Share

02. Istri Bar-bar vs Pacar Lemot

Satu minggu menyandang status sebagai seorang suami, sebuah insiden tak terduga terjadi. Tepatnya pagi ini, ketika Sean bersiap untuk berangkat ke kantornya. 

"Jadi aku pergi ke sekolah tanpa pakai pembalut gitu, om?! Nanti kalo darahnya pada tembus gimana?! Ngadi - ngadi aja sih Om!" 

Anjani datang bulan, dan Sean tidak tau harus melakukan apa. 

"Sumpel dulu pakai tisu!” 

"Om kira vagina aku mimisan!" 

Sean menggeram, "Terus saya harus apa?" tanya Sean mencoba tenang, tapi percayalah, dadanya bergemuruh hebat karena emosi yang ia tahan. 

Anjani bersedekap dada, menatap jengkel kearah Sean yang tidak peka, "Beliin aku pembalut, yang ada sayapnya." 

"Hah?!" Mata Sean terbuka lebar, rahangnya jatuh saat itu juga setelah mendengar permintaan Anjani. 

Sean bertelak pinggang, memijat keningnya yang mendadak dilanda pening. Bayangkan saja, Sean sudah rapih dengan setelan kemeja dan jas kerjanya, masa iya dikasih perintah beli pembalut di minimarket? Bisa hilang wibawanya! 

Anjani mendaratkan bokongnya diatas ranjang, "Ya sudah, kalau om gak mau beliin aku pembalut, aku gak mau sekolah!” ancam Anjani sambil memainkan kukunya. Padahal baru lima hari Anjani bersekolah di sekolah barunya, bisa – bisanya dia pengen bolos. 

Helaan nafas frustasi Sean terdengar, baru kali ini Sean diancam sama anak SMA. Bahkan pacarnya tidak pernah memerintah Sean membeli beli keramat itu. 

"Kamu rapih-rapih, saya ke minimarket sebentar, saya langsung antar kamu ke sekolah sehabis dari minimarket" ujar Sean lalu beranjak keluar dari kamarnya. Ralat, namun kini kamar kesayangannya itu sudah berpindah kepemilikan. 

"Om," panggil Anjani menghentikan langkah Sean. 

Sean menoleh jengkel, gatal sekali telinganya mendengar Anjani memanggilnya dengan sebutan Om. 

"Apa?!” jawab Sean sedikit ngegas. 

"Baju om kapan dipindahin?" tanya Anjani sih pemilik baru kamar utama. Ya, Sean bahkan memfasilitasi Anjani kamar utama yang sebelumnya menjadi kamarnya. 

"Nanti pacar saya kesini, dia yang beresin." jawab Sean. 

"Itu pacar atau pembantu, om?" 

Sebelum emosinya benar-benar meledak Sean memilih angkat kaki tanpa menjawab pertanyaan kurang ajar yang istrinya ucapkan. 

* * * 

Sesampainya Sean di minimarket dia segera berlari mencari benda keramat wanita. Tapi pas bendanya sudah didepan mata, Sean terdiam, bingung mau milih yang mana. Tangan Sean merogoh saku celana, mengambil hapenya berniat menghubungi Anjani untuk menanyakan pembalut merk apa yang biasa cewek itu gunakan. 

Namun sayang beribu saya, Sean lupa kalau ia tidak memiliki nomor hape istrinya. Suami macam apa Sean tidak menyimpan nomor hape istri sendiri. 

"Argh!" Sean menggeram, kepalanya lantas menoleh ke kanan dan ke kiri baru sadar kini dirinya jadi pusat perhatian para pengunjung lainnya. 

Segera Sean menundukan pandangan, sorot mata mereka menatap Sean penuh selidik. Curiga karena Sean berdiri didepan jejeran pembalut dengan waktu yang lama. 

"Kirain cowok tulen," bisik pengunjung lain yang samar-samar Sean dengar. 

Mata Sean melotot lebar, jangan bilang mereka mengira kalau Sehun ini cowok jadi-jadian?! 

Tanpa pikir panjang, Sean langsung memasukan berbagai merk pembalut kedalam keranjang belanjaan. Tidak perduli yang ada sayapnya atau tidak, yang penting ia bisa cepat pergi dari sini. 

"Sean?” 

Sial! habis riwayat Sean kalau ketahuan beli pembalut di depan orang yang dia kenal. 

Kepala Sean menoleh kikuk. Sedetik kemudian mata Sean melebar lagi. Duh, lama-lama mata sipitnya jadi belo kalau melotot terus dari tadi. 

"Yuna?!" 

Ya, gimana Sean gak melotot, orang yang manggil tadi itu pacarnya. Yuna Ashily. 

Walaupun Yuna memakai topi dan masker, tetap saja Sean mengenali postur tubuh cewek yang dia cintai itu. 

"Kamu ngapain beli pembalut?" tanya Yuna, sih Ratu visual yang berhasil Sean ambil hatinya. 

Sean menggaruk lehernya kikuk, "Ini buat vivi." Asal kalian tau, Vivi adalah anjing lucu pelihara Sean. 

Memalukan. 

Sean benar-benar malu. 

Bagaimana bisa Sean menjadikan alasan beli pembalut untuk hewan peliharaan nya? 

"Vivi kan cowok, Sean." Yuna jadi mikir kenapa cowoknya yang ganteng itu mendadak hilang akalnya. Gakpapa, asal jangan cinta Sean ke dirinya yang hilang. 

"Hmmmm, ini buat istriku, Yun." 

Yuna membatu, ucapan Sean seperti pisau yang menusuk ulu hatinya, dalam dan menyakitkan. 

"Ah, iya, selamat ya beb atas pernikahan kamu." 

Sean tersenyum kaku, menerima uluran tangan Yuna sekilas. 

Sean cocok dapat predikat cowok brengsek karena mendapatkan ucapan Selamat menikah dari pacarnya. 

Dan Yuna pantas mendapatkan gelar cewek kuat karena dengan rela jadi yang kedua. 

"Makasih ya, Yun." jawab Sean. 

"Sama-sama. Oiya, hari ini aku jadi ke apart kamu?" tanya Yuna kini jalan beriringan dengan Sean menuju kasir. 

"Jadi, tapi kalau kamu sempat aja." 

Yuna mengangguk semangat, "Sempat kok, aku gak ada jadwal syuting hari ini.” 

Omong - omong, Yuna Ashily ini artis muda yang wajahnya sering muncul dilayar kaca. Yuna cantik dan terkenal, tapi sayang pacarnya suami orang. Nama Yuna Ashily jelas familiar ditelinga masyarakat Indonesia, Presiden saja sampai follow akun fanbase Yuna. 

"Gimana kalau aku langsung ikut kamu ke apart aja?" tanya Yuna. 

"Aku kan mau kerja, sayang." 

"Ya gakpapa, aku sama istri kamu aja dirumah." 

"Anjani sekolah." 

"Suruh bolos aja, biar aku gak sendirian di apartmu." 

Percakapan macam apa ini! 

Mana ada selingkuhan yang menawarkan diri jadi mangsa istri Sah. 

"Gak. Nanti dia jadi bloon kayak kamu." 

"Enak aja! Aku dulu rajin sekolah, tapi emang udah takdir punya otak kurang se-ons." jawab Yuna diakhiri gelak tawa. Dia benaran gak tersinggung sama sekali sama ucapan Sean. 

Sean menggeleng tak percaya, mengeluarkan dompetnya buat bayar pembalut yang dia borong. 

"Perasaan istri kamu cuma satu, kok beli pembalut nya banyak?" 

"Buat stok setahun." 

Yuna mengangguk percaya saja, padahal Sean ngomongnya cuma bercanda. Kadang, Yuna memang sepolos itu. 

* * * 

"YUNA ASHILY?" 

Anjani menjerit kaget saat melihat wajah yang sering ia lihat dilayar kaca kini berdiri di hadapannya. 

"Hai, Anjani." sapa Yuna ramah. 

Tatapan Anjani beralih ke Sean yang berdiri di sebelah Yuna, "Jadi dia pacar Om?" tanya Anjani masih dengan wajah kagetnya. 

Sean senyum bangga, dia jadi besar kepala setelah melihat reaksi berlebihan Anjani. Sean uakin Anjani pasti fans Yuna garis keras, dan Anjani tak menyangka kalau suaminya ini berhasil merekrut Yuna jadi pacarnya. 

"WAH!!! LUMAYAN NIH BUAT PANSOS!" ujar Anjani sambil meraih hape nya, "Kapan lagi dipelakorin sama idola sendiri." lanjut Anjani yang sudah siap melakukan live di akun instagram miliknya. 

Mendengar apa yang Anjani bilang, dengan langsung Sean merampas hape Anjani. Anjani berusaha merebutnya, tapi apalah nasib punya badan cuma setinggi dada Sean doang. Jangankan buat meraih hapenya yang Sean angkat tinggi-tinggi, buat cium bibir Sean saja Anjani pikir harus jinjit dulu. 

"OM! BALIKIN!" teriak Anjani kesal. Sean menggeleng, memasukan hape Anjani ke dalam saku celananya. 

"Hape kamu saya sita." 

"Dih, guru BK lo?!" 

"Dia kan suami kamu, Jan." sahut Yuna. 

"Ya tapikan dia pacar kamu." timpal Anjani. 

"Milik kita bersama." kata Yuna polos. 

Sean memijat kening frustasi, baru simulasi dibikin pusing setengah mati, apalagi kalau dia beneran poligami nanti?! 

"Aku gak mau di poligami!" bentak Anjani galak. Yuna terkejut sekejap. 

"Enggak, kok. Kata Sean dia nikahin aku kalo udah cerai sama kamu." 

Sebentar, perasaan asing apa yang sedang melanda hati Anjani saat ini? 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Santi Yani Herdy
aduh bagus jga ceritanya kalau pelakornya rada2 oon,dri pada jahat sdh bosan,BCA yg jahat2 Mulu,semangat autor
goodnovel comment avatar
ww afts
selalu suka sama karakter tokoh anjani di semua cerita author
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status