Share

18. Jangan Pernah Sendiri

Sudah hampir tiga jam Erine berjalan mondar-mandir di kamar. Memikirkan bagaimana dan ke mana harus Erine lakukan. Tidak ada yang percaya, juga membantu.

Dering ponsel mengganggu pikiran Erine. Tidak disangka, Erine memiliki ide untuk mengajak orang yang ingin berbicara melalui ponsel. Orang tersebut adalah Nath Joseph, kekasih Erine.

"Hei, aku menghubungimu karena kamu tidak masuk sekolah. Kudengar, pamanmu meninggal dunia. Aku turut berduka." Betapa manisnya Nath pada Erine. "Berita itu masuk televisi juga. Bagian paha, pundak, dan leher sungguh ditusuk?"

Erine tidak bisa langsung mengajak begitu saja. Nath harus mendengar penjelasan Erine dari awal hingga akhir. "Ya, lalu dilempar dari hotel. Sungguh tragis."

Nath sudah tidak bicara. Sekarang giliran Erine yang bicara panjang lebar. "Nath, dengar, aku ingin kamu mendengarkanku."

"Katakan saja. Apa ada sesuatu?" Nath yang rebahan di ranjang, langsung merubah posisi menjadi duduk. Suara Erine terd

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status