Share

Chapter 2. Pendaftaran

Selamat membaca...

____

Ke esokan harinya Bella datang ke mansion, saat itu Nelvan sedang duduk di sofa ruang baca memegang sebuah buku tebal dengan kaca mata bertengger di hidung mancungnya, bola mata hazel milik Nelvan melirik ke pintu saat Bella datang menghampiri.

“Nelvan, kau-“ tangan Bella di tahan oleh Nelvan dengan sebelah tangan sebelum perempuan itu berhasil memukul wajahnya, perlahan kepala Nelvan menoleh sedikit mendongak menatap Bella.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” ucap Nelvan dengan tenang, Bella menarik tangannya dari Nelvan.

“Kenapa kamu membatalkan acara pernikahan kita, kau tau betapa malunya aku di depan semua para tamu undangan yang hadir? Kenapa tidak kamu katakan sejak awal jika kamu tidak ingin menikahiku, apa kau sudah tidak lagi mencintaiku seperti dulu?”

Nelvan berdecih pelan dia sama sekali tidak peduli seberapa besar rasa malu yang Bella rasakan karena yang memulai masalah ini terjadi adalah Bella sendiri. Buku yang ia pegang oleh Nelvan di tutup kemudian di letakkan di meja sebelum kaca mata yang ia pakai juga di letakkan di meja.

“Cinta? Sejak kapan aku mengatakan cinta di depanmu? Bukankah yang ingin menikah denganku adalah dirimu?” Nelvan tersenyum miring, “aku sudah mengabulkan permintaanmu, tapi untuk melakukan sumpah pernikahan di hadapan Tuhan?, sayang sekali aku tidak akan melakukannya” imbuh Nelvan.

Bella bersimpuh di depan Nelvan memegang tangan pria yang nyaris menjadi suaminya ini, Nelvan menarik tangannya dari Bella.

“Keluarlah, kehadiranmu di sini sudah tidak aku butuhkan” katanya.

“Nelvan, No. Aku masih mencintamu jadi ayo kita menikah dan hidup bahagia, aku tidak masalah jika kamu membatalakn acara pernikahan kita kemarin asalkan kita bisa melakukan acara kedua untuk menikah” ucap Bella.

Nevan tersenyum geli dengan apa yang di ucapkan Bella, “Tidak akan ada pernikahan, jadi keluarlah” sahut Nelvan, lagi pula siapa yang akan menikah dengan orang yang sudah ketangkap basah telah melakukan tindakan penghianatan.

Semua orang pasti membenci tindakan penghianatan termasuk dirinya, di hianati oleh calon istrinya sendiri beberapa jam sebelum pernikahan tentu saja membuat Nelvan tidak akan pernah melupakan kesalahan sebesar itu sampai kapanpun.

Terlebih orang yang bekerja sama dengan Bella dalah Romy, orang yang selama ini Nelvan anggap sebagai teman. Mereka semua penghianat dan penghianat harus di singkirkan dari kehidupannya.

Nelvan menjentikkan jari lalu tak lama kemudian penjaga datang menggeret Bella keluar dari ruang baca.

“Nelvan! Aku belum selesai denganmu! Lepas, biarkan aku berbicara pada Nelvan” seru Bella sambil memberontak dari pengusiran para penjaga sedangkan Nelvan dengan santai memakai kembali kaca mata baca sebelum melanjutkan membaca buku yang sempat tertunda.

Untuk beberapa saat Nelvan sibuk membaca sampai seseorang datang menghampiri, “Tuan, maid yang Anda butuhkan sudah tiba” ucap Hans - asisten Nelvan.

“Kemarikan kursi rodaku, mereka tidak ada yang boleh tau jika ternyata aku bisa berjalan dengan normal” jawab Nelvan, Hans mengangguk lalu pergi dan datang kembali dengan membawakan kursi roda yang di minta oleh Nelvan, lantas kemudian Hans mendorong kursi roda itu untuk menghamipiri para calon maid yang akan di pilih oleh Nelvan secara langsung.

____

“Linda!” panggil seseorang, merasa namanya di panggil Linda pun menoleh melihat sahabatnya datang berlari sambil memberikan selembar kertas untuknya, Linda menerima kertas itu tapi sebelum sebelum ia baca, Linda berkata.

“Kenapa kamu berlari seperti ini, apa ada yang mengejarmu?” Linda melihat ke belakang Mia tapi gadis yang sedang mengatur pernafasannya itu segera menggeleng.

“Aku mendapat pekerjaan dan kita bisa mendaftar bersama, untuk kita yang hanya lulusan senior high school mendapat pekerjaan dengan bayaran mahal seperti ini cukup sulit” ucap Mia.

Linda melihat kertas yang di bawa oleh Mia sembari membaca dengan teliti pekerjaan seperti apa yang di tawarkan.

“Kenapa mencari yang belum berpengalaman jika ada yang sudah ahli?” Linda mengernyitkan keningnya tidak paham, Mia menjawab dengan kedikan bahu tidak tau.

 

“Untuk kita yang pemula ini, dua ribu dolar cukup banyak dan kita bisa mencoba untuk bekerja di sana lebih dulu, lalu jika tidak suka dengan cara mereka memperkerjakan kita lebih baik kita mundur saja dari pekerjaan ini, tapi aku dengar jika beruntung maka kita bisa melayani tuan muda. Aah..., aku sekarang sedang berpikir betapa tampannya tuan muda itu” Mia berkedip-kedip sembari membayangkan.

Linda memastikan sekali lagi selembar kertas dengan informasi pengumuman yang membutuhkan seorang maid yang belum berpengalaman, bayaran dua ribu dolar yang di tawarkan memang bukan jumlah yang begitu besar di jaman sekarang tapi di dalam lembaran tersebut tertulis bahwa bayaran akan di naikkan berkali-kali lipat asalkan bisa bertahan bekerja di sana minimal selama satu bulan.

“Jadi bagaimana? Kau ingin pergi denganku besok untuk mencoba pekerjaan ini ‘kan?” tanya Mia tidak sabaran.

Linda berpikir untuk beberapa saat.

“Linda, C’mon! Jangan terlalu lama berpikir atau nanti tidak ada lowongan pekerjaan lagi untuk kita yang baru berusia sembilan belas tahun ini” mohon Mia.

Linda menghela nafas, “Baiklah kita akan coba pekerjaan ini, tapi apa tidak apa-apa menjadi seorang maid? Bukankah itu pekerjaan untuk melayani seseorang?” tanya Linda masih merasa ragu.

“Apa salahnya di coba, aku penasaran seperti apa tuan muda di rumah itu, dia pasti sangat tampan seperti komik dan film yang aku lihat, sekarang ayo kita siapkan diri untuk pergi besok” Mia menggandeng lengan Linda dengan semangat.

Ke esokan hari pun tiba, semua orang yang ingin mendaftar berkumpul di sebuah tempat. Mia dan Linda sudah berpakaian rapih dan siap untuk di wawancara jika memang itu di perlukan, tapi ternyata yang ingin mendaftar menjadi maid tidak sedikit.

Mia menghela nafas rendah kemudian menoleh ke arah Linda yang sedang mengikat tali rambutnya yang lepas.

“Apa kita sebaiknya pulang saja?” ucap Mia.

Linda menoleh lalu melihat deretan memanjang para orang yang ingin mendaftar, ada seseorang di depan sana yang bertanya sesuatu, apakah calon maid pantas untuk di bawa ke mansion atau tidak.

“Kemarin kamu yang begitu bersemangat untuk pergi tapi kenapa sekarang ingin kembali?” tanya Linda.

“Mereka semua sepertinya jauh lebih baik dari kita jadi aku merasa tidak akan lolos dalam seleksi awal ini, lebih baik kita kembali dan cari pekerjaan yang lain” Mia berbalik tapi Linda menahan bahu Mia.

“Kita sudah jauh-jauh pergi ke sini jadi aku tidak mau menyianyiakan uang yang aku keluarkan untuk membayar bus hilang percuma” katanya menolak, Mia merendahkan bahu dan akhirnya ia menerima yang di katakan oleh Linda.

Cukup lama mereka menunggu giliran sampai akhirnya tiba waktunya untuk mereka di tanya mengenai beberapa hal. Untuk seleksi awal ini ternyata Mia dan Linda berhak untuk ikut ke mansion.

Namun, masih ada satu seleksi terakhir yang harus mereka lewati di mana yang di butuhkan hanya satu orang maid di mansion tersebut untuk melayani tuan muda mereka. Tapi, masih ada hal yang membuat Linda kepikiran, kenapa harus menunggu satu bulan untuk mendapatkan gaji yang berlipat, apakah sebelumnya sudah ada orang yang mendaftar menjadi maid tapi tidak pernah ada yang bertahan selama satu bulan?

Lalu apakah tuan muda yang di maksud adalah sosok yang kejam dan tidak berperasaan? Entah kenapa tiba-tiba bulu kuduk Linda berdiri membayangkan ia akan di hadapkan dengan tuan muda yang seperti itu.

“Mia, bagaimana kalau kita akhiri sampai di sini” ucap Linda dan Mia pun langsung membulatkan matanya tidak setuju.

___

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status