Share

Diajak Kawin Lari

Semesta telah menentang, apakah aku punya hak untuk menyalahkan semua kepada-Nya?

Astagfirullah ....

Dari sekian banyaknya hal yang membuatku marah, kecewa, sedih, juga menyesal, mengapa aku sampai berfikir untuk menyalahkan Sang Pencipta?

Kuhela napas berat, menyesali hal yang baru saja kulakukan.

“Bodoh, kamu bodoh, Gam,” gumamku seraya menggusur koper berisi pakaian juga dokumen penting lainnya.

“Pergi aja, enggak usah lirik kiri, lirik kanan. Vivi dikurung sama enyak, jangan harap bisa melihatnya,” lanjutku murung.

Saat ini diriku masih berdiri tegap di ujung jalan, memerhatikan pagar yang menutup sedih. Aku sedang menunggu angkot di sini.

Namun, tak lama pagar terbuka. Aku tak menyangka Vivi keluar dengan membawa ... tas besar? Untuk apa itu semua?

Dia berlari ke arahku.

“Vivi?!” Refleks diri ini juga menyambut kedatangannya.

“Abaang.” Ia merangkul lenganku dengan tangis kecil yang memenuhi telinga.

Kutarik kedua bahunya dengan perasaan kaget luar biasa.

“Kenapa kamu keluar? Nant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status