Share

Bab 6 Sahabatnya

Tapi sebagai sahabat walaupun harus menjadi setan untuk menentang hubungan di antara Ryan dan Alesha, akan ia lakukan. Benar-benar Mila tak terima jika sahabatnya pada akhirnya harus berdampingan lagi dengan cowok itu.

"Gue bingung kenapa setiap minggu gue harus lihat muka lo lagi... Muka lo lagi" Ujar Bima menunjuk muka Mila yang berada di seberang mejanya, mereka sedang berada di Restoran milik Samuel dan Alesha.

Mila pun menunjuk dirinya sendiri lalu tertawa sinis.

"Hah!? Eh monyet kalau lo gak mau lihat muka gue lagi... Ngapain datang" Sinis Mila menyilang kan kedua tangannya dan di dukung dengan pelototan mautnya kepada Bima.

"Karena gue menghargai persahabatan kita selama 23 tahun ini"

"23 tahun? Cih ! Lo kira kita udah temenan dari orok"

"Benarkan bahkan sebelum kita masuk sekolah. Play Group, TK, SD, SMP, SMA sampai Universitas pun kita sama. Kecuali Ale dan Dira" kata Bima sambil menghitung menggunakan jarinya.

"Iya juga sih.... Tapi dibandingkan sama yang lain, gue paling Eneg lihat muka lo... Gak cuman gue Dira sama Ale juga"

Bima terkekeh sinis.

"Harusnya kalian berterima kasih, punya temen ganteng macem gue"

"Haiii ngaca! Perlu gue pinjamin kaca"

"Dibandingkan lo sama bang Bayu mah lo gak ada apa-apanya, apalagi sama bang Sam huuu... Lo bagaikan sebutir debu kasar" Tambah Mila.

"Hey jangan bawa-bawa Pacar dan Bang Sam yah kalau membandingkan, ya kalah telak GUE!!" Teriak Bima di akhir kalimatnya.

"GAK USAH TERIAK JUGA KALI!" Teriak balik Mila.

"Kayak cewek aja teriak-teriak" Tambah Mila. Untungnya semua pegawai di sini sudah biasa melihat keributan dan teriakan yang di sebabkan oleh sahabat boss mereka.

Semua pekerja di sini sudah menganggap jika itu adalah aktivitas rutin antara Bima, Mila dan juga Dira.

Dan Pertengkaran mereka berdua pun masih berlanjut dan semakin memanas. Kalau Bima dan Mila bertemu maka perang dunia ke 1 akan langsung dimulai.

Bersyukurlah Dira tidak bisa datang karena masih di Surabaya. Karena kalau sampai cewek itu ikut bergabung maka Perang Dunia ke 2 sudah pasti mengikuti di belakang. Alesha? Ia hanya pendengar dan penengah jika suasana tidak terkendali.

Tentu saja, mana mau Alesha ikut terlibat dalam perkelahian antar bocah.

Tidak jauh dari mereka berdua terlihat Ryan, Nayla dan beberapa orang baru keluar dari salah satu ruangan VIP. Mereka baru saja menyelesaikan meeting termasuk Nayla yang juga adalah model iklan yang dipilih untuk produk baru mereka.

Sebenarnya Ryan enggan untuk menjadikan Nayla sebagai model karena ia takut rumor lain akan muncul. Tapi kontrak Nayla sudah di tanda tangani bahkan sebelum berita pertunangan itu muncul.

Ryan pun kini bertekad untuk menjaga jarak dari Nayla, ini demi kebaikan gadis itu sendiri.

Kembali kepada Ryan berjalan keluar sambil terus memperhatikan Hpnya dan beriringan dengan beberapa oramg termasuk Nayla yang sedari tadi diam-diam mengamati Ryan, ia merasa jika lelaki itu mulai memberi jarak diantara mereka.

Sedih? Tentu saja itulah yang di rasakan Nayla kini.

Ryan pun tanpa sengaja melihat dua orang yang menurutnya tidak asing sedang mengobrol dengan cukup berisik. Seketika dia teringat, bukankah mereka adalah sahabat Alesha dari kecil, yang dulu ia namakan Geng cabe giling.

Dulu ia namankan mereka geng cabe giling karena ucapan mereka sangatlah pedas menusuk hati, apalagi di tambah dengan sikap preman mereka di sekolah dulu.

Ryan pun tanpa ragu menghampiri mereka berdua. Karena kemungkinan besar kedua orang itu masih berhubungan dengan Alesha dan sudah pasti tahu di mana keberadaan Alesha sekarang. Seorang Ryan tidak akan mensia-siakan sebuah kesempatan jika itu berhubungan dengan gadisnyya.

"Untuk urusan yang lain silahkan hubungi sekretaris saya, permisi" Ucap Ryan ke beberapa koleganya dan di angguki oleh mereka.

Melihat Ryan berjalan bukan kearah pintu keluar Restoran membuat Nayla sedikit penasaran "Kak mau kemana?" Tanya Nayla.

Ryan tidak menjawab, lelaki itu seperti mengabaikan kehadiran Nayla. Ryan pun berjalan mendekati dua orang yang di yakininya sebagai sahabat Alesha.

Tanpa sadar ia diikuti oleh Nayla. Bima lah yang pertama menyadari kehadiran Ryan dan langsung menghela nafas kesal.

"Ryan" Ucap Bima lalu menunjuk Ryan dengan kepalanya. Mila pun langsung menoleh kebelakang.

"Wah sial banget!" Gumam Mila sinis.

"Hai" Sapa Ryan, yang hanya dihadiahi pelototan oleh Mila dan di acuhkan oleh Bima yang langsung mengeluarkan Hpnya.

"Dari sekian banyaknya restoran di muka bumi ini kenapa gue harus bertemu mereka ya Tuhan" Ucap Mila mengabaikan sapaan Ryan.

Ryan yang mendengar itu hanya tersenyum, ia harus memaklumikan jika tabiat sahabat gadisnya ini masih sama semenjak SMA.

"Gue cuman..." Ucapan Ryan terputus karena Mila langsung menyela perkataannnya.

"Ngapain sih? Bukannya lo bilang alergi sama cabe giling. Btw thanks berkat lo kita jadi punya nama geng" Tembak Mila langsung, ia males berbasa-basi dengan dua orang terkutuk di hadapannya.

Ryan menghela nafasnya pelan mencoba menahan diri, ia sudah tahu jika respon mereka tentang dirinya sangatlah buruk jika mengingat masa lalu mereka.

"Oh iya btw congrats yah buat pertunangan kalian" Sindir Mila tak tahan.

"Berita itu cuman gossip! Gue udah klarifiasi" Jawab Ryan langsung dengan tegas.

"Oh... Bukannya gosip itu kenyataan yang tertunda" Balas Mila seraya memutar kedua matanya seolah mengejek. Sedangkan Bima diam-diam mendengarkan tapi matanya seolah fokus ke Hp.

"Padahal si cewek ngarep banget tuh. Nikahin gih..." Celetuk Mila memandang tajam Nayla yang berdiri di samping Ryan.

Nayla langsung menundukkan kepalnya, jujur ia masih takut dengan sahabat Alesha yang dulu sempat membully nya.

"Gak usah sok polos, lo juga jadi laki jangan sok kenal sama kita. Najis" Sembur Mila.

"Mila..." lagi-lagi Ryan tak bisa menyelesaikan perkataannya karena Mila langsung memotongnya.

"Duh... jangan panggil nama gue, jijik gue dengernya" Ucap Mila sambil mereba bulu romanya yang benar-benar merinding.

"Kak Mila kan? Seperti yang dikatakan kak Ryan, kita gak ada hubungan apa-apa selain kakak adik" Ucap Nayla lembut ingin mencairkan suasana.

"TERSERAH" Dengus Mila, Bukankah dulu Ayah Alesha dan ibunya cewek ini ngakunya kakak adik tapi.... Iiisss mulut Mila serasa gatal sekali ingin menghujat maklum jiwa netizen.

"Alesha tahu?" Tanya Ryan tiba-tiba.

Mila tertawa meremehkan.

"Sahabat gue tahu ataupun enggak juga dia gak peduli... Santai aja lo bebas mau nikah sama siapa aja. Atau kawin aja malam ini langsung..." Jawab Mila lalu menyilang kan tangannya di dada.

Ryan menghela nafasnya kasar, lalu menyugar rambutnya kebelakang.

"Mila berapa kali gue harus bilang. Gak ada hubungan apa-apa sama Nayla" Ryan mau tidak mau harus menjelaskan kepada Mila. Ia tidak ingin jika nanti Mila ketemu dengan Alesha, cewek itu mengatakan hal yang tidak-tidak.

"Heh... Udah gue bilang kan. I Don't Care"

"Lagipula cowok berengsek macam lo gak pantes buat sahabat gue" Tambahnya lalu tertawa meremehkan.

Terlihat Ryan mengepalkan tangannya.

"Bukannya kata-kata kalian agak keterlaluan? Kenapa ngomong gak sopan gitu sama kak Ryan? Kak Ryan aja nanyanya baik-baik kok" Ucap Nayla akhirnya menunjukan keberaniannya, ia tidak tahan melihat bagaiman mereka memperlakukan Ryan seperti itu.

Mila mengepalkan tangannya marah, ia benci sekali dengan tipikal cewek seperti Nayla. Diam-diam tapi menghayutkan, jujur ia tidak begitu suka dengan orang baik yang lemah lembut seolah selalu meminta perlindungan, tidak bisa mengatasi permasalahannya sendiri, menyebalkan dengusnya.

Lihat setelah mengatkan itu Nayla langsung menyembunyikan dirinya kebelakang Ryan.

"Lo siapa yah? Gue rasa lo gak selevel nimbrung di pembicaraan ini" Ucap Mila dengan muka jahatnya.

"Lagian lo gak usah ikut-ikutan deh sih baik hati. Denger yah kata-kata kita tuh gak sebanding sama apa yang cowok ini lakuin dan juga akibat pelakor kayak nyokap lo..." Kata Mila terpotong saat mendengar teriakan Nayla untuk berhenti mata gadis itu sudah berkaca-kaca.

Nayla tahu kesalahan mamanya, tapi tak bolehkan mamanya dimaafkan dan memperbaiki kesalahan yang dulu diperbuatnya.

Mamanya sekarang sudah berubah dan sangat menyesal.

Mila mendengus.

"Jangan ngeluarin air mata kalau lo gak pernah ngalamin penderitaannya. Simpati, Empati atau apapun itu sahabat gue gak butuh dari lo ataupun pelacur kayak nyokap lo!" Geram Mila.

"Terutama dari orang yang sudah melukainya dan berharap kembali. Gue selalu berdoa semoga lo bukan jodoh yang dipilih Tuhan untuk sahabat gue" Tambah Mila sembari memandang Ryan dengan sinis.

Ryan tertegun, jujur ia marah. Ia sangatlah tahu jika Tante Raya sudah berubah dan sangat menyeseali perbuatannya. Tapi yang paling membuatnya merasa marah adalah saat mendengar jika dia seolah tak pantas untuk Alesha. Memang siapa Mila, berani mengatakan jika dirinya dan Aleshnya tidak pantas bersama!

"Lo pernah dengar setiap orang tidak pernah luput dari kesalahan?" Ucap Ryan tajam, dia benar-benar marah sekarang.

"Gue benci banget dengan orang yang sudah berbuat salah selalu berlindung dengan kata-kata setiap orang tidak pernah luput dari kesalahn" Cibir Mila.

"Seperti yang lo bilang tadi, I don't care. Dan walaupun kesalahan gue gak bakal bisa di maafkan, gue juga gak peduli! Karena bagaimanapun caranya gue bakal menebus semua kesalahan yang sudah gue perbuat"

"Karena keputusan untuk memberikan maaf ada ditangan Alesha bukan lo " Tegas Ryan.

Mila hanya mendengus.

Iya, semua keputusan pada akhirnya ada ditangan Alesha.

Tapi sebagai sahabat walaupun harus menjadi setan untuk menentang hubungan di antara Ryan dan Alesha, akan ia lakukan. Benar-benar Mila tak terima jika sahabatnya pada akhirnya harus berdampingan lagi dengan cowok itu.

Drrrrttttttt

Hp Mila yang di atas meja memunculkan Chat atas nama Ale. Begitu pula Bima yang mendapat Chat atas nama Ale.

Ale

Kalian bikin keributan lagi?

Bukan hanya Mila yang melihat isi Chat yang langsung terpampang di Hpnya namun Ryan juga tidak sengaja melihatnya dan mengerutkan dahinya. Bima yang menyadari itu langsung menendang kaki Mila, seolah memperingatkan.

Ale? Pikir Ryan bertanya-tanya.

~~~

Avialviolita

Dudududududududududu Terima kasih telah membaca cerita ini hehehe

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status