Share

BAB 17

“Kalau aku tidak seperti yang kau ucapkan, kok. Aku malah biasa saja bertemu dengannya siang tadi,” ucap Bagus. Terkekeh melihat kelakuan sahabatnya yang berlebihan menurutnya itu.

“Ah, sudahlah. Kau tidak akan mengerti. Harta kekayaan Tuan Sean Bagaskara itu tidak bisa habis dalam tujuh keturunan. Karena dia orang terkaya nomor dua di negara ini,” ujar Ryan, terlihat sangat ambisius.

“Kalau dia nomor dua, terus nomor satu siapa? Apa Pak Presiden kita?” tanya Bagus dengan polosnya.

“Astaga, Kawan, pengen aku benyek-benyek mukamu karena gemes melihat kepolosanmu itu,” jawab Ryan sambil menepuk jidatnya.

“Pak Presiden itu orang terhebat nomor satu di negara ini, bukan terkaya nomor satu. Orang terkaya nomor satu itu tentu kakak kandungnya orang yang bernama Sean Bagaskara ini,” sambungnya.

Bagus hanya tertawa kecil karena telah mengusilin sahabat karibnya itu. “Iya, aku paham, kok, maksudmu. Jadi, orang yang memberikanku kartu nama itu menurutmu benar-benar akan memberikanku pekerjaan, k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status