Share

Ilusi Mayapada

Asoka berteriak kesakitan. Pedang kecil yang dibawa si kakek berhasil melukai leher Asoka. Darah keluar dari leher Asoka, mengalir lumayan deras. Jika terus dibiarkan, Asoka bisa mati kehabisan darah.

"Sialan kau!" Asoka menendang Ki Seno Aji dan berlari menyusuri hutan.

Ki Seno hanya tersenyum. Dia sengaja membuat goresan di leher Asoka meskipun tidak terlalu dalam. Untuk sementara waktu, Ki Seno membiarkan Asoka melarikan diri ke dalam hutan.

Asoka kecil sering dididik agar tidak takut pada siapapun. Manusia sama-sama makan nasi dan minum air. Darmono bahkan melarang Asoka sujud pada siapapun, kecuali pada orang tua dan guru yang mengajarkan ilmu. Sebesar apapun kekuatan yang dimiliki manusia, itu semua tak lepas dari kehendak Dewata.

Asoka tahu yang menolongnya adalah Ki Seno Aji, pendekar terkuat yang namanya terkenal di seluruh daratan Jawa, bahkan seluruh dunia. Tapi ketika dia merasa terancam, dia berhak untuk melawan tanpa takut mati sedikitpun.

"Syukurlah aku bisa kabur dari kakek pembunuh itu," kata Asoka sembari menyandarkan tubuhnya di sebuah batu yang cukup besar. Nafasnya yang terengah-engah dapat dirasakan Ki Seno Aji.

Suara derapan kaki terdengar dari balik batu. Asoka berdiri dan menoleh ke segala penjuru; tetap tidak ada orang. Setelah mengatur nafas, Asoka merobek bajunya dan mengikatnya ke leher untuk menghambat aliran darah yang semakin deras.

Setelah memerban luka lalu duduk kembali bersandar di batu, Asoka dibuat terkejut melihat sesosok lelaki berdiri tepat di hadapannya. Lelaki itu tiba-tiba muncul setelah Asoka berkedip.

"Tidaaakk!" Asoka berteriak sangat keras sampai membuyarkan barisan gagak yang berkumpul menunggu Asoka dibunuh.

Terlambat.

Ki Seno Aji bergerak lebih cepat dan menghunuskan pedangnya tepat ke jantung Asoka. Asoka berhasil menghindar dan pedang itu menancap di batu. Ledakan besar terjadi setelah Ki Seno mengalirkan energinya ke dalam pedang.

Asoka terlempar jauh ke tepian jurang. Dia hampir jatuh, tapi kakinya berhasil menyeimbangkan tubuhnya. Ki Seno tidak mau menyiakan kesempatan itu. Dia mendekati Asoka dan mengayunkan pedangnya tanpa basa-basi.

Sriyat!

Pedang itu hanya menggores angin karena Asoka kehilangan pijakan kaki. Dia jatuh ke jurang yang merupakan ujung aliran air terjun. Ki Seno tersenyum puas.

***

"Kenapa Kakang bawa bocah itu ke perguruan ini? Bukankah dia sangat berbahaya? Aura hitam yang terpancar dari dalam tubuhnya membuat hewan suci penjaga perguruan ini kabur. Pasti bocah itu membawa malapetaka!"

Teriakan seorang lelaki itu membangunkan Asoka. Dia melihat sekeliling dan masih bingung di mana dia sekarang berada. Ruangannya cukup luas, ada banyak ranjang berjejer rapi.

Tidak mau bergerak sembari menunggu dua lelaki itu pergi, Asoka pura-pura memejamkan matanya. Obrolan tidak terdengar lagi. Asoka menggerakkan tubuhnya. Dia ternyata tidur di atas ranjang beralaskan kain randu.

Dari belasan ranjang yang berjejer, Asoka semakin yakin jika ruangan ini merupakan asrama murid-murid perguruan. Ruangan ini cukup luas, setara lima kali lipat luas rumahnya dulu.

"Apa yang terjadi denganku kemarin?" tanya Asoka dalam hati. "Kenapa luka di leherku sembuh? Kakiku juga bisa digerakkan seperti biasa."

Asoka berusaha mengingat apa yang terjadi padanya. Tapi semakin dia mengingat, kepalanya pasti semakin pusing. Beberapa menit Asoka hanya duduk merenungi nasibnya di atas ranjang. Sampai terdengar suara bocah yang menyatu padu menjadi satu di luar asrama.

Membuka jendela yang ada di asrama, Asoka mendapati banyak sekali anak seusianya berlatih gerakan dasar persilatan di tengah lapangan. Ada juga yang menggunakan senjata seperti tombak, pedang, dan panah. Mereka ditempatkan terpisah di sisi lapangan.

Asoka melihat Ki Seno Aji berjalan mengelilingi lapangan. Melihat wajah Ki Seno, barulah dia ingat memori luka di sore itu. Pembantaian yang dilakukan Perguruan Elang Hitam tidak bisa dimaafkan. Tak terasa, air mata menetes dari pelupuk matanya.

Meskipun berjiwa pemberani, Asoka tetaplah manusia biasa. Dia punya hati nurani dan berhak menumpahkan kesedihannya. Kehilangan orang tua adalah hal paling menyedihkan dalam hidupnya. Terlebih, dia melihat sendiri kedua orang tuanya dibunuh secara tidak manusiawi.

Menjelang sore, Ki Seno masuk ke ruangan itu. Dia melihat Asoka duduk memandangi murid-murid yang sedang berlatih. Ki Seno tersenyum melihatnya. Asoka ternyata memiliki hasrat untuk jadi pendekar seperti yang lainnya.

"Kau tertarik dengan latihan yang mereka jalani?" tanya Ki Seno Aji.

Asoka berbalik badan. Dia tidak lagi menganggap Ki Seno sebagai pembunuh. "Kenapa Kakek mendorongku ke jurang kemarin?"

"Tidak, itu hanya ilusi. Aku sengaja menguji keberanian dan keteguhan hatimu."

"Ilusi, apa maksudnya?" Asoka masih tidak paham dengan kata ilusi.

Ki Seno berdiri dan mengulangi hal yang kemarin dia lakukan pada Asoka; menggores leher bocah itu dengan pedang kecilnya. Asoka tidak merasakan sakit. Namun ketika dia menyentuh pedang milik Ki Seno, dia langsung berteriak.

"Itulah yang dinamakan ilusi. Kau bisa mempermainkan pola pikir dan imajinasi lawanmu sesuka hati."

"Kek, ajari aku jurus itu! Aku ingin jadi pendekar kuat dan tak tertandingi. Aku ingin membunuh tiap musuh dan semua orang jahat yang aku temui!" Asoka sangat bersemangat. Matanya berbinar setelah Ki Seno menjelaskan jurus ilusi itu.

Ki Seno mendekati Asoka sembari mengelus jenggot abu-abunya. "Apa alasanmu menjadi kuat dan tak terkalahkan?"

"Aku ingin membalas dendam orang tuaku. Membantai semua orang yang memiliki koneksi dengan Perguruan Elang Hitam! Aku tidak peduli. Nyawa harus dibayar nyawa!" Asoka mengepalkan tangannya ke atas.

"Hmm, alasan yang menarik," kata Ki Seno, dia sebenarnya terkejut, tapi tidak menunjukkan ekspresinya pada Asoka. "Kau bisa jadi pendekar kuat. Tapi sebelum itu, Kakek ingin tunjukkan sesuatu padamu."

Ki Seno menarik tangan Asoka dan mengajaknya ke suatu tempat.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Khair Du Rasid
krik krik.. krik krik..
goodnovel comment avatar
Herlina 1181
koin oh koin,menyebal kan sekali
goodnovel comment avatar
Yuli Tri
lg seru pasti hrs beli koin...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status