Nada suaranya lirih, tapi tegas. Naren terdiam sesaat tidak langsung menjawab, hanya mencoba untuk memahami, membiarkan keheningan itu mengalir di antara mereka, memberi ruang bagi Andini untuk bernapas.Lalu perlahan, suaranya keluar lembut.“Kamu mau ke mana, Din?”Andini menggigit bibirnya, ragu sesaat. Tapi akhirnya, dengan suara yang sedikit bergetar, dia menjawab,“Ke tempatmu saja, Ren… aku cuma butuh tempat tenang malam ini. Aku janji nggak akan merepotkanmu.”Jujur saja Naren sedikit terkejut, ada jeda beberapa detik sebelum Naren mengangguk. “Kalau itu bisa bikin kamu tenang, ayo.”Hanya itu yang dia katakan, tapi di dalam suaranya tersimpan kehangatan dan kepercayaan yang tidak butuh banyak penjelasan.“Untuk saat ini, aku masih belum sanggup masuk ke rumah itu. Setiap sudutnya dipenuhi dengan kebohongan,” lanjut Andini, suaranya bergetar menahan emosi.Andini menarik napas panjang, berusaha menahan air mata yang hampir jatuh lagi.“Malam ini, aku cuma ingin tenang, Ren. Bo
Last Updated : 2025-11-12 Read more