Share

Bab 8

POV Ana

Aku bergegas pulang ke rumah, ingin segera mengetahui kejutan apa yang telah papa siapkan untukku? Sudah setahun berpisah darinya, kini hari-hariku penuh dengan kejutan-kejutan. 

Kulajukan mobil dengan kecepatan sedang, agar sampai di rumah dengan selamat. Kebetulan jarak dari rumah Lita ke perumahan tempat papa tinggal tidak terlalu jauh.

Setibanya di rumah, ternyata kejutan manis itu adalah kedatangan Sinta, adikku. Lama tak jumpa dengannya, kini ia sudah memiliki gelar sarjana.

"Halo, Kak!" sapanya.

"Hai, kamu cantik sekali hari ini," sahutku sambil memujinya. Kemudian aku melihat ke sekeliling rumah yang penuh dengan meja dan kursi. Ada persiapan apa ini? Rasanya terlalu berlebihan jika menyambut kedatangan Sinta mengundang orang. Terlihat dari kursi yang dipersiapkan sebegitu banyak.

"Hari ini akan banyak kejutan untukmu, Sayang. Kedatangan Sinta hanya kejutan kecil yang Papa berikan," sambung papa sembari menghampiriku.

"Oh ya, ini ada acara apa?" tanyaku penasaran.

"Kamu ingin tahu jati diri Lita sesungguhnya?" tanya papa.

"Ya, tadi aku ke rumahnya, tapi tidak ada di tempat," jawabku.

"Sebentar lagi, ia yang akan datang ke sini, dan kamu akan mengetahui siapa Lita sesungguhnya." Aku menautkan kedua alisku yang tebal. Rasanya ada yang aneh dengan pernyataan papa. Sinta pun ikut tersenyum mendengar ucapan papa.

Tidak lama kemudian, Pak Gilang datang. Ia juga turut hadir di sini. Setelah menit demi menit berlalu, semakin banyak yang hadir, aku pun terperangah dengan apa yang aku saksikan saat ini. Sudah ada papa dan mama di hadapanku yang berpakaian resmi.

"Pah, Mah, ada apa ini?" tanyaku semakin penasaran.

"Kamu bersiap di sini, ada undangan rapat terbuka. Oh ya, jangan sampai kamu lepas dari Gilang. Anggap saja pernyataan Zaki tentang tuduhanmu dan Gilang itu benar," pesannya sebelum ia naik kembali ke lantai atas bersama mama.

"Sinta, kamu tetap di sini temani Kakakmu, hanya saja agak sedikit jaga jarak," imbuhnya dan akhirnya mereka naik ke lantai atas.

Aneh, ada para tamu mereka malah naik ke atas. Aku disuruh olehnya tetap berada di dekat Pak Gilang. Begitu pula dengan Sinta, ia disuruh papa untuk tetap di sini menyaksikan rapat terbuka yang akan dipandu oleh Pak Gilang.

Tidak lama kemudian, aku dikejutkan kedatangan kedua orang yang telah berkhianat terhadapku. Mas Zaki dan Lita, mereka termasuk tamu undangan papa. Ada rasa cemburu sedikit, tapi aku coba tepis dan menguburnya dalam-dalam.

Pak Gilang pun mulai naik ke atas panggung, ia menjadi pembawa acara dalam rapat terbuka ini.

"Hadirin sekalian, selamat datang dalam pertemuan terbuka ini. Rapat ini terbuka karena akan membicarakan bisnis properti baru dari atasan saya," pungkasnya dalam membuka acara ini.

"Untuk itu, akan saya panggilkan pemilik perusahaan terkemuka di kota ini, sekaligus pemilik bisnis properti terbesar saat ini," imbuhnya lagi. Aku semakin gemetar saat Pak Gilang akan memanggil pemilik bisnis properti, apakah papa sedang menjalankan bisnis ini? 

Setahu aku, bisnis yang akan papa berikan padaku adalah PT. Asam Manis Makmur. Sebuah perusahaan yang memproduksi makanan. Cukup terkenal di kota ini.

"Saya panggilkan Bu Sinta Meylani. Ia adalah pemilik bisnis properti saat ini. Mari kita sambut kedatangannya ke atas panggung." Astaga, ternyata bisnis properti yang disebutkan Pak Gilang itu akan dikelola oleh adikku. Syukurlah, aku tidak bakat mengurusi tentang properti.

Tepuk tangan dari tamu undangan pun terdengar meriah, mereka menyambut Sinta adikku untuk segera naik ke atas panggung. Aku pun turut berdiri saat ia menaiki panggung tempat Pak Gilang berada saat ini. Setelah itu, Sinta pun memberikan sambutan sepatah dua kata kepada para tamu.

Terlihat dua sosok yang sangat aku benci berada di depanku. Meskipun sedikit jauh, tapi sorotan mata Mas Zaki terkadang melirik ke arahku. Entah apa yang sedang ia pikirkan tentang aku.

"Saudara sekalian, perkenalkan saya Sinta. Terima kasih banyak atas kedatangan para tamu undangan, apalagi para vendor yang datang. Untuk itu saya akan memberi tahu pada kalian semua di dalam rapat terbuka ini, bahwa bisnis ini akan bekerja sama dengan PT. Keramik Jaya. Untuk perwakilan dari pemilik PT. Keramik Jaya, saya persilahkan untuk naik ke atas panggung!" panggil Sinta.

Aku mencari sosok yang Sinta panggil. Siapa yang ia maksudkan? Aku cari dari sudut ke sudut, tapi tidak ada yang bergerak naik ke atas panggung. Malah yang terlihat sedang bersiap-siap adalah Lita. 

Kemudian, langkah Lita perlahan maju dan selangkah dua langkah ia tapaki. Aku menghela napas panjang, terlihat di depanku ada Mas Zaki yang tersenyum tipis melihat sosok wanitanya naik ke atas panggung bersama adikku. Ia tidak mengetahui bahwa yang memanggil Lita adalah adik kandungku.

Aku sedikit terperangah melihat Lita yang maju ke atas panggung. Bisa saja ia perwakilan dari perusahaan tersebut. Siapa tahu ia hanya mantan sekretaris di sana.

"Terima kasih untuk Bu Sinta. Perkenalkan nama saya Lita Zafirah, anak dari pemilik PT. Keramik Jaya, Pak Farid Suntoso. Senang sekali atas undangannya ini, semoga kerja sama kami berdua bisa terus terjalin," tuturnya dengan amat bangga.

Aku tersenyum tipis menyaksikan sambutan dari Lita, yang ternyata adalah anak dari pemilik PT. Keramik Jaya. Pantas saja Mas Zaki lebih memilihnya, mungkin karena setahu dia, Lita lah yang berharta. Mas Zaki tidak tahu, bahwa yang diajak kerja sama oleh Lita adalah adik kandungku. Bisnis properti yang dijalankan hanyalah sebagian kecil bisnis papaku yang diwariskan kepada Sinta.

Aku merasa ini adalah sandiwara yang konyol. Bayangkan saja, aku menipu orang lain dengan berpura-pura sebagai anak jalanan, dan ternyata orang yang aku tipu pun melakukan hal yang sama. Ternyata aku tidak sendirian, Lita pun melakukan hal yang sama sepertiku. Namun, perbedaannya adalah, Lita terlalu b*doh mau dimanfaatkan oleh Mas Zaki.

Tepuk tangan pun terdengar keras dari arah Mas Zaki. Ia sangat bangga sekali melihat istri keduanya tengah berpidato layaknya pebisnis paling handal di kota ini.

"Terima kasih banyak atas sambutannya untuk Bu Sinta dan Bu Lita. Sekarang, saya akan panggil pemilik perusahaan terkemuka di kota ini. Pemilik PT. Asam Manis Makmur beserta sang istri. Beliau akan mengumumkan bahwa PT yang sudah lama dikelolanya akan diberikan kepada Puteri sulungnya."

Sebentar lagi papa akan turun dari lantai atas, dan mengumumkan bahwa akulah yang mewarisi PT. Asam Manis Makmur. Lihat saja respon mereka nanti setelah tahu papa yang akan baik panggung.

Bersambung

Bongkar sekarang nggak nih? Aduh malunya Zaki kayak apa ya kalau tahu Ana Melissa adalah pewaris perusahaan papanya. 

Komen (25)
goodnovel comment avatar
Siti Hasni
suprise yg besar
goodnovel comment avatar
Florentina Tina
lanjutin kak, bagus banget ceritanya
goodnovel comment avatar
hardiana dian
bgus ceritany. sy suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status