Persahabatan yang ternoda.Part: 18.***Hari berganti ....Dev masih mencaritahu di mana keberadaan Layla. Bahkan photo Layla selalu Dev bawa untuk bertanya pada siapa saja yang dilihatnya.Setelah tak mendapatkan hasil, kini Dev melajukan mobilnya ke arah rumah sakit. Dev bekerja seperti biasa. Namun, tentu saja hatinya sangat gelisah.Sedangkan Naomi sudah memutuskan untuk beristirahat dari pekerjaannya. Selama mengandung, Naomi tak ingin mengambil risiko. Di sisi lain, Layla mendapatkan respon tak baik dari tetangga sekitarnya. Mereka tak suka ada Layla kembali di desa."Mbak Nunung, hati-hati lho suaminya kepincut janda muda," sindir Atun, si tukang gosip di desa.Layla yang tengah menyapu halaman depan, mendengar semua sindiran untuk dirinya. Tetapi Layla tidak ingin meladeni mereka."Hus! Jangan gitu dong, Tun. Sekarang ini memang tergantung bagaimana laki-laki saja, kalau dasarnya keganjenan, mau janda, mau nenek-nenek pun diembat juga," sahut Nunung yang tak suka bergosip."
Persahabatan yang ternoda.Part: 19.***Rio mendekati Atun dan bertanya. "Maaf, Mbak. Apa wanita bernama Layla ini beneran tinggal di sini?"Mata Atun terbelalak menatap photo Layla. Bibirnya tersungging, mencibir."Ada urusan apa?" ketus Atun.Rio mengerutkan dahinya ketika Atun bersuara."Kalau tidak kenal, biar saya tanya yang lain saja," ujar Rio berlalu."Tunggu!" teriak Atun pula."Apa lagi?""Saya kenal dengan Layla."Rio tersenyum senang. "Tunjukkan rumahnya!"Otak licik Atun bekerja, melihat penampilan Rio yang keren dan dari kota, tentunya ia memiliki uang yang banyak, pikir Atun."Tapi tidak gratis," ucap Atun pelan."Baiklah, tunjukkan saja dulu! Saya tidak punya banyak waktu," sahut Rio kesal.Kini Atun mengajaknya menuju rumah Layla.***Sementara Dev masih menunggu kabar dari Rio. Dev masih di Apartemen, padahal Naomi di rumah sedang terpeleset di kamar mandi.Naomi mengalami pendarahan. Sulis dan Lastri panik. Kini Naomi dibawa ke rumah sakit di mana tempat Naomi ber
Persahabatan yang ternoda.Part: 20.***Waktu berganti ....Dev berangkat ke rumah sakit tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu. Ia menyiapkan beberapa perlengkapannya di Apartemen, hingga Dev tak perlu repot-repot mengambil ke rumah.Naomi dan yang lain sangat cemas. Dev tak pulang hingga pagi. Luka hati sang istri semakin perih. Seorang calon buah hati telah lenyap, kini suami pun entah ke mana."Aku tak sanggup lagi, Bu!" keluh Naomi meratapi nasibnya."Sabar, sayang. Ibu akan memperingati Dev dengan serius nanti. Ibu berjanji," ucap Lastri memeluk Naomi.Di sisi lain, Layla kembali jadi bahan gosip Atun. Pasalnya pria dari kota itu, rela membayar Atun hanya untuk bisa bertemu Layla."Mbak, ini sudah tidak beres. Saya yakin, Layla itu pasti wanita gak bener," ujar Atun."Iya. Saya juga gak tenang kalau dia tinggal di desa ini. Lebih baik suruh saja dia pergi," sambung yang lain."Astagfirullah ... kalian benar-benar keterlaluan." Nunung menggelengkan kepala.Di desa, Nunung termasu
Persahabatan yang ternoda.Part: 21.***Pagi harinya Dev sangat bersemangat. Ia merasa bahagia karena Layla sudah kembali lagi di kota ini. Namun, Dev belum berani menampakkan diri di hadapan Layla."Mas, sarapan dulu," ucap Naomi lembut."Iya, terima kasih." "Dev, sayangku. Oma sudah memesan dua tiket liburan ke Bali untuk kalian berdua," ujar Sulis sembari menyerahkan dua lembar tiket.Naomi tersenyum senang. Sedangkan Dev sudah tak berminat pergi liburan."Kenapa tak memberitahuku terlebih dahulu, Oma? Aku sungguh sibuk akhir-akhir ini. Bisnisku tak bisa ditinggal, walau pekerjaan di rumah sakit bisa mendapat cuti," papar Dev berkilah."Pergilah walau hanya tiga hari saja, Dev!" sambung Lastri."Iya, Mas. Untuk saat ini kita memang cocok pergi berlibur. Bukankah Mas sendiri yang berkata akan memulai semuanya dari awal lagi." Naomi bersuara.Dev menarik nafas dalam-dalam, kemudian melepasnya dengan berat."Baiklah," sahut Dev singkat.Naomi dan yang lain sungguh senang mendapat pe
Persahabatan yang ternoda.Part: 22.***Waktu terus saja berjalan dengan cepat. Kini Dev dan keluarganya sudah sampai di rumah."Mas, silakan istirahat! Aku akan menyiapkan makanan yang sehat untukmu, Mas." Naomi masih berusaha bersikap tenang.Dev hanya mengangguk. Lastri dan Sulis menemaninya."Sayang, apa kau juga tak bisa mengingat kami?" tanya Sulis.Dev menggeleng dengan cepat dan berkata. "Layla, cuma Layla.""Bagaimana ini, Bu?" Lastri putus asa.Naomi yang memasak bubur, kini telah kembali ke kamar.Lastri dan Sulis pun bergegas pergi, dan membiarkan Naomi berduaan dengan suaminya."Makan dulu, Mas!" Naomi menyuapi bubur itu dengan penuh cinta.Dev memakan dua suapan saja."Cukup! Aku ingin bertemu Layla. Tolong bantu aku," ucap Dev.Naomi beristigfar berkali-kali dalam hatinya. Cobaan yang ia hadapi ini sungguhlah berat. "Apa Mas mengingat wajah Layla?" tanya Naomi."Ingat. Jika dia ada di sini, maka aku akan mengenalinya," sahut Dev.Lagi-lagi luka hati sang istri bagai d
Persahabatan yang ternoda.Part: 23.***Waktu terus berganti. Setiap hari Naomi setia menemani Dev. Sesekali Naomi juga menceritakan tentang masa-masa indahnya dulu."Aku bosan, maukah membawaku keliling?" tanya Dev."Tentu saja, Mas. Ayo, kita keliling ke taman. Mas memang harus rilex," sahut Naomi.Kini Naomi bersiap-siap untuk pergi keluar. Naomi juga meminta izin pada Lastri dan Sulis."Bu, Oma. Mas Dev ingin jalan-jalan di luar. Aku akan membawanya," ucap Naomi senang."Wah, bagus itu, Nak. Silakan bersenang-senang diluar." Lastri sangat antusias.Dev berjalan pelan dengan bantuan Naomi, kini keduanya sudah berada di dalam mobil.Sepanjang jalan, Naomi menceritakan tentang hal-hal yang pernah dilaluinya bersama."Dulu awal menikah kita sering duduk di taman. Hari ini aku akan membawa Mas ke sana," ujar Naomi."Benarkah? Terima kasih, sayang." Mata Naomi berkaca-kaca karena bahagia. Suaminya bersikap romantis seperti dulu lagi.'Ya, Allah ... apa aku salah, jika menginginkan ing
Persahabatan yang ternoda.Part: 24.***Hari berikutnya ....Layla membersihkan ruangan seorang CEO Perusahaan tempat ia bekerja.Namanya, Irfan Firnanda Saputra. CEO muda yang tampan dan mapan."Kau OB baru?" tanya Irfan dengan gaya merendahkan."I-iya Pak," jawab Layla gugup.Irfan menatap Layla dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kemudian ia tersenyum getir."Benar-benar ingin bekerja sebagai OB, atau hanya kedok saja?" tanya Irfan pula."Apa maksud Bapak?" "Bukan apa-apa. Cepat bereskan gelas kotor di meja saya ini! Setelah itu buatkan saya segelas kopi yang pas. Ingat, harus pas!" Irfan terkenal cuek, dan angkuh. Usianya sekitar 27 tahun. Alisnya tebal, hidung mancung, bibir sedikit berisi tapi terkesan seksi. Setiap wanita yang melihatnya tentu akan terkesima, tapi akan berpikir dua kali setelah mengenal wataknya. Irfan cuek dan dingin, bahkan suka memandang rendah wanita. Itulah sebabnya hingga sampai saat ini, ia masih membujang.Layla bergegas membuatkan Irfan kopi. Ia s
Persahabatan yang ternoda.Part: 25.***Air mata Dev jatuh begitu saja, ketika membaca percakapan lamanya dengan Rio.'Layla ... di mana sekarang kau Layla? Maafkan aku yang tak mencarimu. Tetapi setelah ini, aku berjanji akan menemuimu,' gumam Dev.Tak lama kemudian, Naomi masuk ke dalam kamar. Dev menyembunyikan ponselnya di bawah bantal."Mas, apa sudah baikan?" tanya Naomi lembut."Iya. Mas sudah tidak sakit kepala lagi," sahut Dev memaksakan sebuah senyuman."Sudut mata, Mas kok basah. Apa Mas tadi menangis?" Naomi mengusap sisa air mata Dev dengan ujung jarinya. Hati Dev bergetar, ia tak mengerti kenapa bisa mencinta wanita lain, selain istrinya. "Sayang, katakan yang sejujurnya! Siapa Layla?" Dev menggenggam tangan Naomi.Naomi terdiam, tubuhnya menjadi lemas ketika mendengar suaminya menyebut nama Layla lagi."Apa Mas masih memikirkan tentang Layla?" Naomi menatap serius ke arah mata suaminya."Mas tidak mengerti, tetapi nama itu selalu menyelinap dalam pikiran, Mas."Lagi