All Chapters of Menantu Paling Berkuasa: Chapter 71 - Chapter 80
208 Chapters
Kedatangan Tuan Baron
Kevin mendorong tubuh wanita penghibur itu hingga tersungkur di lantai. Dia mendengar wanita itu meringis menahan sakit.“Aku datang ke tempat ini untuk bertemu dengan Tuan Baron, tapi sayang beliau malah pakai cara kotor untuk menggodaku,” ucap Kevin marah.Wanita penghibur itu tak terima dengan umpatan Kevin. Dia berniat melawan, namun bukan Kevin namanya kalau membiarkan lawannya menang.“Kau boleh pergi sekarang sebelum aku melemparmu keluar dari ruangan ini!”Wajah Kevin tampak sedang menahan marah membuat sang wanita bergidik ngeri dan memilih pergi dari ruangan itu.Kevin kembali duduk.Namun sudah satu jam menunggu sang mafia tak kunjung datang hingga membuat Kevin melangkah keluar menuju ke parkiran. Namun siapa sangka saat di lobby dia bertemu dengan Tuan Baron.“Tuan Adamson, bagaimana pelayanan wanita yang saya berikan untuk anda. Itu adalah wanita terbaik yang tempat ini punya,” ucapnya penuh percaya diri.Ingin sekali rasanya Kevin memberi bogem mentah pada sang mafia,
Read more
Bertemu Mantan
Kevin merapikan kembali jas kerjanya, lalu berdiri dan mendekati sofa.Dia masih bisa memberi senyum manis pada Tuan Baron. lalu mempersilahkan sang mafia untuk duduk dan minum air mineral yang sudah disediakan di meja sofa.“Saya datang ke sini, ingin minta maaf atas kejadian tadi malam Tuan. Saya pikir anda sama dengan pebisnis lainnya,” ujarnya.Kevin memberikan senyum tipis, “saya sangat menyesal sudah mengecewakan anda,” sambungnya lagi.Kevin tahu dalang dibalik pembunuhan keluarganya adalah sang mafia, dan mungkin dia kembali untuk mengincar nyawa Kevin.Sayangnya sang mafia belum tahu kalau Kevin tak mudah untuk dilumpuhkan.“Lupakan saja Tuan, mungkin nanti kita bisa mulai semua dari awal,” tutur Kevin.Mereka pun mulai berbincang kembali dan akan mengatur jadwal ulang untuk bertemu membahas yang sudah tertunda.Satu jam di sana sang mafia pun pamit dari kantor Kevin.Siang harinya Kevin ditemani oleh bagian marketing ke kantor pusat yang merupakan seorang wanita untuk meetin
Read more
Terlintas Begitu Saja
Kota West Country dan segala gemerlap dunia malamnya. Kota ini memiliki beberapa klub dan bar paling keren. Kehidupan malam, teman kencan, tempat romantis, hingga tempat minum-minum West Country memilikinya dan tersebar di berbagai penjuru.Begitu pun dengan Kevin, weekend ini dia memutuskan pergi ke bar untuk bersenang-senang. Sudah lama dia tidak menghabiskan waktu dengan minum-minum sampai mabuk, hari ini Kevin baru bisa merealisasikannya."Ayo Kevin, minum lagi. Ini masih nanggung. Kita ke sini untuk melepas penat dan berdamai dengan semuanya, iya, kan?"Kayla menuang anggur ke dalam gelas milik Kevin, padahal itu sudah gelas ketiga, tapi wanita itu terus memaksanya untuk meminum kembali alkohol itu.Ya, malam ini Kevin tidak sendiri. Dia ditemani mantan kekasihnya yang merangkap sebagai sahabat. Setelah dua Minggu berlalu, mereka semakin dekat dengan dalih persahabatan.Kevin langsung melepas botol alkohol dari tangan Kayla dan berbalik menuangkan isinya pada gelas milik gadis
Read more
Apa Kau Sibuk?
Kevin kembali menenggak minuman keras itu dalam satu tegukan. “Aku benar-benar tak percaya ternyata kau mampu menemukan wanita lain yang menggeser aku dari hatimu.” Jujur sekuat hati Kayla mencoba menahan rasa sakitnya. Tujuannya datang ke Kota West Country adalah untuk mencari Kevin dan mengajaknya kembali berpacaran. Tapi Kayla tak kehabisan akal, dia yakin bisa tetap menjadi satu-satunya wanita yang Kevin cintai seperti dulu. “Wanita seperti apa sih dia? Aku jadi penasaran deh,” ucapnya lagi. Kevin masih sadar untuk tidak menyebut nama Zara di depan Kayla, dia juga tidak mengatakan kalau dirinya sudah menikah. Kevin takut urusannya akan panjang kalau sang paman tahu semuanya. Dia hanya menegaskan kalau di hatinya sudah ada satu nama yang sudah menggeser Kayla. "Dia perempuan yang baik, saat aku benar-benar kacau dia memberiku kebahagiaan yang berbeda, yang membuatku lebih baik. Jadi, aku berharap apapun yang terjadi bisa bersamanya terus." Sejujurnya Kayla juga merasa bersal
Read more
Hanya Ingin Ditemani
"Karena aku sibuk dan untuk apa juga kau menelepon sesering itu? Ajaklah siapa pun, memangnya kau tidak bisa pergi sendiri, Kayla?" tanya Kevin. Kayla menggeleng dan menjelaskan bahwa dia hanya ingin ditemani oleh Kevin, bukan pria lain yang tak dia kenali."Aku hanya ingin mengajakmu menghabiskan malam bersama, memangnya tidak boleh? Aku tidak mengajakmu untuk kencan. Aku hanya minta ditemani," jawab Kayla.Dia menatap Kevin seakan memohon agar pria itu mengiyakan ajakannya kali ini.Seakan jika tidak pergi Kayla akan menderita. Dia tidak suka diabaikan, apalagi permintaan wanita itu tidak sulit. Dia hanya ingin Kevin bersenang-senang dan melupakan pekerjaannya dulu."Hanya itu?" tanya Kevin lagi. Sejak tadi ia sangat penasaran dan bertanya-tanya dalam hati kenapa Kayla mengajaknya ke klub' tiba-tiba."Ayolah, kenapa kau curiga padaku? Kita hanya minum-minum di sana seperti beberapa hari yang lalu, bukankah kita ini sahabat?"Pusing karena Kayla masih saja memaksa akhirnya mau tak
Read more
Apa Yang Kau Lakukan
"Tentu saja, Kevin. Aku bisa melakukannya," bisik Kayla. Senyum iblis tergambar jelas di bibirnya. "Lagipula aku akan mengajakmu bersenang-senang malam ini. Kau tak perlu memikirkan kekasihmu sekarang, karena malam ini kau adalah milikku, Kevin.""Apa maksudmu?"Kayla mengetukkan ujung telunjuknya pada botol anggur. "Di dalam gelas itu ada obat tidur, aku hanya perlu menunggunya bekerja. Jangan khawatir, Sayang."*****"Kau berat sekali, Kevin!" keluh Kayla saat memapah pria itu dengan susah payah memasuki kamar hotel.Hotel itu memang sudah ia siapkan sebelumnya. Untuk apa? Tentu saja untuk menjebak Kevin, wanita itu akan membuat skenario murahan untuk menghancurkan hubungan antara Kevin dan Zara. Persetan jika rumor ini tercium oleh media, yang jelas, Kayla akan membuat hubungan keduanya hancur.Kayla tersenyum sarkastik, dia merasa menang karena berhasil merobohkan dinding pertahanan lelaki itu. Di atas ranjang Kevin sudah terkapar dan hilang kesadaran.Penampilannya begitu acak-
Read more
Aku Tidak Memesannya
“Apa maksudmu Dimas?” tanya Kevin.“Seperti yang bilang pada anda, saya tidak percaya dengan mulut manisnya yang hanya mau bersahabat dengan anda. Saya sangat yakin dia menyimpan niat licik, makanya saya menyelinap masuk, dan berhasil merekam semuanya.”Dimas mengambil ponselnya dan memperlihatkan pada Kevin.“Lihat ini Tuan,” ucapnya.Mata Kevin membulat sempurna, melihat cara licik sang mantan untuk menjebaknyaBahkan Kevin mendengar jelas semua kalimat yang diucapkan sang mantan demi bisa memilikinya kembali.Tanda merah yang ada di leher dan dada hanya buatan semata. Nafas Kevin naik turun menahan amarah. Dia berjalan mendekati sang mantan yang wajahnya sudah pucat pasi.“Vin, i–itu-” ucapannya terjeda karena Kevin memberi satu tamparan di pipi kanan Kayla.“Dasar sampah, aku tak pernah menyangka kau sejahat ini. Kau orang paling jahat yang pernah aku kenal. Jangan pernah tunjukan batang hidungmu lagi di hadapanku!”Wanita itu berlutut memohon ampun pada Kevin, tapi pria itu meng
Read more
Aku Akan Membalasmu
‘Dia makan banyak sekali,’ gumam Kevin di dalam hati.Zara pun tidak harus mengganti uang Kevin yang dipakai untuk membayar semua makanan ini, dia pikir istrinya itu sedang kelaparan.Ia mengangkut semua plastik itu menuju ruang tengah dan meletakkannya di atas meja.Menunggu Zara datang dan menjelaskan kenapa makan-makanan seperti ini di pagi hari.Kevin menahan diri agar tidak memeriksa satu per satu isi kantong. Walaupun ia membayar tagihan, sangat tidak sopan bila menyentuh dan mengambil sesuatu yang bukan miliknya.Itulah yang selalu ditanamkan sang pengasuh hingga ucapan itu seperti sebuah chip di kepala dan menjadi pedoman hidup.Tak berapa lama kemudian, Zara keluar dari kamar mandi. Matanya langsung berbinar melihat bungkusan yang dipesannya beberapa saat lalu. Kevin sampai terheran-heran."Kau memesan banyak sekali makanan. Apa bisa menghabiskannya sendiri?" tanya pria itu saat Zara mendudukkan diri kembali di samping Kevin."Zara terkekeh. "Aku menghabiskannya denganmu, ak
Read more
Mengungkap Identitas Asli
“Aku boleh minta sesuatu tidak?” tanya Zara pada suaminya. Kevin, menoleh seraya menganggukan kepala. Apapun asal tentang Zara pasti akan dia berikan. Zara memberikan lemon tea kesukaan Kevin, pria itu menyesapnya. “Katakan apa yang kau inginkan?” tanya Kevin. Zara menunduk tampak takut mengutarakan  isi hatinya.  “Katakan, jangan pernah takut untuk menyampaikan keinginanmu,” ujarnya. Zara mengangguk pelan, “aku ingin kenal keluargamu, aku juga ingin sekali ikut ke Kota west Country tempatmu bekerja.” 
Read more
Alasan yang Sebenarnya
“Ini untukmu dan semua sudah menjadi atas namamu Nyonya Adamson.”Zara tersipu digoda suaminya. Dia mengambil map dari pria itu lalu membukanya. “Jadi, kau benar-benar menyelamatkan aset kekek?” tanya Zara.Kevin mengangguk, “anak buahku menawar dengan harga paling tinggi dari yang lain. Tapi untuk sementara waktu kita sebaiknya tetap tinggal di sini,” usul Kevin yang dibalas anggukan oleh Zara.Kevin memicingkan mata menatap curiga pada sang istri, “kau kenapa tidak terkejut berlebihan setelah tahu suamimu konglomerat?” tanya Kevin.“Maksudmu aku harus terjun dari atas sini ke bawah untuk menunjukan keterkejutanku?” kalimat sarkasme dari sang istri membuatnya Kevin membeku.“Aku sudah mendengar percakapanmu dengan Pedro dan Pak Dimas malam itu, tapi aku masih kurang yakin karena tak tahu siapa kau sebenarnya. Bahkan nama lengkapmu saja aku tidak tahu karena di buku nikah kita hanya tertulis nama Kevin Orion.”Zara memanyunkan bibirnya, entah apa yang akan terjadi ke depan dan kejuta
Read more
PREV
1
...
678910
...
21
DMCA.com Protection Status