Share

41, Kenangan

“AHH…” Tanpa sadar kucengkeram tangan yang memegangku. Membuat Vlad semakin bersiaga dan memegangku—memelukku—lebih erat lagi.

Sebuah pecahan semen sebesar kepalan tangan itu yang kuinjak yang membuatku limbung nyaris terjengkang. Ketika aku berusaha menstabilkan tubuh, aku merasakan tarikan urat di betis yang menyengat membuatku tersentak lalu aku mengaduh dan meringis. Aku tidak bisa menggerakkan tungkai tanpa membuat tarikan itu makin terasa. Aku seutuhnya berpegangan pada Vlad, bergantung di lengan dan bahunya.

“Kamu kenapa?” tanyanya cemas.

“Sa… kit…”

Aku berusaha berjalan, tapi bergerak saja aku kepayahan. Vlad terus memegangku, membiarkan aku utuh bersandar di tubuhnya. Tapi aku berusaha berjalan menuju sisi pengemudi mobil. Vlad seperti mengetahui maksudku, aku merasakan kakiku tak menginjak tanah ketika dia mengangkatku di pinggang menuju mobilnya yang entah kapan sudah ada di dekat kami.

Aku pasrah ketika dia membantu mendudukkan aku

Sandra Setiawan

Vlad kalau lagi baper ngomongnya makin nyelekit ye. Yang iye aje Anna nggak larang dia pijit betisnya. Gimana kalau tu tangan makin aktif naik kalau dibiarin? Tapi… gimana ya? Anna sakit. Bisa jadi memang Vlad nggak mikir macam-macam, pure mau bantu Anna biar cepat sembuh. Ah. Saya bilang juga apa, novel ini galau di grey areanya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status