Arka mulai berbincang dengan beberapa kolega Papanya. Dengan mata yang sesekali menatap ke arah Keyra.
“Pasangannya tidak akan kabur, jika kamu mengalihkan pandanganmu darinya untuk beberapa menit” ucap salah satu rekan bisnis Papanya. Mendengar perkataan dari orang tadi Arka hanya membalasnya dengan senyum canggung dan meminum jus jeruknya. Yah di sini memang ada beberapa jenis Wine tapi Arka tak terlalu suka oleh Wine kecuali saat dia dalam keadaan buruk.
“Maklum pak pasangan baru, seperti kau tak pernah merasakan saja” ucap yang lainnya menimpali.
“Hahaha, kau benar Wan. Pasangan baru yang di mabuk kasmaran jaman sekarang memang sangat aneh di mata orang tua seperti kita” balas orang tadi dengan tawa berwibawa.
“Kau saja yang berpandangan seperti itu” balas temannya dengan sorot mata malas.
Arka hanya diam sambil menyimak pembicaraan para orang tua dan sesekali meminum jusnya.
Di lain
Sepeninggallah Keyra, Natasya terus menatap gerak-gerik Keyra dari jauh. Dengan sorot mata tajam Natasya memperhatikan Keyra. Sedangkan orang yang di perhatikan sibuk bertegur sapa dengan beberapa orang, terkadang juga menikmati beberapa makanan yang di sediakan oleh pihak gedung. Saat Natasya fokus memperhatikan sosok Keyra tiba-tiba dirinya mendapatkan ide licik. Dengan liciknya Natasya berjalan ke arah Keyra berada dengan minuman di tangannya.Seseorang yang tak jauh dari tempat Keyra berada menatap ke arah Natasya dengan sorot mata waspada. Dia cukup curiga dengan gerak-gerik Natasya dan prasangkanya semakin kuat saat melihat senyum sinis di bibir Natasya. Dengan gerakan cepat dia berlari ke arah Keyra. Dengan sengaja orang tadi menabrak tubuh Natasya membuat tubuh itu limbung dan terjatuh di atas lantai dengan suara yang memekikkan telinga karena suara gelas yang pecah.‘Prank!’ Suara gelas pecah membuat para tamu menatap ke arah sumber suara dan mulai
Keyra duduk di salah satu kursi yang ada di pesta, dengan Arka di sampingnya dengan raut wajah datar.“Pegi sono lu, risi gue” ucap Keyra tanpa memedulikan perasaan Arka. Arka hanya diam menanggapi ucapan Keyra barusan. Dia masih duduk di tempatnya sambil menyamankan posisi duduknya. Keyra yang melihat itu mulai merasa jengah dan berniat ingin pergi dari sana tapi tangannya di cekat oleh Arka dengan cepat.“Mau ke mana?” tanya Arka dengan datar.“Ngambil makanan, laper gue lihat wajah lu terus” ucap Keyra dengan raut wajah malas dan sorot mata kesal.“Oh” balas Arka tanpa melepas tangan Keyra.“Lepas tangan lu ogep” ucap Keyra dengan kesal. Tapi sang pelaku hanya diam dengan tangan yang satu sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya.“Entar makanan dateng, duduk” ucap Arka dengan tenang sambil meletakkan ponselnya di saku celana.“Emang siapa yang mau nganter?&
Dengan perlahan Keyra melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Dimas dengan senyum manisnya.“Sejak kapan abang di sini?” tanya Keyra penasaran.“Baru sampai abang, di jemput sopir Papamu. Ibu juga ada tapi lagi ngobrol sama keluarga baru mu” ucap Dimas sambil mengacak gemas rambut adiknya. Keyra yang di perlakukan seperti itu hanya menatap malas Dimas.“Cie yang udah punya gandengan” ucap Dimas mencoba menggoda adiknya.“Iya lah, emang abang masih sendiri. Cari pasangan bang, gak malu sama sepatu? Sepatu aja punya pasangan masak abang enggak” ucap Keyra sangat menusuk. Keyra menatap kemenangan ke arah Dimas dan Dimas menatap tak percaya ke arah Keyra.“Sadis lu” ucap Dimas dengan raut wajah tak suka.“Biarin” ucap Keyra dengan enteng dan mengejek Dimas.Dari arah belakang Dimas terlihat sosok Bu Asri dengan kesederhanaannya. Dengan senyum bahagia Keyra menatap k
Di lain Sisi, lebih tepatnya di tempat Natasya. Saat ini dia heran dengan Mamanya. Bagaimana tidak, saat dia terjatuh di kolam renang Mamanya hanya menatapnya dengan raut wajah datar. “Ma” panggil Natasya saat melihat Mamanya duduk sendiri di pinggir pesta. “Hm?” balas Mamanya dengan raut wajah datar. “Mama kenapa?” tanya Natasya dengan raut wajah sedih. Yah, bagaimana dia tak sedih, jika Mamanya sudah tak menyayanginya maka habislah dia. “Kamu yang kenapa Nat?” tanya Mamanya balik dengan raut wajah frustrasi. “Mama yang aneh, kenapa tanya aku?” ucap Natasya dengan raut wajah heran. “Sendari awal kamu ketemu sama Keyra kenapa kamu tak suka kepadanya? Dia gadis baik kenapa kamu berniat buruk kepadanya?” tanya Mamanya dengan raut wajah kecewa. “Apa maksud Mama?” tanya Natasya pura-pura tak tahu. “Jangan menghindar Nat, tadi kamu berniat jahat ‘kan kepada Keyra?” tanya Mamanya dengan raut wajah datar. “Aku...” ucap
Sudah hampir satu minggu semenjak pesta pertunangan antara Arka dan Keyra. Hubungan mereka semakin canggung, lebih tepatnya Keyra yang menjaga jarak dari Arka. Entah kenapa dia merasa aneh saat berdekatan dengan Arka, apalagi semenjak kejadian Arka menanyai tentang siapa dirinya.Jujur saja, saat Arka bertanya Keyra merasa bahagia, terkejut dan takut dalam waktu bersamaan. Dia juga tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, yang pasti dia membutuhkan waktu untuk berpikir sejenak.Di sinilah Keyra sekarang, di kelas dengan pandangan menatap ke arah depan dengan sorot mata kosong. Jam pelajaran sudah selesai sejak tadi dan teman-temannya sudah bubar dari kelas dengan tujuan masing-masing. Sedangkan Keyra masih berdiam diri di tempat sambil memperhatikan papan tulis di depan dengan kosong. Entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini. Keyra terus menatap ke depan hingga tak menyadari sosok tegap di sampingnya. Orang tadi terus menatap ke arah Keyra, memperhati
Keyra selesai makan dan tanpa dia sadar ada saus di sudut bibirnya. Dengan lembut Arka membersihkan sudut bibir Keyra dengan tangannya.“Bibir lu ada saus” ucap Arka sambil memperlihatkan tangannya yang terkena saus.Mendengar itu buru-buru Keyra mengambil tisu dan mengelap mulutnya.Dari arah belakang ada sosok Satria yang berjalan ke arah meja mereka dengan langkah tenang. Dengan santai Satria meletakkan susu coklat di atas meja Keyra. Dengan refleks Keyra menatap ke arah sang pelaku dan melihat siapa sang pelakunya.“Apa?” tanya Satria tanpa dosa.“Buat lu” ucap Satria setelah duduk di kursi depan Keyra. Mendengar perkataan Satria barusan membuat senyum indah terukir di bibir Keyra. Dengan semangat Keyra mengambil susu tadi dan meminumnya.“Mama kangen, mau ketemu” ucap Satria sambil memperhatikan sosok Keyra yang sedang meminum minumannya dengan semangat.“Hm”
Sore harinya Keyra sedang bersiap diri sebelum pergi keluar berdua dengan Arka. Tadi saat dia berada di rumah Satria tiba-tiba ponselnya berdering menandakan panggilan masuk dan ternyata itu telepon dari sang Mama. Mamanya bilang malam ini adalah jadwal dia dan Arka Dinner atau keluar berdua. Sebenarnya Keyra malas tapi mau bagaimana lagi dia tak mau mengecewakan Mamanya karena dari nada intonasi, Mamanya sangat bahagia. Dia juga memiliki niat lain, hatinya sudah mantap memberi tahu Arka siapa dirinya. Dia akan menceritakan kejadian beberapa tahun lalu.Dia berdandan seadanya, malas juga jika harus berbeda tebal atau memakai gaun pendek. Dia hanya memakai gaun melebihi lutut sedikit dan polesan tipis di wajahnya. Rambutnya dia biarkan terurai tanpa ada aksesoris yang lain hanya anting kecil sebagai pemanis. Alas kaki yang dia pilih juga tak ribet, dia mengambil alas kaki dengan hak kecil di belakang.Dengan langkah pelan Keyra mulai berjalan keluar kamar. Arka su
Saat ini mereka sedang duduk berhadapan di salah satu meja resto. Arka sesekali menatap ke arah Keyra, hingga matanya bertatapan dengan Keyra.“Apa?” tanya Keyra dengan heran.“Enggak” balas Arka dengan senyum sekilas dan pandangannya kembali tertuju ke arah buku menu berada.Mereka kembali fokus ke buku menu hingga datanglah pelayan resto dan berniat menanyakan makanan yang ingin mereka pesan.“Selamat malam tuan dan nona, ingin memesan apa?” tanya sang pelayan dengan sopan.“Beef Cordon Bleu satu dan Blue SKY satu” ucap Arka dengan pandangan masih ke buku menu. Sedangkan sang pelayan dengan lincah mencatat pesanan Arka.Keyra masih membaca-baca serta berpikir, apa yang harus dia pesan? Lama dia berpikir dan akhirnya bisa memutuskan.“Chicken Parmesan satu, Bacon Waffle satu, French Toast satu dan Chocolate ice satu” ucap Keyra dengan tenang dan menatap ke arah sang pelayan