Share

Bukan Bang Rasyid

Terik sinar matahari kain menyengat pori-pori kulit. Aku lebih memilih berdiam di dalam ruanganku mengecek beberapa laporan keuangan butik yang meningkat pesat dari bulan ke bulan.

Sesekali aku menoleh pada bunga mawar putih yang berada di atas meja kerjaku kemudian beralih pada layar monitor di hadapanku.

Aku tersenyum kecil. Bang Rasyid selalu saja  membuatku merasa senang. Meskipun aku belum bisa menerima cinta pria itu dalam kehidupanku sepenuhnya.

Cekret!

Pintu ruanganku terbuka. Bocah kecil itu lari ke arahku dengan senyum merekah, sementara bang Rasyid mengekori di belakang punggung Aska yang berjalan lebih dulu.

Kubuka kedua tanganku menyambut pelukan Aska. Nampaknya hari ini putraku sedang sangat berbahagia. Hal itu tergambar jelas dari binar yang terbit pada kedua matanya.

"Umi!" ucapnya dalam p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status