“Mau bagaimana lagi?” tanya ibu Stormi. “Kalian saling tergila-gila. bagaimana bisa ibu menghalangi hubungan kalian…” lanjutnya. Diego tersenyum. Ia menunduk dengan sopan. “Terima kasih.” “Saya akan menjaga Stormi. Saya janji,” ucap Diego dengan sangat yakin dan lugas. Stormi memandang Diego dengan senyum centil. Ibu yang melihatnya hanya berdecih pelan. “Tarik nafas, bu.” Steven mendekati ibunya. “Tenang. Tenang. Tensi ibu memang naik. Jangan pikirkan dia. Pikirkan saya aku.” Stormi tertawa. “Memangnya anaknya hanya kau?” Steven menatap Diego. “Kau!” “Di mana sopan santunmu!” Stormi memukul bahu Steven. Steven menggosok bahunya yang dipukul Stormi. Ia menatap Diego. “Dengarkan aku..” Steven melotot. “Meskipun dia menyebalkan. Tapi jangan buat dia lecet. Kulitnya sensitif asal kau tahu. Dia gampang takut dan gampang menangis. intinya jangan buat dia dalam bahaya.” Stormi tertawa pelan. “Dia pasti gila… sejak kapan dia dewasa,” lirihnya. “Kau mendengarku, kakak ip
Terakhir Diperbarui : 2025-04-28 Baca selengkapnya