Yael menjelaskan panjang lebar.Saat Jasmine agak lengah, Yael menggunakan kesempatan itu untuk meraih tangannya."Lepaskan!" pekik Jasmine seketika. Dia mendorong tangan Yael. Kuatnya dorongan Jasmine untuk melepaskan cengkeraman Yael dan membuat bunga segar yang dipegang Yael jatuh ke tanah.Yael menatap nanar ke arah bunga mawar yang berserakan di lantai.Saat itu banyak mahasiswi yang berlalu-lalang melewati keduanya. Para mahasiswi itu pun seketika berhenti untuk melihat yang sedang terjadi."Wow! Apa pria itu baru saja ditolak?""Haha! Padahal penampilannya cukup bagus, tetapi apa iya dia masih ditolak oleh dewi misterius itu?""Sepertinya iya. Nggak mungkin si dewi misterius akan memberikan cintanya ke pria sembarangan." Gadis-gadis itu tidak bisa menahan diri untuk tidak mengejek Yael. Lagi pula, penampilan bukanlah satu-satunya hal yang dilihat wanita saat menilai pria. Mereka masih harus mempertimbangkan gayanya, apakah baju yang dipakainya cocok, seberapa mahal pakaiannya
Jasmine benar-benar tidak tahu yang harus dilakukannya sekarang. Meskipun dia ingin membantu Isabelle, tetapi dia tidak bisa membawa nama Keluarga Fenderson untuk membantu mereka.Di tempat lain di saat yang sama, Gerald melihat sekelompok orang bergegas masuk ke aula kelas. Isabelle terlihat ketakutan setengah mati. Bahkan Warren juga tampak tegang.Kejadian itu berlangsung begitu cepat dan tiba-tiba."Apa yang harus kita lakukan sekarang? Sepertinya Dekan tidak bisa menahan mereka terlalu lama," kata Isabelle sambil menangis ketakutan.Warren menatap Maia. "Maia, bukankah kamu sempat bertukar nomor telepon dengan Yuna tempo hari? Kalau nggak ada pilihan lain, lebih baik kita minta bantuan dari Yuna. Dia sempat bilang kalau kita bisa menghubunginya jika butuh bantuan, kan?"Maia menjawab, “Tapi aku khawatir Yuna cuma basa-basi saja. Lagi pula, memangnya dia punya latar belakang sekuat apa? Kamu yakin dia bisa bantu kita?” Sama sekali tidak terlintas dalam pikiran Maia untuk m
Saat itu, Gerald menyetir mobilnya menuju villa Barry. Ketika tiba di sana, Gerald mendapati banyak mobil diparkir di luar gerbang. Barry memiliki relasi yang sangat rumit dengan orang lain. Ada banyak sekali orang yang ingin bertemu dengannya. Jadi Gerald sama sekali tidak terkejut ketika melihat ada banyak mobil di sana.Itu artinya Gerald terpaksa harus memarkir mobilnya agak jauh dari villa.Saat Gerald berjalan mendekati villa, dia mendapati Barry memang tengah sibuk dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Ada antrean yang cukup panjang menuju pintu kantornya. Itu kurang lebih seperti yang dialami Zack. Banyak orang berdiri di depan pintu. Tampaknya Barry harus menemui mereka satu-persatu.Gerald terkekeh pelan. Setelah itu, dia mendekati villa tersebut.“Maia, berapa lama kita harus menunggu? Banyak sekali orang di sini. Ayahku belum pulang. Aku khawatir!"Di sisi samping, ada Isabelle dan yang lainnya juga ikut mengantre. Mereka tampak gelisah“Jangan khawatir. Yuna bilang kala
“Siapa orang ini? Tidak sopan sekali dia! Tidak bisa berperilaku baik di sini, ya?""Benar! Ini adalah villa Tuan Zartyr, beraninya dia masuk seolah-olah ini rumahnya! Apa dia tidak lihat bahwa kita sedang mengantre?" Sontak orang-orang langsung membicarakan Gerald. Sementara itu, Maia dan Isabelle menunggu Gerald dipermalukan di depan semua orang.Pasalnya, Barry adalah tokoh besar di Provinsi Salford yang memiliki pengaruh luar biasa. Selain itu, dia adalah orang yang menjunjung tinggi etika. Jadi kalau ada orang yang bersikap serampangan, maka orang itu akan mendapat teguran berat.Beberapa saat kemudian, Gerald mengetuk pintu.Pintu ruang tamu dibuka oleh seorang pelayan.“Nah, kena dia sekarang! Memang sengaja cari mati.""Apa dia pikir dia bisa mendahului kita dengan bertindak seperti itu? Ha ha!""Sudah sering aku bertemu anak-anak macam dia. Dia cuma mempermalukan dirinya sendiri. Anak-anak model begini tidak akan bisa memiliki pencapaian hebat dalam hidupnya," ujar orang-oran
Maia berkata, "Sebenarnya aku juga nggak yakin apakah kami masih berteman. Bahkan meskipun aku minta bantuannya, akan sangat mungkin dia akan menolak. Tapi akan aku coba!" Maia lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon Gerald. Dia merasa serba salah karena dipaksa untuk meminta bantuan dari seseorang yang selalu diremehkannya. Belum lagi fakta bahwa Maia pernah menyakiti Gerald dengan kata-kata menyakitkan di masa lalu. Maia merasa tidak nyaman jika dipaksa harus meminta bantuan pada orang yang selama ini selalu direndahkannya. Belum lagi dia pernah menyakiti Gerald dengan kalimatnya yang pedas.Tetapi dia memang membutuhkan bantuan Gerald untuk menyelesaikan masalah itu.Tidak terpikir oleh Gerald bahwa Maia yang sangat congkak itu akan meneleponnya. Gerald tertawa kecil mengetahui hal itu."Ada apa?” tanya Gerald.“Gerald, kamuu... kenal Tuan Zartyr?” tanya Maia dengan gugup.“Ya, aku mengenalnya. Katakan saja kamu mau apa,” jawab Gerald santai.“Kamu pasti tahu kalau kami seda
"Panjang ceritanya. Aku tidak bisa menjelaskan padamu sekarang," jawab Gerald sambil tersenyum.Beberapa saat kemudian, beberapa pelayan memasuki ruangan untuk menyajikan teh untuk Isabelle dan Maia."Gerald, aku tidak tahu ada relasi apa antara kamu dengan Tuan Zartyr. Tapi kamu tahu betul kami sedang menghadapi masalah yang besar saat ini. Kalau kamu bisa membantu, aku sangat berharap kamu segera ambil langkah," ujar Maia.Isabelle mengangguk setuju. "Gerald, aku minta maaf. Setelah ini, aku tidak peduli bagaimana kamu akan memperlakukan aku. Aku cuma ingin kamu membantu kami.""Baiklah, aku akan menyampaikannya kepada Tuan Zartyr. Tapi setelah masalah ini selesai, aku harap ada sesuatu yang aku dapatkan," ujar Gerald sambil tersenyum.Andai mereka meminta bantuan Gerald sejak awal, pasti dia akan membantu mereka tanpa syarat, terlepas dari seberapa buruk Maia memperlakukannya selama ini. Namun sayang situasinya kini telah berbeda. Gerald sudah terlanjur sakit hati dan kecewa, terut
Wanita itu memanggil gadis tadi dengan sebutan "Nona Muda".Mereka tampak sedang terburu-buru dan ingin tinggal di sana. Namun ada satu hal yang membuat orang tua itu bingung. Wanita itu menyatakan bahwa mereka tidak punya uang pada saat itu dan mereka harus menunggu hingga sore hari sampai seseorang akan mengirimkan uang kepada mereka. Karenanya, mereka meminta orang tua itu untuk tidak khawatir tentang pembayaran hotel.Akan tetapi, lelaki tua itu sudah lama menjalankan bisnis hotel. Dia juga adalah seorang veteran yang telah berpengalaman dalam segala aspek kehidupan. Mana mungkin dia mau berkompromi?Menyadari mereka gagal meyakinkan pria itu, si gadis cantik yang menggendong bayi mengeluarkan sebuah liontin giok dan menyerahkannya kepada pria tua itu. Untungnya pria tua itu adalah penggemar barang antik. Saat dia melihat liontin giok itu, dia langsung tahu bahwa itu adalah barang mahal.Dia melihat sebuah nama ‘Xara’ yang terukir dengan jelas di liontin giok itu. Dia perlahan
“Pria tua itu mengatakan bahwa ada sekelompok orang lain yang menemuinya sebelum kami datang. Mereka juga menanyakan kejadian itu dan menanyakan keberadaan si wanita pembantu,” kata Barry.Gerald menjadi bingung. “Siapa mereka?”Dia kira ini adalah tugas sederhana yang diberikan ayahnya untuk mencari seseorang. Ternyata ini semua jauh lebih rumit dari perkiraannya. Tetapi Gerald tidak terlalu memikirkan itu karena tidak ada gunanya. Yang harus dia lakukan sekarang adalah menemukan di mana pembantu itu berada, secepatnya.Saat itu juga, Gerald mengatur beberapa rencana dan bersiap untuk pergi ke Howard County. Pada saat yang sama, dia menelepon Drake & Tyson dan memerintahkan mereka untuk membawa beberapa anak buah ke sana sesegera mungkin.Detik kemudian Gerald menerima pesan di grup kelasnya. Itu adalah pesan yang dikirim oleh dosen pembimbing.Gerald membaca pesan itu..***Di saat yang sama di tempat lain..Di dalam sebuah mobil mewah.“Nona, kami masih belum bisa menemukan keberad