“Apakah kamu mendengarnya?”Pemimpin keluarga bertanya sesaat setelah Jasmine memasuki ruang belajar. Jasmine mengangguk tegas.Fakta tentang keluarga Jasmine di masa lalu berpeluang untuk membuat Jasmine untuk merasa sedih dan tertekan setiap harinya. Selamanya sepanjang hidup, Jasmine akan selalu diliputi kesedihan setelah insiden yang melibatkan kedua orang tuanya itu.Setidaknya ketika Jasmine dihukum atas sebuah kesalahan, dia bisa mengamuk atau mengeluh tentang hal itu. Oleh karena itu sejak Jasmine kecil, tak seorangpun pernah bercerita apapun kepada Jasmine mengenai kedua orang tuanya. Jasmine hanya akan menerima pukulan ketika dia bertanya tentang orang tuanya. “Apakah kamu membenciku karena telah menyembunyikan fakta itu selama bertahun-tahun?”Sang pemimpin keluarga bertanya.“Tidak, aku tidak membencimu. Aku memahami kamu menyembunyikan kenyataan itu demi kebaikanku!” Jasmine berkata.“Jasmine, aku mengamati kemampuanmu selama bertahun-bertahun. Sejujurnya aku ingin katak
Tentu saja, kakek Jasmine akan maju dan turun tangan karena Jasmine akan mewarisi properti dan aset ayahnya dengan paksa.Jasmine tidak khawatir dengan Keluarga Schuyler. Meskipun Keluarga Schuyler cukup kuat dan berpengaruh, mereka tidak akan berani melebihi batas tanpa pandang bulu.Jasmine berjalan keluar dari ruang kerja kakeknya. Jasmine menyimpan foto itu dengan baik dan dia bersiap untuk kembali ke kamar tidurnya.“Jasmine, aku sudah menunggumu sejak tadi!”Dalam kegelapan malam, ada seorang pria muda yang sedang berdiri di luar halaman. “Yael Schuyler, mengapa kamu menungguku?” Jasmine berkata dingin.“Aku dengar dari seseorang siang tadi kamu terluka dipukuli oleh seseorang. Aku mengkhawatirkan kamu, jadi aku ke sini untuk menanyakan hal itu. Jangan khawatir, Jasmine, aku akan membuat pra itu membayar mahal atas apa yang dia lakukan!” Yael berkata.“Itu bukan urusanmu. Dengarkan aku, kalau sampai kamu berani menyentuhkan ujung jarimu kepada teman sekelasku, maka aku tidak ak
Sebenarnya Gerald ingin mengobrol lebih lama dengan Jasmine. Tetapi dari kata-kata dan tatapan Jasmine, jelas terlihat kebencian di raut mukanya ketika Jasmine memalingkan wajahnya dari Gerald. Jelas sekali Jasmine sedang tidak mood untuk mengobrol dengan Gerald. Gerald tidak memaksakan diri untuk mengobrol dengan Jasmine. Sebaliknya, Gerald pergi dan duduk di belakang dua bersaudara itu.Kemudian Mandy dan menoleh dan memutar matanya kepada Gerald. Tidak ada lagi keraguan dalam pikiran Mandy, Gerald adalah seorang pria jujur. Yang mengejutkan, Gerald tidak hanya kaya raya, tetapi dia juga cukup terlatih beladiri. Jasmine adalah seorang petarung yang luar biasa. Bagaimana bisa dia dikalahkan oleh Gerald dengan mudah? Andai Jasmine tidak secara khusus meminta Mandy untuk tidak membuat masalah dengan Gerald, maka Mandy pasti akan meminta Jasmine untuk kembali bertarung melawan Gerald.Awalnya mereka hanya menunggu kelas dimulai. Tapi setelah menunggu selama beberapa waktu, tidak ba
“Mereka sudah habis. Kudengar Keluarga Moore bergantung pada sebuah keluarga yang cukup berpengaruh di Provinsi Salford, Keluarga Schuyler. Mereka bisa dibilang bisa melakukan apapun dan bisa lolos dari jerat hukum!”Marven berusaha menjelaskan situasi hubungan keluarga dan politik di dalamnya dalam lingkup Provinsi Salford.Baik Jasmine maupun Mandy yang duduk di depan Gerald dan Marven dapat mencuri dengar pembicaraan mereka dengan jelas.Jelas terlihat bahwa mereka menguping ketika Marven menyebut keluarga Schuyler. Jasmine memiringkan kepala ketika Marven dan Gerald mencapai topik tentang Keluarga Schuyler. Tidak lama kemudian, mereka mendengar langkah-langkah kaki di luar kelas. Akhirnya para mahasiswa yang seumuran dengan mereka datang dan memasuki kelas. Isabelle adalah orang terakhir yang memasuki kelas.Stella menopang Isabelle. Kedua pipi Isabelle memerah akibat tamparan yang dia terima. Isabelle menangis terisak-isak.Di sela-sela tangisan, Isabelle berkata, “Aku tidak me
Pada detik ketika semua orang sudah kehilangan ide. “Jasmine, mengapa kamu memintaku untuk ke sini?” Mandy bertanya.Tidak butuh waktu lama bagi Mandy untuk mengetahui yang terjadi. “Oh…aku paham. Jangan bilang kalau kamu ingin…”Mandy menggelengkan kepada sambil mengundurkan diri dan berkata, “Aku akan jujur kepadamu, aku pun tidak menyukai Isabelle. Coba perhatikan bagaimana Isabelle memperlakukan teman-teman sekelasnya. Ditambah lagi, Warren benar-benar bodoh. Jadi sudah sepatutnya mereka mendapat masalah. Mengapa kamu harus ikut campur?”“Aku mengerti apa maksudmu, tetapi kita tidak punya kebencian kepada mereka. Bagaimanapun juga kita teman sekelas. Lagipula mereka belum pernah menginjak ekorku. Selain itu, gadis-gadis itu bahkan bersorak sorai untukku dengan penuh antusias selama kompetisi kemarin, termasuk Isabelle!”“Aku tidak bisa berdiam diri dengan semua ini. Apalagi aku pernah mendengar soal Colton. Dia adalah anak buah Yael. Mungkin insiden ini ada hubungannya dengan Yae
Yael menjelaskan panjang lebar.Saat Jasmine agak lengah, Yael menggunakan kesempatan itu untuk meraih tangannya."Lepaskan!" pekik Jasmine seketika. Dia mendorong tangan Yael. Kuatnya dorongan Jasmine untuk melepaskan cengkeraman Yael dan membuat bunga segar yang dipegang Yael jatuh ke tanah.Yael menatap nanar ke arah bunga mawar yang berserakan di lantai.Saat itu banyak mahasiswi yang berlalu-lalang melewati keduanya. Para mahasiswi itu pun seketika berhenti untuk melihat yang sedang terjadi."Wow! Apa pria itu baru saja ditolak?""Haha! Padahal penampilannya cukup bagus, tetapi apa iya dia masih ditolak oleh dewi misterius itu?""Sepertinya iya. Nggak mungkin si dewi misterius akan memberikan cintanya ke pria sembarangan." Gadis-gadis itu tidak bisa menahan diri untuk tidak mengejek Yael. Lagi pula, penampilan bukanlah satu-satunya hal yang dilihat wanita saat menilai pria. Mereka masih harus mempertimbangkan gayanya, apakah baju yang dipakainya cocok, seberapa mahal pakaiannya
Jasmine benar-benar tidak tahu yang harus dilakukannya sekarang. Meskipun dia ingin membantu Isabelle, tetapi dia tidak bisa membawa nama Keluarga Fenderson untuk membantu mereka.Di tempat lain di saat yang sama, Gerald melihat sekelompok orang bergegas masuk ke aula kelas. Isabelle terlihat ketakutan setengah mati. Bahkan Warren juga tampak tegang.Kejadian itu berlangsung begitu cepat dan tiba-tiba."Apa yang harus kita lakukan sekarang? Sepertinya Dekan tidak bisa menahan mereka terlalu lama," kata Isabelle sambil menangis ketakutan.Warren menatap Maia. "Maia, bukankah kamu sempat bertukar nomor telepon dengan Yuna tempo hari? Kalau nggak ada pilihan lain, lebih baik kita minta bantuan dari Yuna. Dia sempat bilang kalau kita bisa menghubunginya jika butuh bantuan, kan?"Maia menjawab, “Tapi aku khawatir Yuna cuma basa-basi saja. Lagi pula, memangnya dia punya latar belakang sekuat apa? Kamu yakin dia bisa bantu kita?” Sama sekali tidak terlintas dalam pikiran Maia untuk m
Saat itu, Gerald menyetir mobilnya menuju villa Barry. Ketika tiba di sana, Gerald mendapati banyak mobil diparkir di luar gerbang. Barry memiliki relasi yang sangat rumit dengan orang lain. Ada banyak sekali orang yang ingin bertemu dengannya. Jadi Gerald sama sekali tidak terkejut ketika melihat ada banyak mobil di sana.Itu artinya Gerald terpaksa harus memarkir mobilnya agak jauh dari villa.Saat Gerald berjalan mendekati villa, dia mendapati Barry memang tengah sibuk dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Ada antrean yang cukup panjang menuju pintu kantornya. Itu kurang lebih seperti yang dialami Zack. Banyak orang berdiri di depan pintu. Tampaknya Barry harus menemui mereka satu-persatu.Gerald terkekeh pelan. Setelah itu, dia mendekati villa tersebut.“Maia, berapa lama kita harus menunggu? Banyak sekali orang di sini. Ayahku belum pulang. Aku khawatir!"Di sisi samping, ada Isabelle dan yang lainnya juga ikut mengantre. Mereka tampak gelisah“Jangan khawatir. Yuna bilang kala