Share

33, Bosan

SEMOGA isi kepala ibunya tidak berlari ke mana-mana. Aku merutuki kebodohanku. Kenapa bisa sampai aku berakhir di sini. Memasak, makan, bahkan disuapi. Lalu tertidur, lelap pula dan memakai pakaiannya.

“Maaf, Bu. Saya ketiduran.” Dia sudah berjalan ke arahku, lalu duduk di sampingku. Aku memastikan pakaian yang aku kenakan tertutup rapi.

Ya Tuhan, apa yang ada di kepalanya melihat aku memakai pakaian Vlad di saat matahari seterik hari ini?

“Jangan turutin maunya Vlad. Dia sering caper.”

Aku mendengus. Kulirik, Vlad tidak bergerak dari kursinya. Melihat dia sediam itu, bayangan dia berdiri di depan tiang bendera kembali hadir. Apa tadi dia membelaku juga? Seperti dulu dia menutupi malu guru-gurunya.

“Anna, Bunda terbelah, Sayang.” Dia mengelus bahuku. “Bunda mau anak bunda dapat yang dia mau. Tapi kamu…”

“Ya, Bu, saya mengerti. Saya yang salah.” Kali ini kuambil alih tanggung jawab. Seperti dulu dia berani mengakui kesalahannya

Sandra Setiawan

Repot ye bohong sama anak cerdas. Nulis Vlad, nyaman banget. Etapi saya selalu nyaman sih nulis. Karena saya nulis apa yang mau saya tulis. Saya masih nolak didikte pasar. Hubungan antar bab meski beda time frame makin berasa ya. Nyari hubungan itu yang nantang. Gue cerita apa ya biar nyambung sama bab berikutnya? Sering ya disambung-sambungin aja. Catatan ini saya buat untuk penulis kalau mau nulis dengan style yang sama. Happy reading y’all. Btw, love-nya nggak usah diirit-irit lah. Pencet love nggak ngurangin koin nggak ngurangin kuota tapi buat penulis receh seperti saya berguna banget loh. Saya mau ajak Vlad ngamen, kalau statistiknya bagus kan enak tuh apply-nya. Makasih sudah mau mampir dan kasih love-nya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status