Malam itu udara terasa berat, lampu-lampu redup memantulkan kilau indah di gelas kristal. Menyelubungi ruangan, dengan cahaya keemasan. Dentingan gelas, tawa para pegawai, terdengar jelas di telinga wanita bernama Marlina navasya. Hatinya terasa gelisah, karena seorang lelaki terus menatapnya dengan tajam dan menusuk. "Kenapa dia menatapku seperti itu?" gumamnya pelan. Dia berusaha terlihat santai, sembari meneguk minuman di tangan kanannya. Lelaki itu duduk tegap, kemejanya sedikit terbuka di bagian atas, dasi hitamnya longgar, memberi celah tak biasa pada dirinya yang jarang terbuka. Rey Aldebaran, bos barunya. Dingin, berwibawa, dan selama tiga minggu sejak menjabat, tak pernah menatap Marlina lebih dari lima detik. Sampai malam ini. Rey meneguk minumannya, dengan santai namun berbahaya. Sesekali rahangnya mengeras, memperlihatkan jika dia bukan sosok yang tak pernah hilang kendali, kecuali malam ini. Alkohol telah metuntuhkan tembok tinggi diantara mereka. Marlina tahu, j
Terakhir Diperbarui : 2025-08-13 Baca selengkapnya