Sorak-sorai kecil pecah di sudut ruang istirahat kantor saat beberapa karyawan menerima transferan yang lumayan.Tawa dan gumam kegirangan mengisi udara, bercampur dengan deru pendingin ruangan dan suara gelas kopi yang diletakkan asal di meja.Di tengah keramaian itu, Nadira menatap layar ponselnya, wajahnya datar. Angka yang muncul di saldo masuk terlalu kecil untuk dibanggakan, terlalu besar untuk diabaikan.Ia menghela napas, pelan, nyaris tak terdengar. Matanya kemudian kembali kosong, seakan meluncur jauh menembus cahaya lampu neon.Menjelang pukul sebelas malam, langkah kaki yang berat terdengar mendekat. Teguh, dengan rambut agak kusut dan ransel menyampir di bahu, tampak hendak pulang.Tapi sebelum tangannya menyentuh kenop pintu, ia menoleh, seperti baru teringat sesuatu.“Eh, Nadira,” panggilnya, suaranya sedikit terangkat. “Bukannya ulang tahun kamu bentar lagi, ya? Kamu mau rayain nggak tahun ini? Kayak dulu, kita bikin di resto
Last Updated : 2025-08-25 Read more