Sudut pandang Heru.Setelah makan siang dengan Sekar, aku kembali ke kantor dan memanggil Minda ke ruanganku."Ngomong, dasar pria gombal. Gimana makan siangnya bareng Sekar?" Minda masuk dan duduk di depanku."Minda, kenapa kamu tidak bilang soal surat-surat yang Sekar terima dari pria itu?" tanyaku serius."Karena dia memintaku untuk tidak bilang, sejak dia memergokimu dengan perempuan lain," jawab Minda dengan tenang, dan aku menghembuskan napas keras."Aku bisa melindunginya, Min." Aku membantah, dan kali ini Minda yang menghembuskan napas kesal."Kamu sudah jahat banget ke dia, Heru! Sadar, dong!" Minda bisa sangat kejam kalau dia mau. "Sekar terlalu baik, karena kalau itu aku, aku pasti sudah beri kamu pelajaran.""Minda, jangan tanamkan ide-ide sesat ke kepala Sekar!" Aku memperingatkan."Kalau begitu, jaga sikapmu, Heru. Atau aku akan ubah Sekar jadi penyihir buat siksa kamu!" Minda tertawa, menikmati penderitaanku. "Apa yang akan kamu lakukan untuk membantu dia?""Aku sudah m
Read more