Rumah tangga tidak hanya dibangun dari batu bata saja, tetapi dari cinta, kasih sayang, saling membantu dan menghargai.
- Kemala Sarasvati-
***
Flash back On :
Tiba-tiba terdengar suara dari arah belakangku, " Apa? jadi yang mandul itu Bram?"
Aku dan Kemala menoleh serempak ke asal suara, " Mami?!"
Terlihat mami membawa rantang makanan dan diikuti oleh Ryan.
"Tadi sepulang dari kalimantan, Ryan minta makan malam di sini, tapi pas kesini cuma ada bi Sumi saja, ternyata kalian sedang membicarakan masalah keturunan, jadi gimana sebenarnya? apa benar Bram mandul?" mami memberondong dengan pertanyaan.
Kemala berdiri. " Ayo ngobrol di meja makan saja Mi, biar lebih enak sama makan malam, " ajaknya.
Akhirnya aku, Kemala, Mami dan Ryan duduk mengelilingi meja makan. Bi Sumi mengeluarkan rendang dan ayam betutu bawaan mami. Padahal tadi pulang kerja, Kemala membeli sate ayam. Sebenarnya masakan yang sangat menggunggah selera. Tapi entah kenapa hasil lab tentang sperm* ku menganggu selera makan.
Sambil menunggu bi Sumi menyiapkan makan malam, Kemala menjelaskan, "Jadi kami telah melakukan uji tes kesuburan, indung telur dan rahim saya dinyatakan sehat, hasil TORCH negatif, sayangnya hasil lab sperm* mas Bram menunjukkan bahwa mas Bram mengalami oligospermia sedang, yaitu bila jumlah sel sperm* 5-10 juta per cc," ujar kemala.
"Kondisi tersebut bisa mengakibatkan agak sulit mendapat keturunan," sambung Kemala lagi.
"Penyebab dan cara mengatasinya gimana ya?" tanya mami antusias.
"Ada 3 macam penyebab oligospermia pada laki-laki, yaitu faktor medis, lingkungan dan gaya hidup, dari pemeriksaan fisik, mas Bram tidak mengalami kelainan anatomi maupun tumor, dari lingkungan juga mas Bram sehat, tidak pernah terkena paparan sinar rontgen atau bahan kimia lain, jadi yang memungkinkan adalah gaya hidup. Mas Bram seringkali memangku laptop, memakai celana ketat, sering mandi di bathup dengan air panas, mungkin juga ada ada stres menjalankan perusahaan." Jawab Kemala.
"Nah Bram, sekarang kamu tahu masalahnya ada di kamu kan, jadi mami mohon berubahlah demi kebaikan rumah tangga kalian, dan biar mami bisa dapat cucu," tukas mami seraya memandang padaku.
"Hhh, iya deh iya, Bram tahu kok sekarang musti ngapain, " sahutku manyun.
"Kamu juga Mala, kalau tahu Bram ndableg, marahin aja, jangan takut, " ujar mamiku sambil melihat Kemala.
"Iya Mi, pelan-pelan segala kebiasaan buruk kan bisa dirubah, sekarang yuk makan dulu keburu dingin," ajak Kemala. Mungkin dia sengaja mengalihkan perhatian agar mami tak mengomel penjang lebar lagi.
Kami pun makan malam bersama dengan nikmat.
***
Beberapa bulan kemudian, aku berusaha mengubah gaya hidupku. Menjadi lebih sehat dan menjauhi memangku laptop maupun mandi di bath up dengan air panas.
"Kemala, aku mau keluar kota dulu ya, mungkin selama 3 hari seperti biasanya, akan kuingat segala hal yang tidak boleh kulakukan, kamu baik-baik ya di rumah, " ujarku suatu malam saat hendak berpamitan ke luar kota.
"Iya Sayang, hati-hati di jalan. Jangan memangku laptop lagi ya. Aneka vitamin udah kusiapkan di saku koper kamu," kata Kemala seraya meraih tanganku untuk dicium.
Aku tersenyum dan mencium dahi Kemala. Lalu menuju mobil yang sudah disiapkan pak Hari.
Biasanya saat meeting dalam jarak yang dekat dengan rumah, aku berangkat sendiri tanpa mobil pribadi.
Pak Hari yang merangkap satpam, saat tidak menyupiriku, bertugas menjaga Kemala dengan istrinya,bi Sumi.
Aku melajukan mobil dengan kecepatan sedang, saat tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku segera meraihnya dari saku celana, dan menekan layar.
"Udah berangkat Yan ?" tanyaku.
"Mas, saya nggak bisa berangkat nih, meriang, demam, gak enak badan, mas berangkat saja sendiri ya," sahut Ryan dari seberang telepon. Suaranya terdengar lemah.
"Hm, oke deh, semoga lekas sehat ya Yan, Mas nyetir dulu, mas tutup teleponnya ya," sahutku lalu menutup sambungan telepon.
Agar tidak bosan, aku mengiringi perjalanan malam dengan memutar musik di dashboard mobil dan ikut menyanyikannya.
Hingga tak terasa 3 jam perjalanan, akupun sampai di hotel. Aku segera turun dari mobil dan melakukan chek in untuk bermalam selama tiga hari. Karena memang perlu survei beberapa lokasi yang cocok untuk mendirikan perumahan.
Penat setelah perjalanan jauh, membuat aku istirahat dan tidur nyenyak di kamar hotel yang empuk ini.
Esok paginya aku sudah siap untuk bertemu klien sekaligus meninjau daerah yang cocok untuk dibangun perumahan.
Aku sedang menunggu di kafe tempat kami janjian saat terlihat seorang setengah baya mendatangiku.
Namanya pak Pramono, pemilik warisan berupa beberapa lahan di area pinggir perkotaan yang berniat bekerja sama dengan perusahaan milikku.
Diskusi kami berjalan lancar dan selanjutnya kami melakukan survei lahan bersama.
Setelah puas mengecek lahan dan fix dengan area yang akan dibangun perumahan, aku pamit undur diri ke hotel lagi.
Di tengah perjalanan hujan turun lumayan deras, aku melihat ada seorang gadis yang sedang berhujan-hujan ria termenung di dekat mobilnya.
Kelihatannya mobil gadis itu mogok, tampak dari kejauhan dia menendang-nendang ban mobilnya.
Aku kasihan melihatnya. Segera kutepikan mobil dan menghampiri gadis itu. Suasana sekitar jalan sepi, mungkin karena hujan dan sudah masuk waktu maghrib.
"Hai, " sapaku sambil membawa payung setelah dekat dengan gadis itu.
Gadis itu menoleh. Cantik. Masih muda, bertubuh sintal dan berambut panjang.
"Tolong saya, saya baru pindah ke kota ini, mau meneruskan kuliah, tiba-tiba ban mobil saya mogok, saya tidak tahu nomor bengkel disini, mau pesen grab dan menghubungi paman saya, ponsel saya mati," Keluhnya.
Aku menatapnya lama. Bajunya yang ketat dengan kancing atas terbuka sedikit, membuat kedua gunungnya mengintip malu-malu. Aku menelan ludah.
Menimbang dalam hati hendak menolongnya atau meninggalkannya di sini.
"Rumahnya masih jauh? " tanyaku.
"Sekitar 3 kilo Mas, " jawabnya.
Aku lalu membuka kap mobil gadis itu. Ternyata kabel di terminal akinya kendur. Aku lantas mengencangkannya sekaligus membersihkan bagian terminalnya menggunakan amplas.
"Namanya siapa? " tanyaku disela-sela aku mengamplas terminal aki mobilnya.
"Mayang," jawab gadis itu seraya mengambil payungku dan melindungiku dari air hujan saat aku memeriksa mobilnya.
Selanjutnya aku memeriksa air radiatornya yang ternyata masih penuh.
"Coba Mayang nyalakan lagi mobilnya, " pintaku.
Mayang masuk lagi ke dalam mobil dan mencoba menstarter mobilnya. Masih gagal juga. Sepertinya harus dibawa ke bengkel.
"Mayang, saya antar ke rumahmu saja ya, nanti kalau melewati bengkel, kita minta aja supaya mereka kirim mobil derek kesini," usulku yang langsung disetujuinya.
Kami lalu masuk ke dalam mobilku dan menuju rumah Mayang.
Untung saja di tengah jalan, kami bertemu dengan bengkel yang memiliki fasilitas mobil derek.
Sesampai di rumah Mayang, ternyata dia tinggal seorang diri. Dan Mayang menawariku untuk mampir.
Aku yang tak memungkiri sudah tertarik padanya sejak pertama kali melihat Mayang, tidak kuasa menolak ajakannya.
Aku lalu masuk ke dalam rumahnya dengan baju yang sedikit basah.
Aku menunggu Mayang di ruang tamu, tak berapa lama Mayang yang telah berganti blouse kering muncul membawa kaos bersih dan secangkir teh.
"Mas, ini aku bawakan teh hangat dan kaos bersih. Mungkin kaosku kekecilan, tapi lebih baik daripada Mas pakai baju basah," ujar Mayang.
Aku menerima kaos dan teh panas dari Mayang. Meminumnya sampai setengah gelas dan mengembalikannya ke meja.
Dan kemudian entah kenapa, saat aku hendak meminum teh lagi, mendadak tanganku gemetar sehingga teh panas itu menumpahi baju yang kupakai.
Spontan aku mengaduh dan lekas melepas baju. Melihatku telanjang dada, Mayang justru semakin menempel padaku.
Entah siapa yang memulai, kami mulai mendekatkan wajah. Dan tangan Mayang melingkar di belakang kepalaku.
Sambil berpelukan, Mayang mengarahkan langkah kami ke dalam kamarnya.
Dan selanjunya terjadilah hal-hal yang diinginkan.
Tubuh Mayang yang masih muda begitu sintal dan berbeda dengan Kemala yang kunikahi saat usianya sudah 26 tahun.
Sambil melakukan hal itu, aku mulai berpikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menguji kemampuan sperm* ku apakah sudah normal atau belum.
Karena berbulan-bulan, aku sudah menuruti Kemala untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, tetapi Kemala belum juga hamil.
Usai kami saling bercocok tanam dan puas, kami tertidur di tengah derasnya hujan.
***
Aku tidak tahu berapa lama kami tertidur dalam kondisi tak berbusana, saat tiba-tiba terdengar gedoran di luar.
"Wooy, buka woyyy !!"
"Dobrak aja kalau gak dibuka !!"
"Jangan mes*m di desa ini !"
Aku dan Mayang terkejut mendengar teriakan di luar pintu, lalu bergegas memakai baju kami masing-masing.
Tapi terlambat, sebelum pakaian kami sempurna, beberapa orang laki-laki dan perempuan masuk ke dalam kamar Mayang dan mendelik melihat penampilan kami.
Mereka menggiring dan mendudukkan kami di ruang tamu. Lalu seseorang yang berumur setengah baya membuka mulut, " saya dapat laporan warga kalau penghuni rumah ini sudah berzina, apa benar?"
"Kami memang akan segera menikah, maaf tadi khilaf, " sahut Mayang. Aku terpana. Bagaimana mungkin dia memutuskan menikah dengan aku yang baru dikenalnya?
Tapi aku tidak merasa rugi jika mendapatkan istri kedua seperti Mayang. Lagipula hartaku banyak. Cukup lah untuk membiayai 2 orang istri. Batinku.
"Baik, saya akan menikahi Mayang, " tukasku mantap.
Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, "Tunggu dulu...,
Next?
Sesempurna apapun pasanganmu, kalau kamu tidak pandai bersyukur, pasti kamu akan melirik yang lainnya. - Kemala Sarasvati-***Flash Back On :Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, "Tunggu dulu...,"P-pak Pramono?" aku terkejut dengan kehadiran pak Pramono secara tiba-tiba."Pak Bram, saya tidak menyangka kamu melakukan hal yang memalukan dengan keponakan saya, dan kamu Mayang, barusaja papa kamu meninggal, sudah berbuat seperti ini.Paman tidak mau tahu, sekarang juga kalian harus menikah, siri dulu tidak apa-apa," lanjut pak Pramono.Aku tersentak. Aku memang telah tergoda oleh Mayang, tapi aku tidak menyangka akan dinikahkan secepat ini.******Satu bulan setelah menikahi Mayang secara siri, Mayang memintaku segera menikahinya secara resmi.Tentu saja aku belum berani, karena aku su
Hari ini bukan raga yang dikuasai oleh lelah, Sesak menggedor-gedor mata sehingga meneteskan airnya. Membuat jiwa seakan digerogoti oleh penat dan sesal. -Kemala Sarasvati-***Bram dan Ryan sampai di depan rumah Kemala. Meski berdebar, dia melangkahkan kaki juga memasuki ruang tamu.Seketika semua mata yang ada di ruangan tersebut memandang tajam ke arah dirinya yang baru sampai di ambang pintu."Duduk Bram !" terdengar suara berwibawa papa Kemala.Bram segera berjalan menuju sofa berwarna abu-abu di ruang tamunya diikuti oleh Ryan.Begitu Bram dan Ryan sudah duduk, papa Kemala berkata sambil mengulurkan ponsel, " Jelaskan Bram, apa yang terjadi,"Bram menerima ponsel dari papa dan memandanginya. Tampak video di apotik rumah sakit Mitra Sehat yang tadi sudah dilihatnya.Bram menarik nafas panjang. Jadi memang dia h
Cinta itu ibarat pasir pantai. Kalau kau menggenggamnya terlalu erat, dia akan pergi dari sela-sela jarimu. Tapi kalau kau tidak menggenggamnya dia akan terbang, terbawa angin. ***"Kamu tahu Mas, usia kandungan Mayang menurut USG sudah 13 minggu atau 3 bulan lebih? Berarti lebih dulu hamil daripada nikahkan? " Kemala bertanya retoris.Bram terpana mendengar perkataan Kemala. " Benarkah? kamu jangan bercanda!"Kemala mendelik."Apa aku terlihat bercanda? kami tenaga medis sudah disumpah profesi untuk tidak pernah berbohong ataupun menyembunyikan kebenaran terkait dengan kondisi pasien, apalagi mas kan suaminya Mayang, mas berhak mengetahui kondisi istri KEDUA mas, " Sahut Kemala tersenyum walau ada ribuan jarum yang seolah menusuk hatinya saat dia berkata bahwa Mayang adalah istri Bram.Bram tersenyum miring. "Atau kamu salah mendiagnosa?" tuduhnya.
Hati itu hanya satu, karena itu akan sangat sulit jika ada dua nama yang tertulis di dalamnya - Kemala Sarasvati -***"Dari Ryan?" gumamku tak percaya. Dia memang sering bertanya tentang aktifitasku dan aku pun membalas pesannya.Karena kupikir tidak aneh jika ada seorang adik ipar yang bertanya tentang aktifitas kakak iparnya. Dan tidak ada pertanyaan lain setelah itu.Lagipula Ryan memwhatsapp juga tidak setiap hari.Tapi sekarang, kok aneh whatsapp Ryan padaku.Dulu pernah kuberitahukan pada mas Bram bahwa adiknya beberapa kali pernah menanyakan apa yang sedang kulakukan, tapi mas Bram menanggapinya dengan biasa saja."Mungkin itu caranya agar akrab dengan saudara iparnya, Mala," itu jawaban mas Bram.Maka akupun dengan senang hati membalas pesan Ryan dan balik bertanya dia sedang apa.
Tahu nggak kenapa Tuhan menciptakan ruang kosong diantara jari-jari tangan kita? Itu karena suatu saat akan ada orang yang datang menemui kita untuk mengisi ruang kosong diantara jari-jari kita tersebut dan menggenggamnya erat untuk selama-lamanya. - Kemala Sarasvati-***"Hm, terserahlah mau mengirimiku apapun juga, aku tidak akan menemuinya," batin Kemala."Walaupun penasaran, tetapi aku tidak ingin lebih dahulu nyamperin cowok. Kalau dia ingin bertemu denganku, biar dia ke rumah atau ke rumah sakit Elan saja," gumam Kemala lagi.Dia lalu meletakkan buket bunga tersebut di meja ruang tamu lalu bergegas menuju kamarnya.Setelah melepas jilbab dan berganti baju, Kemala menuju kamar mandi untuk berwudhu. Sudah jam 3 sore dan dia belum menunaikan sholat ashar.Seusai sholat, Kemala berbaring di ranjang. Diedarkannya pandangan ke seluruh dinding
Kenapa rumah sakit menerima pasien?Karena yang menerima kamu apa adanya ya cuma aku...***Flash Back On :"Yan, temenin gue beli sarapan yok, udah jam 9 belum sarapan, laper banget nih, mana semalam gue malas makan, " ajak Eza, teman sekostku yang tiba-tiba muncul di ambang pintu kamar.Aku yang baru saja memainkan gitarku dan menyanyikan lagu favorite menjadi berhenti sejenak dan mengalihkan pandangan dari gitar ke wajah Eza."Males gue, tadi udah delivery ayam goreng, tapi sekarang udah habis," sahutku seraya tersenyum."Ah elu ga asik, masak anak cowok di kamar terus sih, sering-sering main dong, lihat dunia luar, siapa tahu ketemu cewek cakep," sahut Eza."Elu tuh ngajak gue keluar buat cari sarapan atau cari cewek sih Za?" tanyaku sewot."Dua-duanya. " Eza cengengesan."Lu ga bosen apa di kamar teru
Kadang ada sebuah nama yang tertulis di hati, tapi tidak tertulis di buku nikah. - Ryan Abyaksa-***"Mayang ini adik sepupu gue, baru pindah dari ibukota ke sini, rumahnya cuma 3 kilo dari rumah gue," tukas Eza.Aku tersenyum."Kamu kelas berapa, Dek?" tanyaku basa basi."Kelas 2 SMP kak, " jawab Mayang."Uhm, masih kecil ya, kesini sama mama papanya ya?" tanyaku lagi.Tiba-tiba Eza mengangkat wajahnya dari ikan yang sedang diolesi bumbu."Ssst, pertanyaanmu itu...,"Mayang menunduk mendengar pertanyaanku."Istri saya baru meninggal, makanya kami pindah ke desa tempat saya lahir karena Mayang selalu sedih saat teringat ibunya," sahut seorang laki-laki dari belakang."Ma-maaf ya Om, saya tidak tahu," ucapku merasa bersalah.Ayah Mayang tersenyum mendengar
Dia yang selalu datang dalam setiap mimpi-mimpiku, membuatku menggunakan segala cara untuk memilikinya. Entah ini obsesi atau cinta, aku tak peduli.-Ryan Abiyaksa-Flash back on :"Serius dong, sini dengerin, gue kan punya kakak namanya Bram, lu inget gak kakak gue yang pernah mampir ke kost kan dulu?" aku bertanya pada Eza."Ingetlah, yang rambutnya ikal kan?" Eza memastikan.Aku mengangguk."Ada apa sama kakak lu?" tanya Eza."Kakak gue yang akan jadi suami Mayang!""Lah, bukannya dia udah punya istri? dokter yang selalu lu bilang itu kan?" Eza terheran-heran."Jadi rencana gue adalah lu minta tolong ayah lu buat menjalin kerja sama sama mas Bram di daerah rumah lu, terus di tengah jalan rute antara tempat pertemuan ayah lu dan hotel mas Bram, lu suruh Mayang nungguin mobil yang udah lu rusak akinya, mas Bram orangnya g