Padito, berkali-kali Lote mengingat nama itu, nama kampungan yang membuatnya mengernyitkan alis tak senang. Namanya saja sudah begitu, apalagi orangnya. Lote bisa membayangkan pria itu berkulit gelap, bau keringat, dan juga gondrong."Iii!" Dia menggelinjang, geli sendiri dengan bayangannya.Lote tidak terlalu suka berada di kampungnya. Hanya terhitung jari dia mengunjungi sang nenek, itu pun saat hari raya dan sudah beberapa tahun dia tidak ikut orang tuanya dengan berbagai alasan.Namun Lote masih ingat, waktu kecil, saat liburan. Anak-anak kampung mengerubunginya seperti melihat boneka hidup, kayak bule kata mereka. Aneh sekali rasanya. Bocah-bocah itu bau matahari dan keringat, membuat Lote menjadi illfeel.Jadi bagaimana nanti kalau Lote harus tinggal di sana dan menikah dengan pria kampungan yang bahkan dia tak kenal sama sekali?Lote mengacak rambutnya galau, menatap jalanan yang akan membawanya pada pernikahan yang tak pernah dia
Last Updated : 2025-09-19 Read more