Share

7. Jatuh Cinta Berjuta Rasanya

Tangguh memperbaiki keran air dengan cepat, sehingga Linda dapat meneruskan mencuci piring sambil tersenyum sangat manis pada pemuda itu. Melihat baju Tangguh yang kotor, reflek tangan Linda menyentuh bagian dada pemuda itu, menepuk-nepuknya dengan pelan.

"Kamu berotot sekali," bisik Linda membuat Tangguh kembali menahan napas cukup lama. Steve masih berada di teras rumah sedang menelepon seseorang sehingga ia tidak mengetahui yang terjadi di dapur antara istrinya dan juga Tangguh.

"S-saya permisi, Bu." Tangguh yang semakin takut, memutuskan untuk pamit undur diri, tetapi Linda dengan sigap menahan tangan Tangguh dan menariknya dengan kasar, hingga tubuh keduanya bertabrakan.

Tangguh mendelik kaget dan ia tidak berani mengembuskan napas, saat kedua bola matanya bertatapan begitu lekat dengan bola mata Linda. Ia ingin sekali berontak, tetapi sisi lain hatinya menahannya untuk menikmati momen langka ini.

Cup

Dengan sedikit berjinjit, Linda mengecup pelan bibir pemuda polos di depannya. Mengulumnya lembut hingga Tangguh tak berani bernapas. Puas melihat wajah pemuda di depannya bak kepiting rebus, Linda pun melepas pagutannya secara perlahan.  

"Pergilah, kita lanjutkan besok." Wanita itu tersenyum senang, lalu berbalik badan dan melanjutkan pekerjaan mencuci piringnya. Tangguh berjalan dengan sedikit terhuyung menuju ruang makan. Lalu berjalan cepat keluar dari rumah.

"Pak Steve, keran airnya sudah bisa dipakai lagi. Saya permisi kembali ke rumah ya, Pak, ingin menelepon adik saya dan mungkin setelah itu langsung beristirahat." Steve yang masih mendengarkan seseorang dari ponselnya hanya mengangguk sambil tersenyum dan juga mengacungkan ibu jarinya. Tangguh mengangguk pamit, lalu berjalan cepat menuju rumahnya.

Pemuda itu lekas menutup pintu, lalu menguncinya. Ia bersandar dengan tubuh yang lemas di dinding dan akhirnya merosot. "Ya Tuhan, apa yang aku lakukan?" gumam Tangguh dengan sambil meremas rambutnya. Cepat ia bangun dan berjalan ke kamar mandi. Hal yang pertama ia lakukan adalah mencuci muka. Saat bercermin dengan wajah basahnya, Tangguh meraba bibirnya yang tadi dikecup oleh Linda. 

Bibirnya sudah tidak perjaka lagi. Linda sudah mengambil ciuman pertamanya. Tangguh menggelengkan kepala dengan kuat, bermaksud mengusir ingatan itu dari kepalanya. Lekas ia kembali mencuci wajahnya, lalu mengeringkannya dengan handuk kecil. Tangguh mematikan lampu ruangan dan bersiap untuk tidur. Walau ia sendiri tidak tahu, apakah ia bisa tidur dengan nyenyak atau tidak.

Tangguh tidak bisa tidur, bahkan hingga waktu subuh. Matanya terus saja terbuka akibat memikirkan Linda dan ciuman itu. Rasa penasaran sekaligus panas menghinggapi dirinya. Dengan garis hitam di bawah mata, Tangguh berjalan menuju kamar mandi dan dan mengguyur seluruh tubuhnya.

Senjatanya yang sedari tadi bangun, akhirnya bisa ia tidurkan dengan guyuran air dingin. Ia berharap bisa segera melupakan kejadian tadi malam bersama Linda.

Seperti biasa, Tangguh akan merapikan rumah sebelum mulai olah raga pagi. Dengan memakai kaus tanpa lengan dan juga training panjang, Tangguh kembali keluar rumah untuk berolah raga lari. Sengaja ia mempercepat laju larinya agar tubuhnya berkeringat deras. Pikiran mesum yang semalaman bersarang di otaknya, sangat ia harapkan bisa pergi dan tidak mengganggu fokusnya untuk bekerja pada Steve.

Satu jam berlari kencang, Tangguh kembali ke rumah dan mendapati kedua majikannya tengah menikmati kopi pagi di teras rumah. Mereka tersenyum sangat manis padanya sambil mengangkat cangkir teh, tanda bersulang. Tangguh mengangguk sungkan, lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Selesai mandi dan berpakaian sederhana, Tangguh berjalan ke rumah Steve untuk sarapan bersama. Suami istri itu memang tengah menunggu kedatangannya.

"Ayo, cepat, kamu lama sekali mandinya," keluh Linda dengan wajah dibuat masam. Tangguh merasa menjadi semakin sungkan dan tidak enak hati. Majikannya telah menunggunya dengan sabar untuk sarapan, padahal mungkin perut mereka sudah sangat lapar.

"Maaf, Bu, Pak, saya terlalu lama ya? Itu ... mm ... saya mencuci pakaian yang sudah saya rendam di ember, jadi lama di kamar mandinya," ujar Tangguh memberikan alasan yang sebenarnya, karena ia memang  baru saja mencuci pakaian, kemudian menjemurnya.

"Tidak apa-apa. Ayo langsung makan saja. Saya ada janji temu dengan klien di Jakarta," jawab Steve lagi sambil memberikan sendok pada Tangguh. Mereka menikmati nasi goreng enak buatan Linda. Tangguh yang kelaparan, bahkan makan dengan sangat lahap tanpa menoleh pada dua majikan yang tengah memperhatikannya.

"Sepertinya dia sangat lapar," bisik Linda pada suaminya. Steve mengangguk setuju sambil menyeringai.

"Hari ini kamu cek mesin Toyota yang kemarin sudah aku perlihatkan."

"Siap, Bos," jawab Tangguh dengan semangat.

"Baiklah, aku pergi dulu ya. Mungkin akan kembali sore. Sayang, kamu mau titip apa?" tanya Steve pada istrinya.

"Mpek-mpek kapal selam dan juga es sop buah. Jangan pakai strawberi, oke."

"Baiklah, Sayang."

Cup

Steve mencium sekilas bibir istrinya, lalu menepuk pundak Tangguh tanda ia berpamitan. Tangguh mengangguk kaku sambil memberikan senyuman. Ia makan dengan cepat, selagi Linda mengantar suaminya di ke depan rumah. 

Huk!

Huk!

Tangguh tersedak potongan ayam yang ia kunyah dengan cepat, sehingga ia batuk-batuk dan mengeluarkan air mata. Tangguh mengambil gelas teh, lalu meminumnya dengan cepat. Tenggorokannya mendadak sakit dan perih. Tangguh berjalan ke dapur untuk mengambil air hangat, lalu kembali lagi ke ruang makan. 

Linda baru saja masuk ke dalam rumah, menutup pintu, lalu menguncinya. Tangguh menelan ludah dengan kedua kaki gemetaran. Bola mata keduanya saling mengunci untuk beberapa saat, sampai Tangguh tersadar dan membuang pandangannya.

"Bu, saya sudah selesai sarapan dan ingin pergi ke gudang," ujar Tangguh dengan canggung. Linda terus saja berjalan dengan pelan ke arah Tangguh. Setelah jarak mereka cukup dekat, Linda memberikan gelas yang sudah ia siapkan di dekat piringnya. Seakan-akan itu adalah gelas minumnya.

"Ini, minumlah. Aku membuat obat herbal agar kamu tidak sesak tiba-tiba saat mencium bau oli yang menyengat," kata Linda sambil meletakkan bibir gelas pada bibir Tangguh.

"Ayo, tidak apa. Minumlah," desak Linda lagi hingga Tangguh terpaksa membuka mulut dan minum air pemberian Linda hingga gelas itu akhirnya kosong.

"Steve sudah pergi. Ayo, kita selesaikan yang semalam. Aku tahu kamu pasti tidak bisa tidur semalaman karena aku." Linda berbisik manja sambil memeluk tubuh kekar Tangguh. Lelaki itu bagai terhipnotis patuh. Bukannya ia mengurai pelukan Linda, tangan Tangguh sudah merangkul pinggang wanita itu hingga menempel pada tubuhnya.

"Saya jatuh cinta pada Bu Linda," bisik Tangguh jujur.

"Aku pun sama." Linda menjawab dengan suara yang juga sama berbisiknya. Wanita itu melepas pelukannya pada Tangguh, lalu menarik tangan pemuda itu untuk masuk ke dalam kamarnya.

Bersambung_

Komen (29)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
kacau..lupa kebaikan pak steve..karena godaan istti oak steve..tangguh pemuda polos akhirnya mau diajak tidur oleh linda istri pak steve
goodnovel comment avatar
Rizka Putri Alfithrah
jangan jangan cuma mimpi nih si tangguh
goodnovel comment avatar
bambang prastika
sangat penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status