Nyonya besar tidak menyangka akan bertemu dengan kedua anak kembar ini lagi. Bahkan ketika Raven Jiang memberikan kartu namanya mereka tidak menghubungi sama sekali, dan di kesempatan hari ini mereka di pertemukan lagi dengan mereka.
"Conan,” panggil nyonya besar
Conan hanya menengadahkan kepalanya melihat siapa orang yang memanggilnya, Conan hanya menganggukkan kepalanya menandakan salam, dan dia pun melanjutkan kembali membaca bukunya.
Raven Jiang merasa benar-benar seperti Lukas sifat dan perilakunya sama persis dengannya, Lukas yang melihat kedua orang tua nya mendekat sembari menggendong Christian yang tertawa di punggungnya.
Dia memperkenalkan anak-anak kepada kedua orang tua namun hal yang tidak terduga adalah Orang tua dari Lukas mengenal anak-anak ini.
“Mom, papa kenalkan mereka adalah Christian, dan Conan,” ucapnya.
Dengan tersenyum Adrian berkata. “Sudah lama kita tidak bertemu,” ucapnya.
Bahkan Christian langs
Menjelang pagi Lukas terbangun dari tidur nya, dia masuk ke kamar melihat anak-anak yang masih tertidur. Lukas pun menaiki tempat tidur dia berencana untuk melanjutkan tidurnya bersama anak-anak. Nyonya besar datang ke kamar Lukas namun dia tidak menemukan putranya. Dia pun berpikir bahwa putra nya pasti ada dikamar anak-anak, dan setelah Nyonya besar mendatangi kamar anak-anak, dia tak hentinya memandangi wajah-wajah yang sangat tampan, walaupun mereka bertiga sedang tidur, namun pesonanya masih terlihat. Nyonya besar dengan sangat pelan membangunkan Lukas dari tidurnya. Agar tidak mengganggu anak-anak, Lukas sedikit enggan berpisah dengan anak-anak itu, namun dia harus tetap bangun dan meninggalkan mereka berdua. Lukas mengecup kening mereka berdua bergantian. Di ruang tamu, sudah ada kedua orang tua Lukas. Mereka berbincang tentang seputar anak-anak. Lukas datang menghampiri mereka bertanya kepada kepala pelayan. “Ap
Bab 22 Di sebuah restoran mewah Lukas sudah menunggu kedatangan Clarisa di dalam ruangan VVIP. Di dalam ruangan menampilkan pemandangan yang sangat indah, di jendela kaca memperlihatkan pemandangan Kota Jincheng. Di lobi semua orang tertuju pada Clarisa yang mengenakan gaun berwarna Navy dengan panjang selutut itu memperlihatkan kaki indah milik Clarisa. ditambah dengan wajah yang sangat cantik membuat semua orang terpana oleh kecantikannya. Setelah bertanya pada pelayan di mana ruangan yang di reservasi oleh Lukas Jiang. Dia diantar oleh seorang manajer wanita. Ketika pintu didorong betapa memesonanya Clarisa di depan Lukas. Lukas tidak menyangka jika Clarisa semakin cantik dan anggun ketika memakai sebuah gaun. Lukas tersenyum seraya berkata, “Kau sangat cantik,” ucapnya. Lukas mempersilakan Clarisa untuk duduk manajer restoran pun datang untuk melayani mereka. Lukas meminta Wine tahun 1992 yang mana harga Wine sangatla
Di sisi lain, Conan dan Christian membeli sebuah apartemen kecil untuk tempat mereka bekerja pemrograman, ruangan itu dipenuhi dengan perangkat komputer dengan teknologi yang canggih. Mereka bekerja semalaman karena sebuah virus menyerang terus menerus seperti kanker, bahkan mereka tidak tidur untuk memperbaiki sistem, ketika menjelang pagi akhirnya Conan bisa menyelesaikannya. “Akhirnya selesai,” ungkapnya lega. Mereka pun beristirahat untuk mengistirahatkan mata dan otaknya yang bekerja semalaman tanpa istirahat Di perusahaan Clarisa tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dia mendapat teguran dari Manajer desainer. Clarisa hanya mendengarkannya dan mencoba untuk bekerja lebih keras lagi untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih baik lagi. “Tidak apa Clarisa. Semua orang pasti mengalaminya,” Lisa pun menyemangati Clarisa agar tidak di ambil hati. Ketika makan siang Clarisa menelepon kedua putranya namun tidak ada yang
Di pagi hari Clarisa yang masih tertidur, Conan telah bangun lebih awal seperti biasa dia mengerjakan pekerjaan rumah dan memasak untuk sarapan pagi ini. Christian juga masih tertidur Conan tidak membangunkannya karna adiknya pasti kelelahan setelah bekerja semalaman. Setelah memasak dan menyiapkan meja makan tiba-tiba dia merasakan kepalanya sangat sakit. “Ah... apa yang terjadi padaku?” Ucapnya seraya memegangi kepalanya. Conan berpegangan pada meja hingga akhirnya dia terjatuh meringkuk, tak ada yang mendengar Conan yang terjatuh, dia meringkuk di bawah meja makan sendirian. Conan yang merintih kesakitan beberapa menit kemudian rasa sakitnya mereda, Conan bangkit dia menuju kamar mandi dia berniat membasuh wajahnya dia melihat di cermin wajahnya begitu pucat, di dalam batinnya dia berkata. “Tidak biasanya aku seperti ini?” Conan bergegas menuju kamar ibunya, bunyi alarm terdengar namun Clarisa masih tertidur, Conan menghampiri t
Di dalam apartemen Clarisa yang baru saja pulang kerja itu merasa sedikit kesepian mengingat biasanya kedua putra nya ada di rumah menunggunya. Tapi hari ini mereka pergi untuk menginap di rumah seorang paman yang baik pada mereka. Clarisa bergegas membersihkan dirinya dia menuju kamar mandi dan segera mandi. Clarisa yang selesai mandi pun memanggil-manggil nama putranya menanyakan hidangan apa yang disajikan di meja makan. Namun tidak ada yang menjawabnya. “Ah aku lupa, mereka tidak ada di sini,” ucapnya. Dirinya baru sadar jika di rumah hanya ada dirinya seorang. Clarisa merasa sangat kesepian dia membuka kulkas, melihat ada beberapa makanan Clarisa mengeluarkannya, memasukkannya ke dalam oven seraya menunggu makanan siap. Clarisa melihat sekeliling rumahnya di dalam benaknya. “Ah. Aku benar-benar melahirkan anak yang genius.” Batinnya. Bagaimana tidak? kedua putranya lah yang mengurus Clarisa. “Sepertinya aku tidak bisa hidup tanpa me
Suasana kantor di jam makan siang seperti biasanya, sudah satu bulan ini Lukas selalu mengirimkan makanan pada Clarisa, terkadang Clarisa yang menemuinya di ruangan presdir di tempatnya bekerja, hubungan Clarisa dan Lukas sudah mulai ke jenjang yang lebih serius bahkan jika kedua putra Clarisa menyukai dan menyetujui, Clarisa dan Lukas sudah dipastikan mereka akan menikah. Hari ini Lukas tidak ada di perusahaan, dia juga tidak menghubungi Clarisa siang ini entah mengapa? biasanya Lukas selalu mengiriminya pesan. Clarisa juga memikirkan kondisi Conan, pagi ini iya mendengar suara Conan sangat lemah dan nada suaranya begitu lirih. Perasaan Clarisa sangat tidak enak, dia pun memutuskan untuk menghubungi Conan, karna ponsel Christian tidak aktif Clarisa pun mencobanya. Tuuuut...tuuuuut...tuuuut Setelah beberapa lama akhirnya telepon nya tersambung, namun Clarisa sedikit kaget karna yang menjawab panggilannya adalah seorang pria bukan Conan. “Halo,
Sudah dua minggu Conan di rumah sakit Lukas maupun Clarisa bergantian menjaga Conan, kondisi Conan juga semakin stabil, beberapa hari yang lalu hasil lab dan Ct-Scan Conan sudah keluar, namun Clarisa tidak mengetahui bahwa Conan menderita kanker otak stadium II yang sangat mematikan jika tidak segera mendapatkan perawatan. Bahkan dokter mengatakan akan sangat sulit untuk dilakukannya operasi, risiko nya sangat besar, mengingat letak sel kankernya berada di batang otak. Lukas meminta kepada dokter agar tidak memberitahu Clarisa yang sebenarnya karena Conan yang memintanya sendiri. Tiga hari yang lalu Lukas sangat cemas memikirkan bagaimana dia akan menjelaskan situasinya pada Conan, namun hal yang tidak diduga Conan sudah mengetahui apa yang sedang diderita olehnya bahkan dia mengerti tentang segala risikonya dengan santai nya dia berkata. "Aku sudah tahu segalanya, Ayah tidak perlu bingung bagaimana mengatakan semuanya padaku?" dengan begitu tenan
Di mansion Christian berada, semenjak Conan di rumah sakit dan Clarisa sibuk, dia tinggal bersama ayah dan ibu Lukas. Mereka terlihat bahagia dengan kehadiran Christian di dalam mansion bahkan kedua orang tua Lukas sangat memanjakan Christian walaupun mereka tahu dia adalah seorang yang Jenius namun bagi mereka dia adalah anak-anak yang butuh perhatian dan bermain, layaknya anak seusia mereka. Raven bahkan ikutbermain dan membuat lego bersama Christian, terkadang mereka membawa Christian ke rumah sakit untuk menjenguk Conan. Raven dan istrinya telah mengetahui apa yang telah menimpa Conan sehingga Conan harus menginap dua hari lagi di rumah sakit, bahkan Raven juga cukup geram dengan orang yang melakukan itu terhadap Conan yang sudah dianggap cucunya sendiri. Raven memerintahkan agar tidak memberi ampun sedikit pun pada mereka yang menyakiti cucunya. Di keluarga Yan, Marco kelimpungan mencari bantuan namun tak ada yang sudi membantun