aku, nggak?" tanya Fauzi hati-hati. Sebelum bicara, Fauzi cukup lama termenung di kamar. Bingung mau bicara atau tidak. Khawatir ibunya akan marah karena tak sepemikiran dengannya."Memangnya kamu mau dipindahkan?""Ini hanya wacana, Bu. Dan bisa saja terjadi karena semua karyawan mendapatkan rolling pindah tempat. Apalagi aku belum nikah dan aku saja yang belum dapat jatah."Bu Eri diam. Dia berat berpisah dengan Fauzi. Satu-satunya anak yang ia punya. Tapi bagaimana dengan suaminya. Walaupun nikah siri, tapi pernikahan mereka sah dan sudah berjalan sekian lama. Dan Bu Mega juga sudah mulai terbuka hatinya, memberikan izin ia bertemu dengan sang suami. Bu Eri memang belum tahu kalau Bu Mega merencanakan perpisahan setelah Pak Bastian sembuh.Melihat ibunya diam, Fauzi juga di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status