Kerajaan Karang sewu adalah sebuah kerajaan yang saat ini tengah berkembang, tapi beberapa waktu yang lalu, kerajaan ini tengah dirundung duka, gusti prabu karang sewu mangkat, padahal dalam beberapa waktu kedepan, gusti prabu akan menobatkan putra mahkota menjadi gusti prabu karang sewu.
Kemangkatan gusti prabu karang sewu yang begitu tiba-tiba tidak membatalkan rencana pengangkatan putra mahkota dan acara penobatan tersebutpun akan dilangsungkan bersamaan dengan pembukaan bagi siapa saja yang ingin menjadi senopati agul kerajaan karang sewu, sayangnya kematian gusti prabu karang sewu yang secara tiba-tiba tidak mengundang tanda tanya dan dianggap wajar. Bahkan beberapa waktu kedepan, gusti prabu yang baru memimpin kerajaan karang sewu akan mengadakan kontes penerimaan senopati agul kerajaan yang terbuka untuk umum.
***
Dari kerajaan karang sewu kita melompat ke sebuah bukit yang disepan
Jangan lupa mampir juga ya Reader Ke buku baru saya ZAYN & PUTRI ZHENA (Petualangan ke Negeri Jin) Terbit awal Desember
Kotaraja Karang sewu. Sebuah kota yang terlihat begitu ramai, disepanjang mata memandang hanya keramaian dan kesibukannya masing-masing yang terlihat, dan ini pula yang saat ini menjadi pemandangan dua sosok tubuh yang berdiri dipintu gerbang kotaraja. Kedua sosok tubuh itu dua sosok lelaki yang berbeda usia. Yang satu adalah sosok lelaki yang sudah cukup berumur, tapi masih kelihatan gagah dengan tubuh yang tegap berisi, pandangan matanya setajam mata elang, dan wajahnyapun terlihat begitu dingin. Sedangkan yang satunya lagi adalah sosok lelaki yang masih muda belia, yang mungkin masih berumur 19 tahunan. Keduanya tampak mengenakan pakaian sebagaimana orang jawa pada umumnya, mengenakan blankon, tapi sosok penampilan mereka jelas mencirikan kalau keduanya berasal dari kalangan persilatan. “Sudah lama sekali rasanya aku tidak kemari.”. ucap pemuda itu lagi seraya menarik napas panjang. “Kemana kita sekarang Bintang?”. “Sebaiknya kita ketempat paman R
Gusti patih Ronggo cukup mengenali sosok lelaki yang ada dihadapannya. “Paman Randu”. ucapnya saat mengenali sosok lelaki tersebut. Gusti patih Ronggo memang sempat bertemu dengan paman Randu saat berkunjung ke Bukit Bayangan. Lelaki yang disebut paman Randu oleh gusti patih Ronggo hanya terlihat tersenyum dingin sesaat. Sejenak gusti patih Ronggo terlihat menatap sosok pemuda yang ada disebelah paman Randu. Apa yang dilakukan oleh patih Ronggo juga dilakukan oleh patih Suryadana, karena sepertinya wajah pemuda itu memang tidak asing bagi keduanya. Sementara yang dipandangi hanya tersenyum simpul, pemuda itu memang tak lain adalah Bintang adanya. “Sembah hormat saya paman Ronggo, paman Suryadana”. ucap Bintang lagi menghaturkan hormatnya. “D.. Denmas Bintang...”. ucap patih Ronggo dan patih Suryadana hampir bersamaan. Dengan seketika wajah keduanya berubah gembira. Bahkan patih Ronggo terlihat langsung meraih kedua pundak Bintang dan ditatapnya sosok Bintang
Malam itu Bintang benar-benar dijamu bagaikan seorang raja oleh gusti patih Ronggo, seperti keluarga besar, gusti patih Suryadanapun ikut datang. Hanya Jakabaya saja yang tidak ikut. Setelah perjamuan itu selesai, Suryatama meminta ijin kepada romonya untuk mengajak Bintang jalan-jalan, melihat keindahan kotaraja dan patih Ronggo memberikan ijin. Maka keduanyapun segera berangkat menuju kotaraja. Dengan menggunakan 2 ekor kuda, Bintang dan Suryatama berangkat menuju ke kotaraja. “Kang Jakabaya kemana kang, kok tidak kelihatan”. ucap Bintang lagi “Oh. Malam ini Jakabaya ada tugas jaga”. ucap Suryatama singkat, tapi Bintang dapat mengerti, karena Bintang juga baru tahu kalau Suryatama dan Jakabaya sudah menjadi senopati agul kerajaan karang sewu. Tak seberapa lama Bintang dan Suryatamapun tiba di kotaraja dan Bintang dapat melihat betapa ramainya kotaraja diwaktu malam. Beberapa prajurit kerajaan yang berselisihan dengan keduanya terlihat langsung menj
“Kakang, biar aku yang memberikan pelajaran senopati kurang ajar ini”. ucap salah seorang diantara mereka lagi, dan terlihat yang disebut kakang itu menganggukkan wajahnya, maka sosok lelaki inipun maju beberapa tindak kedepan. “Kenapa harus satu-satu, ayo maju sekalian biar cepat kita selesaikan urusan ini”. tantang Suryatama lagi. “Sombong sekali kau senopati, rasakan seranganku ini, hyattt!”. dengan satu serangan cepat lelaki itu menyerang Suryatama, tapi senopati agul kerajaan karang sewu ini memang sudah siap sedia dengan segala kemungkinan, maka ; “Plakkk! Plaakkk!.”. serangan itu berhasil dipapaki dengan mudah oleh Suryatama, bahkan ; “Hyaytttt.”. Suryatama juga balas balik melancarkan serangannya. “Hyattt...”. lawannyapun tak mau kalah, dengan serangan-serangan mautnya dia menyambut serangan Suryatama. Memasuki jurus ke-8, Suryatama melompat tinggi dan dengan bertumpu pada lantai kayu yang ada dilantai 2, Suryatama balik meluruk kebaw
Sejenak Bintang mengedarkan pandangannya kembali kearah pertarungan, tapi pandangan Bintang saat itu terhenti saat tertuju kearah seseorang yang saat itu berdiri tak jauh darinya. Sosok itu mengenakan sebuah kerudung yang menutupi kepala dan wajahnya, dari sosoknya yang ramping Bintang dapat menduga kalau sosok itu adalah seorang wanita. Bintang menarik lekat nafasnya dalam-dalam dan dapat diciumnya betapa harumnya tubuh sosok wanita yang berada tak jauh darinya itu. Sosok yang kini jadi perhatian Bintang tampak beringsut mundur diantara keramaian orang, sepertinya pertarungan yang terjadi tidak begitu menarik minatnya. Dan entah kenapa sosok tersebut begitu menarik rasa penasaran Bintang, sejenak Bintang kembali memperhatikan kearah pertarungan, dengan adanya senopati dan beberapa prajurit yang mengamankan tempat itu, Bintang yakin Suryatama akan baik-baik saja. Menyadari hal itu, Bintangpun memutuskan untuk mengikuti sosok wanita yang tadi ada didekatnya yang telah menarik
“Larasati”. terdengar sosok itu bergumam menyebutkan satu nama, dan kemudian terlihat tangannya meraih sesuatu dari tangannya yang ternyata sebuah gelang akar yang berbentuk melingkar. “Mudah-mudahan dia masih mengingat gelang ini”. ucap sosok itu lagi “Wuuuttt”. sosok sang gadis yang tengah duduk menikmati indahnya sinar rembulan malam itu terlihat terperanjat saat tiba-tiba saja sebuah benda jatuh tepat dipangkuannya. Sejenak gadis itu memperhatikan benda tersebut lalu kemudian pandangannya terlihat mencari-cari sesuatu diantara kegelapan malam. Cukup lama dia terlihat mencari-cari sesuatu, tapi tak ditemukan seorangpun yang ada ditempat itu selain dirinya, setelah menyadari kalau tidak ada siapapun ditempat itu, gadis itu terlihat kembali menatap benda yang kini sudah ada ditangannya. Sebuah gelang akar yang berbentuk melingkar. Keningnya berkerut dengan tatapan penuh arti. “Gelang ini...”. ucapnya lagi sesaat, dia coba mengingat benda itu dibenaknya, kare
Pagi sudah datang menjelang, sinar mentaripun sudah memancarkan sinarnya yang mengahangatkan tubuh sejak dari tadi. Semburat cahaya kuning keemasan sudah terlihat memancar menyeruak di ufuk timur. Saat itu dirumah patih Suryadana. Beberapa orang tengah duduk seperti tengah membicarakan sesuatu hal yang penting. Mereka diantaranya adalah patih Suryadana sebagai tuang rumah, patih Ronggo, senopati Suryatama putra dari patih Suryadana dan senopati Jakabaya putra angkat dari patih Ronggo. Selain mereka juga ada Bintang dan Paman Randu. “Maaf kalau malam tadi saya pulang duluan kang. Keadaan di kotaraja ramai sekali malam tadi”. ucap Bintang lagi mengemukakan alasannya kepada Suryatama yang menanyakan kehilangan dirinya tadi malam sewaktu kejadian dipasar tersebut. “Tidak apa-apa Bintang” “Saat ini keadaan dikotaja semakin ramai saja, banyak pendekar-pendekar dari berbagai golongan yang datang. Tampaknya kali ini pembukaan senopati agul akan berlangsung sengit“. U
Matahari sudah mulai menapak puncaknya, sinarnya mulai terasa hangat menerpa kulit. Air tampak mengalir dengan tenang ditepian sebuah sungai. Sebatang pohon yang tumbang ditepian sungai terlihat membentang, tapi bukan itu yang menarik pemandangan yang ada ditempat itu, melainkan sesosok tubuh yang tampak tengah berdiri bersandar pada pohon tumbang itu. Sosok itu tampak mengenakan sebuah kerudung dikepalanya, hanya matanya saja yang terlihat menyemburat diantara kerudungnya. Sosok itu tampak mengenakan pakaian yang lumayan mewah yang sebagian dirinya tertutup oleh kerudung panjang yang dikenakannya, dari bentuk tubuhnya dapat dipastikan kalau sosok itu adalah seorang wanita. Ini dapat terlihat dari bentuk tubuhnya yang ramping ideal. Begitu tinggi semampai. Bahkan ujung rambutnya yang panjangpun terlihat sedikit menjuntai diantara balik kerudungnya. Sesekali sosok berkerudung ini terlihat mengedarkan pandangannya kearah sekelilingnya, seolah-olah tengah mencari-cari sesuatu.