[Warning 18+] Sean dan Anjani terikat status tali pernikahan lewat perjodohan. Mereka yang asing disatukan hanya dalam satu kali pertemuan. Tidak saling mengenal apalagi mencintai. "Ini apa?" tanya Anjani setelah disodorkan selembar kertas oleh Sean. "Surat perjanjian. Kamu gak berpikir kalo kita nikah sungguhan kan?" Kening Anjani mengernyit tak paham, "Maksudnya?" "Saya sudah punya pacar. Dan saya tidak mencintai kamu. Pernikahan ini hanya sementara. Jadi silahkan tanda tangani surat perjanjian ini." Ternyata kisah mereka berdua tak semulus yang orangtuanya bayangkan. Pernikahan kontrak Sean cetuskan karena alasan Anjani bukanlah wanita yang ia cintai. Tapi apa mungkin akhir dari kisah mereka hanyalah perpisahan? Sebab Anjani jatuh cinta pada Sean, namun ketika Anjani berusaha merebut hati suaminya, laki-laki lain hadir menawarkan kehangatan untuknya, kehangatan yang tidak pernah Anjani dapatkan dari Sean.
View More"Ayah sudah menyiapkan calon istri untuk kamu Sean."
Helaan nafas panjang Sean terdengar, pria itu merenggangkan dasinya yang terasa mencekik. Mendadak kepalanya berdenyut nyeri setelah mendengar ucapan Ayahnya barusan.
"Ayah, aku bisa cari calon istri sendiri. Lagian Ayah tahu kan kalau aku ingin menikah dengan Yuna. Udah gak jaman Yah di jodoh - jodohin, udah bukan jaman Siti Nurbaya lagi."
"Yuna sih selebriti itu? Dia tidak pantas menjadi istri mu, Sean. Dia terlalu sibuk mengurusi karirnya daripada melayani mu sebagai istri." balas Gusti Rangadi - Ayah Sean yang sering di panggil dengan sebutan Adi.
"Siapa yang bilang? Yuna sangat perhatian padaku." Jawab Sean menentang.
Adi berdecih, "Apa dia rela meninggalkan karirnya demi menjadi istrimu? Jika dia bisa seperti itu, Ayah izinkan kamu menikahinya."
Sean menelan ludah, dia tahu percis bagaimana Yuna sangat menyukai karirnya itu. Dan bisa Sean tebak, Yuna tidak mungkin rela meninggalkan karirnya demi menikahinya. Lagipula, Sean tidak masalah dengan pekerjaan pacarnya itu, dua tahun menjalin kisah asmara bersama Yuna, buktinya Sean baik - baik saja meski Yuna lebih sering menghabiskan waktunya untuk syuting daripada berkencan dengannya.
"Kenapa? Dia tidak bisa melakukan itu kan? Dia lebih mencintai karirnya daripada dirimu Sean." ujar Adi di selingi tawa meledeknya.
Adi membuka laci nakasnya, mengambil selembar foto seorang gadis dari dalam dalam.
"Hari minggu datanglah ke kafe pelangi, temui gadis bernama Anjani. Dia adalah calon istrimu." ujar Adi sembari menyodorkan foto tersebut ke Sean.
Sean membuang muka, tak sudi menatap sosok gadis di foto yang katanya calon istrinya.
"Lihatlah sebentar, dia gadis yang manis." kata Adi membujuk.
Perlahan kedua bola mata Sean mengarah pada selembar foto itu, sejenak dia terpesona, matanya seolah di bius pada sosok gadis manis yang tengah tersenyum lebar mengarah pada kamera. Tapi ada satu yang membuat kening Sean mengernyit, di dalam foto tersebut gadis manis itu mengenakan seragam sekolah.
"Dia masih sekolah, usianya masih 18 tahun."
Mata Sean melebar seketika, "Apa Ayah sudah gila menjodohkan ku dengan gadis yang masih remaja seperti nya?" tanya Sean yang terkejut bukan main. Dia benar - benar tidak menyangka bahwa calon istrinya masih gadis remaja.
Adi terkekeh kecil mendengar makian Sean, "Ya, Ayah memang sedikit gila. Tapi mau bagaimana lagi, Ayah harus menepati janji yang sudah Ayah buat."
Sean menggaruk kepalanya kesal, perjanjian bodoh macam apa yang Ayahnya buat hingga membuat dirinya harus menikahi gadis remaja.
"Aku tidak perduli apapun alasan nya, sudah jelas perjodohan ini tidak masuk akal!" sentak Sean tetap menantang.
"Ayah dan Ibunya Anjani sudah berjanji akan menjodohkan anak - anak kami kelak. Dan karena kamu anak Ayah satu - satunya, maka kamu yang harus Ayah jodohkan."
Singkat cerita di masa lalu, Adi pernah membuat janji dengan sahabat segaligus mantan pacarnya, Diandra. Adi dan Diandra adalah sahabat masa sekolah, keduanya dulu sangat dekat hingga benih - benih cinta timbul di hati keduanya. Namun sayang, keduanya tidak di takdirkan untuk bersama. Mereka putus dan membuat perjanjian untuk masa yang akan datang. Yaitu sebuah perjanjian bodoh dimana kelak mereka harus menjodohkan anak - anaknya supaya mereka bisa menjadi keluarga.
Tapi sayangnya, anak pertama Diandra berjenis kelamin laki-laki, sama seperti anak pertama Adi dan istri. Dan siapa sangka, kalau ternyata Diandra melahirkan anak kedua yang berjenis kelamin perempuan. Tuhan masih mengingat perjanjian mereka berdua hingga Diandra di berikan anak perempuan untuk menepati janji yang dulu mereka buat.
"Tapi tidak dengan gadis remaja, Ayah!" Dengan keras Sean menolak.
"Kalau Ayah melarangku menikahi Yuna karena Yuna tidak bisa melayani ku dengan baik. Lalu apa bedanya dengan remaja itu? Sudah pasti gadis itu taunya hanya main saja dengan teman - temannya." ujar Sean mencari pembelaan.
Adi menghela nafas, mencoba untuk tenang.
"Sekeras apapun kamu mengelak, perjodohan itu tetap akan berjalan Sean. Jadi, temuilah gadis ini dulu, kamu pasti akan jatuh cinta dengannya."
"Jatuh cinta pantatku! aku terlalu sibuk menyayangi Yuna daripada jatuh cinta ke wanita lain." tolak Sean lalu bangkit dari duduknya, ia membungkuk kecil ke Adi sebelum akhirnya melangkah pergi keluar dari ruangan kerja Adi.
Mata Adi menyalang tajam menatapi kepergian Sean, tangan yang sudah keriput itu mengepal kesal.
"Dasar anak kurang ajar!"
* * *
Sean menghembuskan nafas frustasi, kepalanya mendadak penat semenjak keluar dari ruang kerja Ayahnya.
Perjanjian konyol apa yang Ayahnya lakukan dengan seseorang hingga membuat dirinya ikut terugikan seperti ini.
Menikahi gadis remaja anak mimpi buruk untuk Sean. Anak perempuan yang masih remaja itu merepotkan, tidak terbayang bagaimana merepotkan nya jika memiliki istri seperti itu.
Dan sialnya, Sean tidak bisa menghindar dari perjodohan ini. Perintah ayahnya bukanlah peraturan sekolah yang bisa ia langgar dengan seenaknya. Ayahnya adalah pria yang keras kepala.
Jadi, akan sia - sia jika Sean mencoba membantah dengan cara apapun.
"Jadi, kamu bakalan tetap menikahi gadis itu?" Yuna bertanya, cewek cantik yang baru saja bangun dari tidurnya itu bergelayut manja di tangan kekar Sean. Wajah Yuna mendadak sedih ketika mendengar penjelasan dari Sean bahwa pacarnya itu akan segera di nikahi dengan gadis remaja yang di jodohkan oleh Ayahnya.
"Mau bagaimana lagi. Melawan Ayah adalah suatu kemustahilan."
Yuna mendongakkan pandangannya, kedua mata sendunya menatap Sean lembut.
"Lalu apa hubungan kita akan berakhir?" tanya Yuna dengan hati yang berdenyut nyeri.
Sean menggeleng, "Kenapa harus berakhir? Aku mencintaimu, aku tidak mencintai gadis itu."
"Tapi kamu harus menikah dengannya Sean."
"Nanti aku juga akan menikahimu, Yuna."
Kening Yuna mengernyit, "Maksudmu?"
Sean tersenyum tipis, "Aku akan menikahimu setelah menceraikan gadis itu."
Sean sudah memikirkan jalan keluarnya, jika ia tidak bisa membantah perjodohan tersebut, jalan keluar satu - satunya adalah bercerai. Sean sudah memikirkan hal apa saja yang akan dia lakukan nanti setelah menikah. Di otaknya terbenak kata kontrak.
Ya, Sean akan membuat perjanjian pernikahan kontrak dengan calon istrinya.
Kalau Ayahnya menjodohkan nya karena perjanjian, maka Sean akan menikah juga dengan perjanjian. Dengan begitu, mereka impas.
"Aku akan membuat perjanjian dengan gadis itu, setelah aku dan gadis itu bercerai, aku akan menikahimu, Yuna."
"Anjani, jangan tinggalin aku." Anjani menatap nanar Langit yang terkapar di jalanan. Lelaki itu tidak sepenuhnya sadar karena efek alkohol yang habis di minumnya. Anjani mengalihkan pandangannya, tak tega menatap suaminya yang berubah kacau seperti tak terurus. Penampilannya berantakan dan tubuhnya menjadi lebih kurus dari yang terakhi ia lihat satu bulan lalu. Tangan Anjani terkepal, amarahnya terhadap Ibu mertua semakin menjadi. Satu bulan lalu, Rita meminta Anjani untuk melepaskan Langit jika memang Anjani tidak sudi untuk di madu. Lalu setelah Anjani pergi dan Langit terpuruk seperti ini, Rita tidak mengambil tindakan apapun. Mungkin sudah, tapi tidak mempan. Buktinya sejak 3 hari belakangan ini Rita selalu mencoba menemui Anjani, wanita itu meminta Anjani untuk kembali pada Langit dan membujuk Langit ke jalan yang benar seperti dulu. Katanya, sejak Anjani pergi dari rumah, Langit berubah, pria itu jadi pemabok dan
"Aku capek mas sama mamah kamu." Langit mengusap pundak Anjani. Mendengar istrinya mengeluh, ia jadi tidak enak hati. Langit tahu kalau selama ini mamahnya membuat Anjani tertekan. Bahkan bukan hanya menekan Anjani saja, namun Langit juga. Sering kali Rita menyuruh Langit untuk bersikap tegas kepada istrinya. Tapi Langit abaikan, Langit tidak ingin dirinya di kontrol penuh oleh Rita meskipun wanita itu wanita yang melahirkannya, tapi jika urusan rumah tangga, Rita tidak punya hak untuk ikut campur. Rita terlalu kebelet ingin mempunyai cucu. Maklum, Langit ini anak satu-satunya, hanya Langit dan Anjani yang bisa memberikan Rita cucu. "Sabar, mamah memang begitu. Jangan di ambil hati. Apa yang mamah omongin ke kamu tadi?" ujar Langit menegarnya. Suasana hati Anjani selalu berubah suram setiap mereka pulang dari rumah Rita. Entah apa yang Rita bicarakan kepada Anjani, tapi Langit yakin kalau yang Rita bicarakan hari ini pasti sudah kelewatan hingga membu
Anjani mengusap perutnya dengan pandangan lurus menerawang. Bibirnya terlukis senyum tipis, namun bersamaan dengan itu air matanya menetes. Ia teringat ucapan dokter lima bulan lalu, dimana dokter tersebut mengabarkan bahwa ia sedang mengandung janin usia dua minggu. Rasa bahagianya saat itu masih Anjani ingat dengan jelas. Lima bulan, ya, seharusnya saat ini kandungan Anjani berusia lima bulan. Mata kosong Anjani meneteskan air mata lagi. "Bayiku.." lirihnya menyedihkan. Sudah satu minggu ia kehilangan bayi yang di kandungnya. Anjani mengalami keguguran dan sampai saat ini cewek itu masih merasa kehilangan, penyesalan dan kesedihan bercampur menjadi satu. Rasanya menyakitkan sekali. "Sudah, jangan di tangisi." Langit selalu berada di sampingnya, berusaha menegarkan dan menanamkan rasa iklas di hati istrinya itu. "Harusnya aku turutin kata mas, harusnya aku gak
Setelah gagal mempertahankan rumah tangganya bersama Anjani dan Yuna, Sean memilih lari dari kota Jakarta bersama anaknya, Keenan. Bali adalah tempat tujuan Sean, berharap pulau indah itu bisa menciptakan lembaran hidup barunya dan mengikis kenangannya bersama Anjani yang sudah menjadi milik pria lain. Tapi ternyata Sean salah, niatnya untuk melupakan Anjani tidak membuahkan hasil meski tahun demi tahun berlalu. Sean sudah mencoba berbagai cara untuk melupakan mantan istrinya itu. Berkencan dengan beberapa wanita hingga menjadi member eksklusif di sebuah bar mewah demi bercumbu dengan wanita berbeda disetiap malamnya. Tapi tetap tidak ada kemajuan, hidup Sean malah tambah berantakan dan tidak memiliki tujuan yang pasti. Sean menyerah, menuruti perintah sang mamah untuk kembali ke Jakarta setelah 4 tahun lamanya melarikan diri dari ibu kota. Sean kembali menemukan jati dirinya, namun yang membuatnya tak habis pikir, ia kembali jatuh cinta dengan gadis muda yang tinggal di seb
Beberapa tahun kemudian... Sinar matahari yang semakin terik menembus tirai jendela kamar Anjani, membuat Anjani secara spontan menutup wajahnya dengan telapak tangannya saat merasakan sengatan sinar mentari pada wajahnya. Perempuan itu mengulet kecil seraya membalikan tubuhnya, mata Anjani lantas terbuka ketika dadanya menabrak sesuatu. "Good morning, wife..." suara berat itu menyapa dengan mata yang masih tertutup rapat, tangan kekarnya menarik pinggang Anjani untuk semakin dekat lalu memeluknya. Anjani tersenyum melihat pemandangan bangun tidurnya yang luar biasa. Wajah sang suami yang masih terlelap tampak sayu, terlihat polos dan begitu menenangkan. Anjani menggerakan tangannya, mengusap pipi sang suami dengan hati-hati. "Good morning, mas Sky." Cup! Anjani mengecup pipi Langit dengan secepat kilat, membuat Langit langsung membuka matany
Jantung Anjani berdebar kencang saat kakinya satu persatu menuruni anak tangga. Cewek itu sudah cantik dengan gaun selutut yang membalut tubuhnya, membuat mata siapapun yang memandang akan takjub dan sulit berpaling darinya. Langkah Anjani berhenti, masih diambang anak tangga. Tampaknya dia tidak sanggup melanjutkan langkahnya saat suara yang saling bersahutan diruang tengah terdengar semakin jelas.Anjani memegang dadanya yang berdebar, ia menarik napas panjang kemudian menghembuskan nya, mencoba merilekskan diri sejenak sebelum pingsan didepan dua keluarga sang mantan suami dan mantan pacar yang melamarnya secara bersamaan.Tubuh Anjani hampir saja terjungkal saat Diandra datang dan menarik tangannya dan membawanya kedalam kamar. Anjani didudukan secara paksa di atas ranjang, sementara Diandra dan Roger bersedekap dada di hadapannya, kedua mata suami istri itu tampak kebingungan namun juga marah."Kamu kalau selingkuh main
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments