Semua Bab Menantu Paling Berkuasa: Bab 41 - Bab 50
208 Bab
Taruhan
“Apa yang sudah kau lakukan huh?” teriak Daniel penuh amarah.Daniel menatap penuh kebencian pada Kevin. Harga dirinya telah hancur dalam sekejap hanya karena ulah sang keponakan.Kevin berdiri karena tak terima dengan sikap sang paman.“Kau sengaja berniat mempermalukan aku sampai meminta sertifikat itu?”Kevin tersenyum menyeringai. Dia berdiri dan melangkah mendekati sang paman.“Bagian mana Kevin mempermalukan Paman? Apa orang mau nebus sertifikat bisa dikatakan merendahkan harga diri seseorang yang telah menjadikan jaminan utang?”Kevin kembali duduk, dan kali ini dia duduk di sofa tanpa mempersilahkan sang paman untuk duduk.“Kau belum tahu jahatnya orang itu,” ujar Daniel mencibir.Kevin kembali tertawa, “justru karena Kevin tahu makanya berani memberi syarat sama paman. Orang itu membenci paman karena merasa dikhianati.”Daniel menggeleng, dia tak terima dengan ucapan sang keponakan yang dianggap telah merendahkannya.“Kau akan menyesal kalau sudah menjadi bonekanya,” ujar Dan
Baca selengkapnya
Tidak Tahu Malu
Satu minggu berikutnya dia kembali ke Kota Victoire.Saat menginjakan kaki di Kota ini Kevin meminta Dimas mengantarnya ke makam. rasanya sudah beberapa kali dia kembali namun belum sempat mengunjungi mendiang kakeknya Zara.Diman memarkirkan mobilnya di depan makam. Kevin turun sambil membawa bunga.Dia menatap pedih makam sang kakek yang sudah mengorbankan nyawa hanya untuk menolongnya.Kevin berjongkok di samping makam. Tangannya terulur untuk membersihkan dedaunan kering yang berjatuhan mengenai makan sang kakek.Setelah itu Kevin meletakkan satu buket bunga yang khusus dibeli untuk mendiang kakeknya sang istri.“Kek, maaf Kevin baru sempat datang. Kevin mau cerita kalau beberapa kali mereka ingin melenyapkan Kevin hanya karena menganggap Kevin sebagai ancaman.”Kevin yakin pria yang menyelamatkannya ini mendengar ucapan Kevin.“Kevin mohon dari atas sana kakek juga ikut mendoakan, agar Kevin bisa segera mengungkap semua kejahatan Galen dan istrinya. Kevin janji akan menguak semu
Baca selengkapnya
Menemani Zara
“Maaf Pa, sampai kapanpun Kevin tidak akan pernah mengecewakan Zara. Papa jangan khawatirkan soal perasaan Zara, karena dia sudah berdamai dengan keadaan dan ikhlas menerima pilihan mendiang kakek.”Galeng tak menyukai ucapan Kevin menekan kaleng minuman itu sampai tak berbentuk.“Apa sebenarnya yang kau cari dari Zara? Berapa yang kau mau huh untuk pergi dari kehidupan Zara?”Galen mulai naik darah, dia tak pernah bisa mengontrol emosinya bila berhadapan dengan menantu miskinnya ini.“Harusnya kau sadar, perbedaan kalian terlalu jauh, bagai langit dan bumi,” cibir Galen lagi.Dia memperlihatkan perasaan tak sukanya secara terang-terangan pada Kevin.“Maaf Pa, Kevin tulus mencintai Zara,” sahutnya.“Tulus katamu?”“Cih.” Galen berdecih. Sang menantu sampah selalu saja berhasil membuatnya naik pitam.“Coba Papa bujuk Zara agar dia mengajak pria lain untuk datang. Kalau Zara yang minta Kevin tetap tinggal di rumah, maka Kevin akan mengikuti kemauannya.”Ingin rasanya Galen menjambak ram
Baca selengkapnya
Rencana Licik
“Hay Bro,” sapa seorang pria lain pada Irfan.“Hay, apa kabar?” tanya Irfan.Mereka berpelukan sebentar lalu berjabat tangan. Kevin hanya diam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.Lelaki yang bersalaman sama Irfa menunjuk kevin dengan dagunya.“Oh ini, suaminya Zara. Bintang kampus dulu,” ucap Irfan penuh penekanan.Merasa pria di sampingnya ini menanyakan soal dirinya, Kevin pun menoleh, taka ada senyum ramah ditunjukan Kevin.“Oh ini lelaki gembel yang sangat beruntung itu?” cibirnya lagi.Kevin enggan berurusan dengan lelaki yang banyak bicara, maka dia kembali fokus melihat ke depan sambil menghabiskan minumannya.“Iya benar, ini dia orangnya,” sahut Irfan mantap.Kevin masih memilih untuk diam, dia tidak mau membuat kegaduhan di acara akbar ini, dan tentunya Kevin tidak ingin membuat malu sang istri.Akan tetapi lama-kelamaan Irfan semakin menjadi-jadi bahasanya.Padahal pria itu tahu kalau Kevin adalah Tuan Adamson, pemilik perusahaan terbesar di kota West Country.Namun d
Baca selengkapnya
Balasan dari Kevin
“Kau lihatlah bagaimana aku membuatmu hancur dalam sekejap Vin.”Seringai licik terbit di sudut bibirnya.“Dan kau Zara, sebentar lagi kau akan berlutut di hadapanku dan memohon aku menerimamu sebagai istriku,” gumam Irfan.Obsesinya pada Zara melumpuhkan akal sehatnya. Dia akan melakukan apapun termasuk hal yang melanggar hukum demi bisa memiliki Zara.“Aku harus segera mencari wanita itu. Di mana?” tanyanya pada diri sendiri.Bagi Irfan memiliki uang banyak adalah modal untuknya bisa hidup menjadi yang utama.Apapun yang dia mau bisa dia dapatkan dan membayar seseorang untuk memuluskan rencananya. Irfan sudah tak sabar menunggu hari yang paling memalukan untuk Kevin tiba.Mungkin ini juga sebagai satu bentuk balasan karena Kevin sudah membuat Jenni malu sampai tidak berani ke kampus selama beberapa minggu.Dan dia akan membuat pria itu juga menerima hujatan dari semua undangan yang hadir di malam.“Ah itu dia,” ucapnya lagi saat matanya menangkap sosok yang dicarinya.Irfan berjalan
Baca selengkapnya
Pukulan Maut
“Kenapa semua ini terjadi,” ucapnya marah.“Aaaarrrrrh.” Irfan memukul dinding di toilet berkali-kali. Tubuhnya seketika panas membuatnya seperti orang mabuk.Terlebih tanpa di sadari Irfan justru masuk ke dalam toilet wanita. Sementara itu kegaduhan tak bisa dielakkan. semua alumni yang datang tak menyangka Irfan berbuat sehina itu.Pihak operator disalahkan oleh banyak orang.“Kau sengaja ya membuat Irfan malu? Siapa yang menyuruhmu?”Belum sempat pria muda itu menjawab bogem mentah mendarat di wajahnya.Para pengusaha muda yang merupakan teman baik Irfan sewaktu kuliah tak bisa menahan diri.Bugh BughSudut bibir sang operator mengeluarkan darah segar.“Seret dia ke kantor polisi!” teriak yang lainnya.Lelaki itu bersimpuh agar tak dibawa ke kantor polisi.“Tolong jangan lakukan ini pada saya, Tuan Irfan sendiri yang meminta saya memutarkan video ini. Ini buktinya beliau memberi uang sebagai imbalan,” ucapnya.Pria itu tidak salah, dia hanya mencari uang tambahan dan tidak tahu a
Baca selengkapnya
Kau Hebat
Bugh Satu pukulan lagi mengenai pria itu, urusan tentang Zara seketika membuat logika sang suami lumpuh. Yang dia tahu semua orang harus habis ditangannya. Zara menarik tangan Kevin untuk berhenti tapi kembali gagal karena ada enam orang lain yang datang membantu teman kuliah Zara dulu. “Kau mau sok jagoan di sini?” seseorang tersenyum menghina pada Kevin. “Jangan banyak omong! Maju kalian semua,” teriak Kevin. Kevin dikeroyok oleh tujuh orang sekaligus, beberapa kali Kevin sempat terhempas sampai akhirnya tujuh pria itu berhasil dilumpuhkan oleh Kevin. 
Baca selengkapnya
Tak Merasa Bersalah
“Pa,” sapa Zara. Mereka berjalan mendekati Galen yang berdiri di ruang tengah dan menatap tajam ke arah keduanya. “Kekacauan apa yang kalian buat hingga membuat orang nomor satu di Kota ini murka!” Ternyata ketakutan Zara terjadi juga. “Kevin hanya menyelamatkan Zara dari tindak pelecehan.” “Omong kosong!” bentak Galen. Suaranya sangat menggelegar sampai membuat Zara dan Kevin sekilas memejamkan mata. “Di sana ada CCTV, Papa boleh lihat videonya. Kami tidak salah, dan Kevin hanya berusaha untuk menyelamatkan harga diri Zara dari pria itu.” Kevin berusaha menjelaskan karena dia tak ingin sang papa mertua salah paham lagi. “Harga diri macam apa? Justru kalau lelaki itu mau dengan Zara kau harus bersyukur karena istrimu disukai pria berkelas, bukan sepertimu gembel tak berguna.” Tangan Kevin mengepal di sisi tubuhnya, kalau ada kata menyesal itu yang dia rasakan saat ini pernah menolong manusia jahat seperti Galen. “Papa bicara apa sih? Jelas-jelas orang itu salah Pa, sudah ber
Baca selengkapnya
Terlihat Tenang
“Bukannya menyesal kau justru menjadi semakin sombong,” ujar sang papa masih marah pada Irfan.Bayangkan saja ketenangan terusik hanya karena ulah konyol sang anak. Dan kasus pemerkosaan bukan kasus bisa digampangkan begitu saja.“Berhenti menyalahkan Irfan, Pa.”Benaknya masih terus bertanya kenapa semua rencananya berbalik arah? Padahal rencana itu tiba-tiba muncul bukan rencana yang dia susun lama.Irfan tak peduli dengan pemberitaan media sosial, karena nanti dia akan buat berita yang lebih heboh lagi tentang Zara untuk membalas Kevin dan Zara.Semua ini karena wanita itu berani menolaknya secara terang-terangan.Pria paruh baya itu memijat kepalanya yang mulai berdenyut. Punya anak satu saja repotnya seperti mengurus seratus anak.‘Ternyata ini yang membuat banyak orang enggan memiliki anak cuma satu orang,’ pria itu membatin. Ada penyesalan terdalam karena dia merasa telah gagal mendidik Irfan padahal semua permintaan sang anak selalu dikabulkannya.“Tuan Adamson, hidup sebata
Baca selengkapnya
Hentikan!
“Apa Papa yakin dia akan dipenjara?” Mika Johanes mulai meragukan ucapan dan keyakinan suaminya. Galen menoleh ke samping, “kalau dia bebas kita usahakan dia masuk lagi ke dalam penjara,” jawabnya. Wanita itu memilih untuk diam, dan berharap Kevin benar-benar menceraikan Zara. “Kita punya banyak utang di bank pemerintah, bahkan karena bantuan temannya Zara kita dapat pinjam lebih banyak dari harga jaminan yang kita taruh di sana.” Andai Kevin pergi, kemungkinan dia kembali memaksa Zara untuk melakukan kemauannya. Tubuh zara sangat diinginkan para lelaki hidung belang di luar sana, dan otomatis bayaran seorang artis juga beda untuk satu malamnya. Sebusuk itu lah isi kepala Galen terhadap anak angkatnya. Dia rela menghalalkan segala cara guna bisa membuat Zara jadi mesin pencetak uang. “Utang perusahaan sudah semakin besar dan mau gak mau kita harus meminta Zara untuk melayani para konglomerat itu,” ujar Galen. “Iya benar, Mama setuju itu. Menantu sampah kita harus segera perg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
21
DMCA.com Protection Status