Malam perlahan menyelimuti Kota Metropolitan, Jakarta ketika anggota Keluarga Kenneth akhirnya keluar dari butik setelah sesi pemilihan tuksedo yang panjang dan melelahkan. Edward, yang dikenal perfeksionis, akhirnya puas dengan pilihannya. Zuri, sang istri yang sabar, serta Bunda Ayu, Kak Nesa, dan istrinya Kak Andre, mengikuti di belakangnya dengan perasaan lega."Sudah malam sekali," gumam Bunda Ayu sambil melirik jam tangan berlapis emas di pergelangan tangannya. "Bagaimana kalau kita makan malam dulu sebelum pulang? Bunda lapar sekali, nih."Zuri mengangguk setuju. "Ide bagus, Bunda. Di sini ada restoran Jepang yang terkenal, namanya Shabu Shabu House. Makanan yang disediakan di sana terkenal segar dan enak. Apa kita mau ke sana saja?"Edward, sambil merapikan jasnya, mengangguk. "Tentu, itu pilihan yang baik, Sayang. Aku juga lapar setelah semua pemilihan tuksedo yang sungguh merepotkan tadi," jawabnya sambil tersenyum kecil, menyadari betapa dia telah membuat semuanya menung
Huling Na-update : 2025-04-08 Magbasa pa